Menginap di Ndalem Katong Ponorogo

Imelda Sutarno A working mom with two gorgeous krucils. Suddenly love the outdoor recreations as an impact of married with her scuba diver husband, Bambang. Take the kids from beach to the hill, from forest to the waterfall, will always give her (and her husband) joy and enthusiastic. Cooking isn’t her middle name but always trying to give her family the best food that she can. Now she lives in Jakarta.

Alhamdulilah tahun  ini banyak kesempatan untuk jalan-jalan saat libur lebaran. Semua dilalui dengan jalan darat. Khusus kali ini saya ingin membahas Ponorogo. Sejak awal niat suami adalah melakukan napak tilas ke kota tempat ia lahir dan tumbuh dewasa hingga SMA. Ia ingin anak dan istrinya tahu tempat ia bersekolah dulu (kami sempat foto-foto juga di bekas sekolah suami), siapa saja teman-teman masa kecilnya, dan di mana saja ia biasa bermain ketika kecil.

Kami tiba di Ponorogo sudah siang menjelang sore, dan setelah berkeliling kota, kami kemalaman. Sebenarnya bisa menginap di rumah teman, tapi demi keleluasaan dan kebebasan, maka kami memilih penginapan saja.

Dari salah satu temannya, ia direferensikan ke sebuah guest house. Namanya Ndalem Katong.


Guest house ini lokasinya di pinggir jalan raya, tepatnya di Jalan Batoro Katong nomor 34. Terlihat sempit dari luar. Namun begitu masuk lebih ke dalam, melalui sebuah pintu yang muat untuk ukuran satu mobil, ternyata luas! Saking luasnya, kita bisa parkir mobil di depan kamar tempat kita menginap.

Guest house ini memiliki beberapa tipe kamar mulai dari standar hingga VIP. Karena kami hanya butuh menginap semalam dan memang tidak mencari fasilitas mewah, kami memilih standard room saja. Dalam standard room tersedia dua buah tempat tidur, kamar mandi (tanpa air panas), meja rias, air mineral, AC, TV kabel, plus pagi dapat sarapan. Nah yang bikin Ndalem Katong ini bikin betah buat saya adalah, penginapan didesain se-Indonesia mungkin. Jangan bayangkan ornamen-ornamen Western modern minimalis di sini. Yang ada sebaliknya. Seprai tiap kamar sengaja berbatik ria.


Dalam kamar mandi bak air adalah semacam gentong gerabah. Tentu ada shower, tetapi gerabah ini menjadi ciri khas Indonesia dalam kamar mandi.

Ditambah adanya lampu petromaks jaman dulu yang menjadi semacam hiasan di depan kamar untuk kelas VIP. Kursi dan meja di teras depan masing-masing kamar adalah kursi kayu khas Indonesia.


Untuk kamar standar yang kami inapi, harga per malamnya adalah Rp250.000,- Untuk VIP Room mencapai sekitar Rp400.000,-. Sarapan yang tersedia adalah nasi+ayam goreng lengkap dengan sambel dan lalap. Atau pilihan kedua adalah nasi pecel khas Ponorogo.

Jika berkunjung ke Ponorogo lagi nampaknya kami ingin kembali menginap di sini. Nuansanya yang Indonesia banget benar-benar memberi rasa "feels like home"  buat kami sekeluarga. Pelayanan para petugasnya pun ramah, dan yang paling penting, harganya cukup terjangkau.

3 Comments

  1. avatar
    Imelda Sutarno September 27, 2016 4:38 pm

    @mbak zata: betul sekali mbak. Tapi kata petugasnya kalo peak season liburan tempat ini juga full book. Wah mesti booking dari jauh-jauh hari deh kalau emang niat liburan ke Ponorogo

    @eka maaf baru bales.....ehehehe ayuk ah Ka halan-halan mumpung masih bisa n ada kesempatan. Iya mudah2an bermanfaat dan bisa jadi referensi buat yang mau dolan-dolan ke Ponorogo yaaa....

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Eka Gobel September 22, 2016 8:04 am

    Wah imel halan-halan teroooss..seneng deh ngikutin ceritanya. Serasa ikut jalan2 :)
    Tfs, mel. Pastu berguna banget utk urban mama papa yg akan berkunjung ke Ponorogo.

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    zata ligouw September 18, 2016 8:58 am

    guest house-nya bersih dan luas ya Mel, cocok nih buat liburan tahunan keluarga.. :)

    1. avatar

      As .