Holip Soekawan

Featured Urban Papa - May


Holip Soekawan adalah seorang wirausahawan yang memiliki hobi berorganisasi, membaca, dan lari. Menikah dengan Fenny Setiono dan dikaruniai tiga orang anak (14 tahun, 12 tahun, dan 10 tahun).




Holip Soekawan adalah featured urban Papa bulan Mei. Bagi urban Mama Papa yang menyukai lari, tentu Kapten Chubby yang sering "ganti nama" saat memesan Starbucks, sudah tidak asing lagi. Yuk! Simak interviu singkat kami dengan Papa Holip.
___
Topik fatherhood cukup berat karena keberhasilan sang ayah akan diketahui nanti, setelah anak-anak menjadi individu dewasa yang, ironisnya, sudah tidak memerlukan figur ayah lagi.

Dalam konteks ini, jelas saya belum qualified. Knowing that, here are my still-learning answers on the questions asked:

TUM: Apa hal terbaik setelah menjadi ayah?
Holip: Bisa membuat ketiga anak saya tersenyum dan bisa tertawa bersama mereka, adalah hal terbaik bagi saya sebagai ayah.

Anak sulung saya penyandang autis dan di usia empat belas tahun dia masih belum bisa two-way conversational. Kami "bicara" satu arah mayoritas dengan pandangan dan pelukan, dan saat bisa membuat dia tersenyum, apalagi tertawa bersama tanpa alasan yang jelas, it's the most precious thing.

TUM: Apa momen keluarga yang sangat berkesan?
Holip: Setiap kali jawaban di pertanyaan nomor 1 terjadi, every single one of those moments is meaningful.

TUM: Bila ada hari libur 3 hari, apa yang Papa Holip akan lakukan bersama keluarga di hari 1,2, dan 3?
Holip: Untuk liburan 3 hari, yang pasti setidaknya akan ada 1 atau 2 sesi lari. Walaupun untuk aktivitas ini kebanyakan saya lakukan sendiri, running is perhaps the best way to encourage my family to be active, in their own way, even during holidays.

Kami juga suka nonton. Film bioskop terakhir dimana kami tertawa dan enjoy bersama adalah film Thailand "I Fine Thank You, Love You." Film seri TV "The Flash" juga favorit kami saat ini.

Sesuai dengan postur saya yang chubby, makan bersama juga menjadi bagian dari liburan keluarga. :)

Selain itu, tidak ada agenda spesifik yang kami lakukan, karena liburan intinya untuk rileks dan menyelesaikan hal-hal yang belum dilakukan, apapun itu.

TUM: Apa gaya parenting dan values dari orangtua yang Papa Holip lanjutkan/terapkan pada anak-anak? Dan bagaimana cara meneruskan nilai nilai tersebut.
Holip: Menekankan values bahwa being smart (not just intelligent), as well as being fair and independent, adalah sangat penting. Ini values yang saya coba teruskan pada anak-anak.

Terkait dengan cara meneruskan nilai-nilai pada anak-anak, salah satunya dengan back to basics, misalnya kegiatan mendasar seperti berlari.

Banyak yang bertanya pada saya, "Kenapa betah lari hampir setiap hari?"

Sebenarnya dibilang betah banget lelarian juga tidak. Terkadang, lari itu membosankan dan tidak gampang. Tetapi suatu saat, di pertemuan orangtua dan guru (parents and teachers meeting), guru anak saya mengatakan, "Anak Bapak terkesan pada ayah-nya karena rajin lari." Ternyata kegiatan basic inilah yang menjembatani keinginan saya menyampaikan basic values seperti perseverance, independence, and to finish what you start, pada anak-anak saya.

Anak saya (ternyata) mengobservasi aktivitas saya yang satu ini, yang sering saya lakukan saat dia masih tidur saat weekend/hari libur. Anak saya juga pernah ikut beberapa race dan dia tau siapa pun yang ingin menyelesaikan jarak lari tertentu, apakah itu 5 KM ataupun 50 KM, perlu usaha dan komitmen.

Oprah pernah mengatakan, “Running is like life, you get out of it, as much as you put into it.” Ini adalah pelajaran penting untuk anak-anak saya.

Tetapi, dari semua ini yang paling banyak belajar adalah saya sebagai ayah. Paragraf ini bukan mengenai lari berlari. Ini semua menunjukkan bahwa anak-anak selalu mengamati kegiatan dan tindakan saya. Pertanyaannya, pesan dan pelajaran apa yang sedang saya sampaikan pada mereka setiap saat?

TUM: Apa yang akan Papa Holip lakukan agar kelak anak-anak mengingat Papa Holip/ kesan anak-anak terhadap Papa Holip sebagai ayah-nya?
Holip: Hemat saya, semakin kita berumur, semakin kita mencari keseimbangan hidup. Saya tidak selalu berhasil menjaga keseimbangan yang ideal, but I always remind myself to seek that elusive balance. Knowing that my children are observing me 24/7, is part of the fun, and challenge, in this journey of fatherhood.

Dengan segala kegiatan yang saya lakukan, saya harap anak anak kelak mengingat saya sebagai the provider of their various needs and, more importantly, a positive facilitator in their journey to become well-balanced adults.

Banyak hal yang saya sampaikan di sini, anak sulung saya punya interpretasi sendiri. Saya tidak tahu bagaimana dia akan mengingat saya, tapi saya harap deep down, he knows he is loved and cared for, just like every member of this family.

8 Comments

  1. avatar
    Eka Gobel May 23, 2015 2:21 pm

    inspiring article! terima kasih papa holip Sudan berbagi!

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    zata ligouw May 22, 2015 8:37 am

    wihhh urban papa yang satu ini emang inspiratif.. seneng deh baca artikel ini..

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Retno Aini May 21, 2015 11:50 pm

    terima kasih ya papa Holip & keluarga, menginspirasi keluarga2 lainnya di TUM :D

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Cindy Vania May 21, 2015 11:19 am

    Suka sekali sama artikel ini..Terimakasih sudah sharing di TUM ya Papa Holip :)

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    WiwiT May 21, 2015 6:33 am

    OMG! Pagi-pagi baca artikel yang bergizi seperti ini bikin semangat! Terima kasih sudah menjadi inspirasi untuk seluruh keluarga Papa Holip!

    1. avatar

      As .