Menyiapkan Ruang Keluarga yang Nyaman

Dari seluruh ruangan di rumah, ruang mana yang menjadi favorit urban mama? Biasanya banyak yang menjawab kamar tidur, ruang makan, atau dapur. Bagaimana dengan ruang keluarga? Ruang keluarga adalah ‘jantung’nya rumah, dimana anggota keluarga berkumpul, berbagi cerita, dan menghabiskan waktu bersama setelah seharian sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Namun seringkali ruang keluarga kalah perhatian bila dibandingkan dengan kamar tidur, dapur, atau ruang makan. Padahal ruangan inilah yang paling banyak dipakai sehari-hari. Apalagi saat anak-anak masih kecil, pasti suka bermain di ruang keluarga, belajar bersama, mengobrol sambil cuddling, bercengkrama makan-makan atau menonton televisi. Penting sekali menciptakan area ruang tengah yang tidak hanya nyaman tetapi juga bersih dan aman.

Dulu sebelum ada anak-anak, rasanya ingin sekali punya ruang keluarga yang dekorasinya asyik. Setelah Kira dan Kara hadir, kompromi besar-besaran deh. Kenyamanan bersama di ruang keluarga harus diutamakan. Sebaiknya di ruang keluarga tidak memakai meja-kursi-lemari dengan ukiran tajam agar tidak berbahaya untuk anak-anak. Penerangan di ruang keluarga juga dibuat cukup, tidak remang-remang. Lebih baik lagi kalau ruang keluarga terletak dekat dengan jendela, agar ventilasinya bagus dan hemat energi karena di siang hari banyak masuk cahaya matahari. Untuk membersihkan perabotan di ruang keluarga, gunakan lap lembap agar debu tidak terbang dan menempel kembali di permukaan perabot.

Kalau urban mama-papa meletakkan rak buku di ruang keluarga, harus rajin dibersihkan karena sela-sela buku dan rak adalah tempat menumpuknya debu. Bagian atas rak juga harus diwaspadai karena seringkali menjadi tempat ‘transit’ barang-barang tak terpakai. Hindari meletakkan terlalu banyak pajangan, tumpukan kertas bekas dan barang tak terpakai agar tidak menjadi sarang debu. Mama juga dapat meletakkan beberapa pajangan di bagian atas rak seperti foto berpigura, tetapi jangan terlalu banyak agar permukaan rak mudah dibersihkan dan tidak menjadi sarang debu.

Karena Kira dan Kara suka bermain di ruang keluarga, saya juga menempatkan rak untuk mainan dan buku mereka di sana. Ukuran raknya ini penting. Paling cocok kalau raknya mudah dijangkau, tidak terlalu tinggi agar anak-anak mudah mengambil barang-barang mereka dan belajar meletakkan kembali barang tersebut pada tempatnya. Ingat juga ya mama, rak yang mudah dijangkau berarti juga mudah untuk dibersihkan. Untuk mainan seperti boneka berbulu, kalau diletakkan begitu saja bakal jadi sarang debu. Kalau si kecil masih suka bermain boneka bulu, pastikan mainannya rutin dicuci setiap minggu agar bersih dari debu yang terperangkap dalam lapisan bulu mainan. Atau kalau misalnya si kecil alergi debu, ada baiknya urban mama membatasi jumlah mainan bulu di rumah.

