Cara Produktif Mendampingi Suami Bersekolah di Luar Negeri

Memiliki kesempatan ke luar negeri dalam rangka mendampingi suami merupakan mimpi yang tak dimimpikan. Mengapa? Karena bagi saya bermimpi menginjakkan kaki di negara lain seperti punguk merindukan bulan alias mustahil. Pesimis memang. Namun, saat itu saya hanya mencoba berpikir realistis atas kemampuan yang saya punya. Pola pikir saya kemudian bergeser bahwa ketika memang sudah takdir-Nya, maka tak ada yang tak mungkin. Dan sekarang takdir itu sedang saya nikmati. Alhamdulillah...
 
Untuk menghargai takdir indah dari Allah ini, saya bertekad menjadi pribadi yang produktif. Sebut saja sebagai wujud rasa syukur saya kepada Allah. Namun, ternyata untuk menjadi produktif, saat harus beradaptasi itu cukup menantang juga. Saya harus beradaptasi dengan lingkungan baru serta mendampingi dua anak sekaligus dalam berbahasa dan berbudaya. Belum lagi sistem pelayanan publik yang sedikit berbeda dengan di Indonesia, yang membuat kita tidak bisa langsung datang berobat ke dokter, misalnya. 
 
Apa pun tantangannya, rumus untuk menaklukkannya hanya satu: lakukan!
 
Jadi, setelah mendata produktivitas jenis apakah yang ingin kita lakukan, pastikan semua yang kita tulis itu kita realisasikan. Agar tidak menjadi euforia sesaat, lakukan saja sesuai minat dan kesenangan kita. Apa saja yang sudah saya lakukan?

Jalan-jalan Gratis

Berada di negara baru tentunya menjadi tempat wisata gratis yang bisa kita bagi keindahannya atau keunikannya meski lokasinya adalah tempat tinggal kita sendiri. Eksplorasi sedikit mengenai fasilitas tempat tinggal kita seperti halnya taman bermain, taman baca, atau sarana olahraga dan belanja bisa menjadi aktivitas produktif di minggu-minggu pertama keberadaan kita di negara tersebut. Selain bisa jalan-jalan gratis, kita juga bisa berbagi informasi kepada kerabat terdekat tentang lingkungan baru tempat tinggal kita.
 
Mencari Kelompok Belajar Gratis
Biasanya, lingkungan kampus yang notabene menjadi lingkungan pilihan domisili para mahasiswa, memiliki kelompok-kelompok belajar gratis yang diadakan komunitas setempat sebagai cara mereka untuk memperkenalkan budaya dan bahasa lokal. Kita bisa memilih mana yang cocok untuk diikuti. 

Berteman
Nah, kalau kita sudah bergabung dengan kelompok belajar, besar kemungkinan kita bakal dapat banyak teman. Meski ya memang mencari teman itu ibaratkan mencari pasangan alias cocok-cocokan. Terkadang ada teman yang hanya cocok untuk sekadar ngomong basa basi, kadang ada yang sekedar jadi teman mengobrol di taman bermain, syukur-syukur bertemu teman buat untuk dijadikan sahabat selama merantau. Serunya, kita bisa seolah sedang berjalan-jalan keliling dunia karena mengenal bermacam-macam orang dari berbagai belahan dunia. 
 
Memanfaatkan Fasilitas Kampus Tempat Suami Belajar
 
 
Sebagai mahasiswa internasional, kampus biasanya memiliki layanan fasilitas dan aktivitas yang family friendly. Cari tahu dan catat semua aktivitasnya lengkap dengan tanggal pelaksanaan plus tempatnya. Jangan lupa nikmati semua fasilitas kampus berupa sarana olahraga, perpustakaan dan transportasi kampus atau semua fasilitas gratis. Pokoknya harus dioptimalkan, karena semua sarana dan prasarana yang suami kita peroleh bisa jadi sangat mendukung produktivitas kita sebagai istri.
 
Praktik Memasak Makanan Internasional
Hal ini agak jarang saya lakukan, mengingat lidah kami terlalu setia pada masakan Minang. Namun, mumpung di negara orang, tidak ada salahnya kita coba memasak makanan mereka atau dari negara lain yang bahan-bahannya cenderung lebih murah dibandingkan jika kita membuatnya di Indonesia. Hal ini bisa menambah pengalaman dan wawasan kuliner.
 
Berkreasi Ide Bermain Anak dan Dekorasi Rumah
Kita juga bisa menciptakan kreasi permainan untuk anak-anak yang sesuai dengan usia mereka. Ide-ide seperti ini banyak sekali di media sosial. Kita bisa memanfaatkan barang-barang bekas atau berburu mainan bekas yang kondisinya masih bagus. Selain itu, kita juga bisa menata tempat tinggal kita di sini agar jadi menarik dan menambah semangat kita sehari-hari. 

Abadikan dengan Kamera dan Tulisan

Selama berada di negeri orang, selalu abadikan setiap momen. Terserah apakah akan dibagikan melalui media sosial, atau hanya di album pribadi. Kelak dokumentasi ini akan menjadi cerita yang membuat kangen dan mudah-mudahan jadi motivasi untuk anak cucu kita untuk menimba ilmu. Jangan lupa untuk mem-back up semua file foto yang kita miliki. Apalagi sekarang bantuan kecanggihan teknologi membuat kita dengn sangat mudah menyusun album foto dan video kita, seperti misalnya dengan bantuan Google Photo. Nah selain foto dan video, buat kita juga bisa menuliskan pengalaman kita selama di sini.
 
Semoga beberapa aktivitas di atas menginspirasi Urban Mama yang juga tengah mendampingi suami bersekolah. Apakah ada yang ingin menambahkan? 
Related Tags : ,

4 Comments

  1. avatar
    musdalifa anas March 12, 2018 9:16 am

    Alhamdulillah ya, ikut senang bacanya. Kebayang serunya bisa tinggal di negeri orang, bisa memiliki pengalaman dan tantangan baru, bisa banyak belajar. Suka senang liat foto-foto beberapa teman yang ikut suami belajar/sekolah di luar negeri, jadi setuju dokumentasi itu penting banget buat cerita anak-cucu.

    1. avatar
      Merisa Putri March 16, 2018 9:14 pm

      iya mba alhamdulillah ... meskipun dimana pun kita berada pasti ada suka dukanya ya mba. tp dibikin seru aja sama diri sendiri. hihihi .. makasi ya mba udah baca tulisan sederhana ini

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .



  2. avatar
    Cindy Vania March 9, 2018 10:12 am

    Seru ya kalau bisa mencoba tempat tinggal baru di kota/negara yang berbeda. Walau awalnya membandingkan dengan tempat tinggal sebelumnya, tapi kalau bisa menemukan sesuatu yang pas dan bisa di eksplor pasti semakin menantang dan menarik yaa..

    Aku paling suka deh belajar bahasa dan budaya baru :)

    1. avatar
      Merisa Putri March 16, 2018 9:16 pm

      bener mba Cindy. Terlebih disini orang2 nya seneng berbagi cerita terkait budaya mereka yang pas diketahui ternyata masih menganut paham konvensional kaya halnya di indonesia. seperti halnya norma kesopanan kpd org yang lebih tua misalnya. meski boleh panggil nama aja, tp tetep sikap harus sopan

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .