Menikmati Keindahan Dieng


Pulang mudik Lebaran kemarin kami berkesempatan mampir ke Dieng. Keindahan Dieng, sering kami dengar dan baca. Namun mendatanginya sendiri, sungguh membuat hati kami tertambat di sana. Dieng adalah kawasan dataran tinggi yang terletak di Jawa Tengah, masuk ke wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kawasan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.


Seperti biasa kami melakukan survei tempat wisata yang akan kami tuju, juga tempat penginapannya. Saat browsing, kami tidak sengaja menemukan homestay Pondok Bambu Sendangsari yang letaknya 7 km dari Wonosobo ke arah Dieng dan kami akhirnya memutuskan untuk menginap di sana.


Kami berangkat dari Jogja menuju Magelang, Temanggung, dan Wonosobo. Di Wonosobo kami sempat membeli makan siang dan melihat-lihat di sekitar alun-alun. Petunjuk jalan ke arah Dieng mudah ditemukan. Dalam perjalanan ke Dieng kami disuguhi pemandangan yang luar biasa. Jalan menanjak dan berliku-liku menjadi tidak terasa dengan pemandangan alam yang terhampar di depan mata. Dieng yang dikelilingi Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing membuat wilayahnya subur, cocok untuk bertanam. Tanaman sayuran (kebanyakan kubis, wortel, buah carica) di kanan-kiri tebing, menambah keindahan menuju Dieng. Sekitar perjalanan 1 jam kami sampai di pusat pariwisata di Dieng.

Kami berencana ingin mengunjungi Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Telaga Warna, sampai mengejar matahari terbit di Bukit Sikunir. Karena hari sudah menjelang sore, saat itu kami hanya mengunjungi Candi Arjuna dan Kawah Sikidang.


Di sini kecuali melihat candi, juga puas untuk berlarian di rerumputan, berloncat-loncatan, dan berfoto bersama. Panas matahari yang tidak begitu menyengat, angin sepoi-sepoi berembus, membuka bekal makanan kami, membuat kami malas beranjak dari reremputan di samping kompleks candi.

Dari Candi Arjuna, kami menuju ke Kawah Sikidang, kawah yang berisi belerang seperti halnya di Tangkuban Perahu. Hanya saja kami tidak turun dari mobil, karena cukup ramai dan anak-anak sudah mulai lelah. Akhirnya kami memutuskan menuju penginapan.

Awalnya kami mengira homestay yang kami booking letaknya di sekitar tempat wisata Dieng. Ternyata lebih dekat ke arah Kota Wonosobo, sehingga kami balik arah turun menuju ke lokasi penginapan kami.

Kami sempat agak kesulitan mencari lokasi penginapan kami. Tapi dengan bertanya ke warga sekitar, lokasi Desa Sendangsari sebenarnya cukup mudah ditemukan. Dari 3 rumah yang ada, cuma kami yang ada saat kami sampai. Pemiliknya adalah sepasang suami istri yang sudah pensiun, dan menikmati masa tuanya di Dieng. Awalnya terasa sangat sepi, apalagi karena kami datang sudah sore, dan hanya perlu untuk beristirahat. Belakangan malah kami merasa senang dan nyaman tinggal di sana, sepertinya keramahan pemiliknya dan anaknya, sungguh membuat kami betah tinggal di sana.


Malam harinya kami sempat turun ke kota Wonosobo untuk mencari makan malam. Akhirnya kami menemukan warung Mie Ongklok yang terkenal. Anak-anak tidak begitu suka, kalau ayah bundanya lahap-lahap saja, apalagi dengan tempe goreng dan minuman hangatnya. Harganya sangat murah sekali untuk ukuran orang Jakarta, Alhamdulillah.

Pagi harinya kami mendapatkan sarapan dari homestay-nya, hanya teh hangat yang ditaruh di teko tanah, plus nasi goreng lauk telur ceplok dan kerupuk, tetapi rasanya enak sekali. Saat kami sempat mengobrol dengan pemiliknya, ternyata tempat  ini dibangun oleh anak pertama beliau yang seorang arsitek, salah satu tujuannya untuk berkumpul kalau anak-anak mereka pulang kampung semua. Sungguh ini menginspirasi kami untuk melakukan hal yang sama.

Sebenarnya kami berencana melihat matahari terbit di Bukit Sikunir. Sayang anak-anak tidak ada yang mau bangun. Udara dingin dan memang kondisi yang sebelumnya kecapaian membuat akhirnya kami mengurungkan diri mengejar matahari terbit seperti di Bromo dulu. Pertanda kami harus balik lagi ke Dieng suatu saat nanti.

Setelah sarapan, kami mampir ke Telaga Warna . Dinamakan Telaga Warna, memang air dari telaga yang terlihat berwarna warni seperti warna pelangi.

Dari Telaga Warna, kami melanjutkan ke arah Pekalongan. Sepanjang perjalanan meninggalkan Dieng, kami melewati pemandangan yang luar biasa indahnya. Di kanan kiri jalan lukisan hijau dari Sang Maha Pencipta membuat kami tak lepasnya bersyukur. Perkebunan petani di lereng-lereng bukit, sawah yang mulai menguning, jalanan yang berkelok, pohon-pohon hijau yang menjulang tinggi, angin dingin menerpa kami (sengaja AC mobil tidak dinyalakan selama di lokasi yang hijau ini) sampai desa yang terlihat di bawah (sewaktu jalanan ada di atasnya), sungguh membuat hati kami tertambat akan keindahannya.

Makin lama jalan yang kami lalui makin tidak beraspal, jarang bertemu kendaraan lain, dan perkampungan yang makin jarang, kami baru sadar bahwa kami "tersesat". Alih-alih merasa kesal, kami justru bersyukur karena bisa menikmati keindahan alam yang luar biasa indahnya. Kalau digambarkan, keindahan yang biasa hanya ada di foto atau lukisan saja, saat itu benar-benar ada di depan mata kami.


Dari perjalanan ini, sungguh kami sangat bersyukur bisa mengunjungi Dieng, pemandangan yang sangat indah, penduduk yang ramah, makanan yang berlimpah dan murah, membuat hati kami tertambat di Dieng, kami berencana suatu saat akan kembali lagi. Bahkan ayahnya anak-anak sempat berkelakar “Bun, kalau nanti pensiun kita tinggal di Dieng saja, yuk.” 

22 Comments

  1. avatar
    [email protected] August 20, 2014 5:28 pm

    Mba d pondok bambu sindangsari ada rntal mbilnya bwt kliling dieng?
    Klo dr jkt ak naik kreta k jogja dlu..ad trvl k dieng g y mba

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    lilik June 18, 2014 7:06 pm

    Hi E1GA, untuk Pondok Bambu homestay bisa kontak mbak Theresia di 0818 948495.
    Coba search di FB juga ada kog infonya.
    Happy holiday ya

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    E1GA June 18, 2014 2:33 pm

    info contact pondok bambu dong mom,,,lebaran nanti rencana mau ke dieng juga

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Honey Josep November 30, 2012 6:07 pm

    selalu suka dg warna hijau rumput :)

    tfs mama Lilik :)

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    lilik November 26, 2012 10:31 am

    @hanifa, wah asyikk ya tinggal di Temanggung ? adem ;) sippp deh, insyaAllah next dicoba yg tea walknya, tfs ya.

    @shinta, sama2 mama Shinta ;)

    @gamma, sama2 gamma, ayukk dicoba jg ama anak2 ;)

    @Zata, gutlak ya Zata ;)

    1. avatar

      As .