Menikmati Indahnya Sunrise di Candi Borobudur

Kami sekeluarga senang sekali melihat sunset. Tiap sore dari rumah, saya dan anak-anak suka memperhatikan sunset sambil duduk-duduk di teras. Jika sunset bisa dengan mudah kami tonton dari rumah atau ketika kami berkunjung ke pantai, beda halnya dengan sunrise. Keindahan matahari terbit jarang kami nikmati karena kesibukan di pagi hari dan memang sulit terlihat dari arah rumah. Suatu saat kami menginap di hotel yang memiliki private beach menghadap ke arah matahari terbit. Begitu tahu akan hal tersebut, kami pun bertekad untuk menyaksikan matahari terbit di pantai. Akan tetapi, selama tiga hari kami menginap di sana tidak satu pagi pun kami berhasil datang ke pantai yang hanya butuh jalan kaki dari kamar hotel tersebut. Ranjang yang empuk dan hangatnya selimut seperti mencekram badan kami untuk beranjak bangun.

Saya lalu berpikir, untuk melihat sunrise memang dibutuhkan usaha yang 'lebih' daripada melihat sunset. Suatu ketika saya melihat foto teman di social media sedang liburan bersama keluarganya di Gunung Bromo, menikmati sunrise. Saya lalu bertanya kepada teman, bagaimana caranya bisa mencapai kesana karena saya tertarik untuk mencobanya bersama keluarga. Rencana saya adalah membeli tiket dari Jakarta menuju ke Malang dan berencana pulang melalui Jogyakarta karena ingin mengunjungi sahabat saya. Sebelum berangkat, ternyata ramai di televisi yang mengatakan bahwa wisata di kawasan Gunung Bromo ditutup karena adanya semburan abu vulkanik dari Gunung Bromo. Jadilah saya membatalkan niat untuk melihat sunrise di Gunung Bromo.

Kemudian sahabat saya di Yogyakarta memberitahu saya tentang wisata sunrise di Candi Borobudur. Saya baru teringat dulu pernah membaca artikel mengenai kedatangan Mark Zuckerberg ke Candi Borobudur untuk melihat sunrise. Segera saya menghubungi travel agent di Yogyakarta untuk mencari informasi mengenai wisata sunrise di Borobudur. Berdasarkan informasi yang diperoleh, untuk bisa naik ke Borobudur di waktu subuh hanya bisa melalui Hotel Manohara yang terletak di area Candi. Harga tiket untuk turis domestik adalah Rp 270.000,- per orang dan gratis untuk anak dibawah 5 tahun. Yeaay!



Saya menyewa mobil dengan driver seharga Rp 400.000,- untuk 12 jam. Malamnya, Chila dan Lea sudah saya bersihkan sebelum tidur dan langsung mengenakan pakaian untuk pergi esok pagi. Bahkan Lea sudah saya pasangkan kaos kaki agar besok hanya tinggal pasang sepatu. Paginya saya bangun terlebih dahulu dan melihat suami saya masih terlelap meringkuk di dalam selimut bersama anak-anak. Kalau liburan begini, sepertinya hanya mamanya saja yang bersemangat memenuhi itinerary yang dirancang, mereka hanya mengekor pada induknya. Saya pura-pura sibuk berkemas saja agar menimbulkan suara-suara hingga akhirnya suami saya terbangun juga. Saat supir tiba di lobby hotel, kami langsung mengangkut anak-anak, diaper bag dan sepatu yang akan dipakai di mobil. Kami berangkat pukul setengah empat pagi dari Yogyakarta. Di siang hari, perjalanan dari Yogyakarta menuju Candi Borobudur di Magelang adalah sekitar 1.5 jam. Kami sempat khawatir akan terlambat menuju Candi Borobudur, namun supir menjanjikan akan sampai hanya dalam waktu 45 menit saja. Karena percaya pada pak supir, kami tak lagi khawatir terlambat dan sepanjang perjalanan lanjut terlelap di mobil. Sesampainya di Hotel Manohara, saya registrasi dan membayar tiket masuk. Suami menggendong Chila, sementara saya menggendong Lea.

Selesai registrasi, petugas memberikan peta dan menjelaskan aturan-aturan yang berlaku. Chila bangun dan sempat cranky sebentar karena kedinginan dan mengantuk, sedangkan Lea masih tertidur nyenyak dalam dekapan saya. Chila baru semangat setelah diberikan senter oleh petugasnya saat akan memulai perjalanan ke atas Candi Borobudur. Kami berempat jalan di tengah kegelapan menuju puncak Candi Borobudur dengan mengikuti papan petunjuk arah. Rasanya seperti Persami saat dulu SMP. Rombongan turis asing sudah jalan terlebih dahulu karena langkah mereka yang besar-besar. Saya yang penakut, sempat agak merinding juga berjalan di tengah kegelapan seperti itu.

Memasuki kompleks Candi Borobudur, tas kembali diperiksa oleh petugas. Mulailah kami menaiki tangga satu-persatu. Chila sangat cepat menaiki tangga sambil menerangi jalan kami dengan senternya.

Sesampainya di puncak atas candi sudah ada beberapa turis mancanegara yang sampai terlebih dahulu. Kami bergegas mencari tempat terbaik untuk duduk dan menunggu datangnya matahari. Suasana di atas candi sangat damai. Dalam kegelapan hanya ada suara kicauan burung, bunyi jangkrik, bunyi gesekan dedaunan dan suara adzan subuh dari kejauhan. Saya mencoba menutup mata dan menikmati keheningannya. Wah rasanya damai sekali pagi itu. Sebagai warga Jakarta yang selalu dikelilingi oleh kebisingan, suasana hening seperti itu rasanya mewah sekali. Sempat beberapa kali saya menyuruh Chila dan Lea yang baru saja terbangun untuk diam dan tidak cekikikan, karena ada beberapa turis asing sedang melakukan meditasi.  Tanpa disengaja, kedatangan kami ke Candi Borobudur bertepatan dengan hari ulang tahun Lea yang kedua. Chila dengan semangat menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk adiknya pagi itu.

Menjelang pukul setengah 6 pagi, lampu-lampu dari perkampungan di bawah sana perlahan padam satu persatu dan kabut pun menutupi atas perkampungan. Suasana makin hening. Sayangnya cuaca mendung sedikit menutupi semburat jingga warna matahari. Namun tetap saja tidak mengurangi semua keindahan yang terlihat disana. Pemandangan itu terasa begitu indah dan magical.




Turun dari Candi, Hotel Manohara sudah menyiapkan kopi, teh dan snack untuk sarapan di restoran dengan latar belakang Candi Borobudur. Nikmatnya sarapan dengan pemandangan seperti itu. Entah kenapa badan dan pikiran saya terasa sangat segar. Sungguh suatu pengalaman yang menyenangkan.



Tips untuk Urban mama-papa yang ingin mengajak anaknya melihat sunrise di Candi Borobudur:


1. Datang pada saat musim panas/di bulan-bulan pertengahan tahun, jangan di bulan-bulan musim hujan. Di bulan-bulan tersebut, cahaya sinar matahari tidak tertutupi langit yang mendung.
2. Jika tidak menginap di area dekat candi, pastikan sudah ada transportasi menuju Magelang. Sewa mobil dengan driver agar tidak perlu menyetir di pagi buta.
3. Siapkan baju ganti, popok dan perlengkapan si kecil lainnya di malam hari sebelum berangkat. Jangan saat subuh sebelum berangkat baru berkemas.
4. Isi penuh baterai ponsel dan kamera, serta siapkan memory dan powerbank agar cukup semua untuk mengabadikan pemandangan indah di atas candi.
5. Anak-anak tidur dengan mengenakan baju pergi yang nyaman, sehingga besok pagi tinggal digendong menuju mobil.
6. Meskipun Candi Borobudur sangat panas di siang hari, namun di saat subuh cukup dingin. Jangan lupa membawa jaket untuk anak-anak & Urban mama-papa.
7. Kalau pergi bersama anak yang masih kecil, seperti Lea anak saya, jangan lupa membawa gendongan baby carrier yang nyaman. Saat menaiki tangga candi, posisi gendong paling pas untuk ibu dan anak adalah menggendong anak di belakang punggung.
8. Untuk anak - anak yang sudah tidak memakai popok, pastikan mereka sudah buang air terlebih dahulu sebelum naik ke atas candi karena di candi tidak ada toilet, dan tentu saja di atas candi dilarang untuk buang air sembarangan.
9. Karena Candi Borobudur ini merupakan area sakral, beritahu anak-anak untuk tetap tertib dan memenuhi aturan yang berlaku untuk menghormati tempat ibadah. Urban mama-papa bisa juga menyampaikan sejarah dan cerita yang menarik tentang candi Borobudur kepada anak-anak.

11 Comments

  1. avatar
    Honey Josep March 3, 2016 10:34 am

    Wah MommyMinjee berumtung sekali bisa liat sunrise di Borobudur. Liat sunrise dan sunset di Borobudur itu salah satu wishlist, mudah-mudahan kesampean nanti :)

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Cindy Vania March 2, 2016 12:16 am

    Wah aku baru tau loh kalo bisa lihat sunrise di Candi Borobudur.
    Jadi semangat bikin agenda "nginep" di Magelang nih :)
    TFS ya Mommy Minjee!

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    ninit yunita March 1, 2016 6:55 am

    ahhh keren banget yaaa sunrise di borobudur :) apalagi bareng sama anak-anak. jadi tambah pengeeen banget ke sana setelah baca artikel ini.

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Siska Knoch February 29, 2016 2:49 pm

    Salah satu wish list gue tuh bawa anak2 ke borobudur :D
    tfs mommy minjee sehat-sehat terus yaaaaah!

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    Rebekka Irnawati February 27, 2016 1:25 am

    Thank you semuanyaaa... Ayooo semua ke borobudur sunrise!!

    Ternyata bawa krucils subuh2 ga sehoror yang dipikirkaan.. Malah jd pengalaman baru..

    1. avatar

      As .