Untuk dekorasi ruang keluarga, urban mama bisa meletakkan sofa, karpet dan bantal-bantal hiasan. Asyik sekali ya, tidur-tiduran di sofa atau karpet, sambil santai rebahan di bantal. Namun pada permukaan furnitur yang kontak langsung dengan kulit, akan ada banyak pula timbunan sel-sel kulit mati bercampur debu. Dan tahukan urban mama, kalau sel-sel kulit mati adalah ‘makanan’ favoritnya tungau debu? Ya! Tungau (dust mite) ini tidak hanya musuh dalam selimut... tetapi juga dalam sofa, karpet, bantal, kasur, pokoknya dalam semua perabot berlapis kain yang kontak dengan kulit manusia. Ukuran tungaunya sendiri sangat kecil, hidup di antara serat-serat kain, nyaris tidak terlihat kecuali dengan mikroskop. Tetapi tungau debu inilah pemicu alergi nomor satu di rumah. Reaksi alerginya bukan karena gigitan tungau, melainkan karena protein pada kotoran tungau yang terhirup dan kontak dengan kulit manusia. Saya pernah baca kalau seekor tungau siklus hidupnya sekitar 80 hari, dan dalam satu siklusnya bisa menghasilkan 50-80 telur. Seekor tungau saja dalam sehari menghasilkan sampai 20 kotoran. Itu baru satu tungau. Kotoran-kotoran tungau ini kalau terkena udara akan mengering dan pecah menjadi ukuran yang lebih kecil, bercampur dengan debu dan mudah sekali terhirup oleh manusia atau menempel pada kulit. Pada beberapa orang yang sistem imunnya sensitif, protein kotoran tungau menyebabkan reaksi alergi yang sangat mengganggu, dari mulai hidung gatal, bersin dan batuk, asthma, sampai timbul bintik-bintik kemerahan dan gatal di sekujur tubuh. Semua itu bisa terjadi saat sedang duduk di sofa atau tiduran di karpet dan bantal. Membayangkannya saja jadi ingin buru-buru membersihkan seisi rumah!

Sedih sekali ‘kan, kalau di rumah sendiri saja malah sakit dan tidak nyaman hanya karena debu. Apalagi bagi anggota keluarga yang alergi debu. Agar ruang keluarga tidak menjadi ‘kerajaan’ tungau, semua furnitur berbahan kain seperti sofa, karpet, tirai jendela dan bantal harus ekstra rutin dibersihkan setiap hari. Untuk tirai jendela dan bantal masih bisa di-laundry atau dicuci dengan air panas, tetapi karpet dan matras sofa butuh penanganan khusus. Membersihkan karpet dan sofa tidak cukup ditepuk-tepuk sapu lidi & dijemur kena sinar matahari saja. Cara yang paling efektif adalah menggunakan penyedot debu.

 

Penyedot debu seperti SHARP Mite Catcher dirancang tidak hanya menyedot tungau beserta debu kotorannya, tetapi sekaligus mematikan tungau. SHARP Mite Catcher menggunakan teknologi heat-cyclone, di mana putaran udara vakumnya diberi aliran udara panas (40’C) agar tungau melepaskan cengkramannya pada serat kain dan tersedot sekaligus ke dalam dust cup. Gerakan sentrifugal dari putaran udara cyclone high speed juga akan mematikan tungau, sehingga dust cup dan filter pada mite catcher vacuum cleaner ini aman dibuka dan mudah dibersihkan, cukup dicuci bersih saja. Selain itu SHARP Mite Catcher mengandung ion Plasmacluster yang efektif menghilangkan bau lembap tak sedap, sehingga cocok digunakan juga pada kasur dan bantal. Alatnya pun praktis, ringkas dan mudah dijinjing, hanya 2,7 kg saja sehingga mudah dibawa saat membersihkan rumah.

Mudah bukan urban mama, untuk memiliki ruang keluarga yang bebas debu dan nyaman? Apakah ada tips lainnya dari urban mama untuk meminimalisir debu di rumah?

6 Comments

  1. avatar
    Eka Gobel January 6, 2016 11:54 pm

    Kece banget ini mite catchernya. Masuk wish list juga.

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Retno Aini January 4, 2016 6:51 pm

    Hihi iya yah... kalau di sini, ruang keluarga itu jadi tempat transitnya segala barang. Musti diubah nih kebiasaannya biar nggak numpuk debu xD Setujuuu... kalau rak anak2 dibuat mudah dijangkau, membiasakan mereka buat belajar merapikan barang pun pun juga lebih mudah.

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Dewi Ratih Purnama December 31, 2015 8:17 am

    Keren banget 'mite catcher'nyaa...naksir3x simpel n praktis ya mba

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    zata ligouw December 30, 2015 8:49 am

    aaah perlu banget emang si mite catcher ini. masuk ke dalam wish list gw deh hehehe..

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    Cindy Vania December 30, 2015 7:48 am

    Waah,aku suka deh sama DIY rak bukunya Kira dan Kara. Mereka juga gampang beresin mainan2nya ya mba wit.
    Duh,bener deh debu tungau tuh ternyata emang ada dimana2 yaa,mesti rajin2 bersihin segala tempat deh ;)
    SHARP Mite Catcher juara banget lah itu.

    1. avatar

      As .