Lebih Lanjut Tentang Inflasi

Apakah inflasi?
Inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus, yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain yaitu:


    1. Konsumsi masyarakat yang meningkat (demand tinggi).
    2. Berlebihnya liquiditas di pasar yang menyebabkan terjadinya spekulan dan konsumtivitas yang tinggi.
    3. Tidak lancarnya distribusi barang.



Namun inflasi ini juga bisa diartikan dengan menurunnya nilai mata uang secara continue. Bahasa sederhananya: harga naik, namun tanpa disertai oleh kenaikan nilai atau value dari uang kita. Atau dengan kata lain, kita tidak mampu membeli barang yang sama dengan harga yang sama, dalam selang waktu yang berbeda.

Contoh:
Di dekat rumah saya, setiap bulan puasa, ada penjual bubur candil yang selalu setia berjualan dari tahun ke tahun, yang dikemas dalam kemasan gelas plastik berukuran sedang. Di tahun 2009 segelas bubur candil kemasan itu dijual dengan harga Rp. 3.000,00 , di tahun 2010 terjadi kenaikan sehingga bubur candil yang sama, dijual oleh orang yang sama, dengan harga Rp. 3.500,00 , di tahun 2011 menjadi Rp. 4.000,00 dan di tahun 2012 kembali terjadi kenaikan sebesar Rp. 5.000,00.

Sadar atau tidak, telah terjadi kenaikan atau inflasi yang sangat besar dari sebuah bubur candil tersebut, dari tahun ke tahun.

Dari tahun 2009 ke 2010, telah terjadi inflasi sebesar 16,7 %, dari tahun 2010 ke 2011 telah terjadi inflasi dari bubur candil sebesar 12,5% , dari tahun 2011 ke 2012 telah terjadi inflasi sebesar 25%.

Pemerintah pada setiap annual waktu akan mengumumkan perihal inflasi secara berkala. Namun sayangnya realita di pasaran tidak akan pernah sesuai dengan inflasi yang diumumkan oleh pemerintah.

Bagaimana dengan kenaikan gaji kita?
Ada 2 faktor yang mempengaruhi kenaikan gaji kita, yaitu:


    1. Inflasi yang diumumkan oleh pemerintah, ditambah dengan
    2. C.O.L.A (Cost of Living Adjustment), jadi ada penyesuaian yang sengaja di lakukan oleh company tempat kita bekerja, agar setidaknya antara gaji dengan kenaikan inflasi di lapangan dapat lebih bisa mendekati.

Faktanya adalah: tidak semua perusahaan memberikan kenaikan gaji setiap tahun dan bisa mengejar inflasi yang real terjadi.

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Berita baiknya adalah: kita tidak usah khawatir akan inflasi yang terjadi di Indonesia, kalau kita sudah melakukan investasi yang sesuai dan antisipatif dalam mempersiapkannya.

Investasi di Indonesia ternyata adalah salah satu investasi yang sangat menguntungkan apabila dibandingkan dengan investasi di negara-negara lain.

Reksadana dan trading di Pasar Modal, misalnya, belum terkena pajak dan belum ada undang-undangnya yang secara jelas dan gamblang mengatur mengenai perpajakan yang harus dikenakan melalui keuntungan yang mungkin timbul akibat capital gain ataupun pembagian deviden. Hal seperti inilah yang justru menjadi sangat menarik bagi investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Belum lagi kenyataan bahwasanya Bursa Efek Indonesia tidak nge-link atau berhubungan langsung dengan Bank Indonesia sehingga antara data nasabahnya tidak bisa terdeteksi sehingga akses kita sangat terjaga dalam hal privacy.

Namun apabila kita memutuskan untuk hanya menggantungkan pada deposito dan uang dari gaji, maka standard kehidupan kita akan menurun karena kita tidak bisa mengejar inflasi, bahkan kita tidak bisa menyamainya. Kesadaran untuk melakukan investasi di sini sangat penting, karena tentunya kita masih bisa ingin menyekolahkan anak-anak kita ke jenjang ppendidikan terbaik, bukan? Jadi bagaimana kalau saya katakan bahwa inflasi pendidikan adalah sebesar 20% per tahunnya? Apakah kita sudah siap? Atau dana pensiun kita apakah sudah mencukupi dan yakin kita dapat hidup menikmatinya masa pensiun kita tanpa harus bekerja di usia senja?

Investasi di Indonesia sangat sangat baik dan menyenangkan apabila kita mau mengenalinya lebih lanjut dan mengetahui risiko, sesuai dengan kebutuhan dan jangka waktunya. Risiko dalam apapun pastinya ada, namun dengan mengenalinya, kita bisa meminimalisir risiko yang ada, atau melakukan transfer risikonya.

Jadi marilah kita memulai mengantisipasi inflasi, dengan mulai berinvestasi sesuai dengan profile risiko kita, agar kita bisa tetap hidup dalam standard kita yang sekarang.

Related Tags : ,

5 Comments

  1. avatar
    Fioney Sofyan November 12, 2013 11:33 pm

    Dear Mba Fifi Wicaksono, terima kasih atas commentnya, semoga bermanfaat.
    Dear Mba Adillanissa, Mba Yolanda dan Mba Inay, terima kasih atas pertanyaannya. Bisa saya jawab, namun akan membutuhkan penjelasan yang sangat panjang. Kalau boleh, silahkan membaca artikel saya yang lain di www.fioneysofyan.com .. Dibagian kanan ada search contentnya, silahkan tulis tentang artikel yang Mba cari apakah logam mulia, properti atau reksadana.

    Kalau masih ada pertanyaan lebih lanjut, dengan senang hati saya menjawabnya.

    Terima kasih.

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    inay November 12, 2013 10:49 pm

    Kalau untuk ibu seperti saya kok masih awam ya bu sama reksadana..asa takut untuk mencoba, tapi kalau ternyata bisa mengikuti laju inflasi sudah selayaknya dipelajari yaa

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Yolanda Septiana June 25, 2013 1:03 pm

    investasi apa ya yang bisa nglawan inflasi?

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    adillanissa June 20, 2013 12:40 pm

    ya setuju, sangat disayangkan masyarakat indonesia masih ragu2 menyisihkan sebagian penghasilannya untuk investasi..
    tanya donk, investasi emas dan properti bagaiamana? kekurangan dan kelebihannya apa menurut mbk?

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    fifi wicaksono May 3, 2013 8:08 am

    tfs,,, bagus bangett,,
    ngingetin untuk mulai wajib berinverstasi demi masa depan anak :)

    1. avatar

      As .