Runni's Carschooling Diary

Saya dan Runni (2 tahun) tidak selalu bisa belajar di rumah. Ada hari-hari dimana kadang kami harus menembus Jakarta, bahkan kalau dari luar kota bisa dengan total lama perjalanan kurang lebih 4-6 jam. Kalau macet parah, bisa lebih dari itu.
Urban mama mungkin bisa bayangkan ya, sekarang ini betapa banyak waktu yang habis di jalan. Awalnya saya manyun juga, apalagi sayangnya saya tidak bisa menyetir, jadi aja di kursi penumpang terus. Tetapi kalau dipikir-pikir, harus disyukuri juga karena selama ini masih bisa duduk manis di kursi penumpang, baik penumpang mobil kantor ayah, taxi, atau mobil travel. Sayang sekali bukan, waktu berjam-jam terbuang percuma untuk sekedar duduk diam . Padahal si anak sudah memasuki usia balita dan harus banyak mendapatkan stimulasi. Daripada diam, ternyata bisa juga kok belajar di mobil saat bepergian. Dengan itu banyak waktu bisa dihabiskan bersama keluarga selagi di jalan.

Awalnya hanya sekedar ide yang muncul dari keluhan lamanya umur yang habis di jalanan Jakarta. Ternyata memang ada istilah dan konsepnya: Carschooling. We call it a ‘mini carschooling’, turn travel time into learning time.

Dari beberapa sumber yang saya googling, ada beberapa ide learning activity untuk toddler yang bisa dicontoh:
• Latihan kata-kata dan mengenalkan angka 1-10. Sebenarnya sudah mulai dipelajari di daycare, tinggak saya bantu ulangi supaya lancar.
• Belajar huruf A-J. Again, sekedar untuk pengenalan. Runni masih baru bisa A saja.
• Menghapal nama teman, nama ayah dan mamah, eyang, aki, nenek, tante.
• Kalo anaknya mulai mengantuk atau menjelang mau tidur, bisa sambil dibacakan surah berayat pendek.

Story telling juga bisa dilakukan saat carschooling. Maybe it’s in our family blood that car motion sickness isn’t an issue, jadi bisa duduk manis sambil buka buka buku dan membaca cerita bersama. Karena Runni belum bisa duduk baca buku sendiri, jadi hanya dibacakan cerita sederhana dan saya ajak mengenali objek dalam buku. Oh ya, umur dua tahun memang belum bisa fokus lama-lama, jadi baru dua halaman saja sudah kesana-kemari fokusnya.

Yang bisa juga dilakukan saat carschooling adalah bernyanyi dan mengenalkan musik. Bisa dengan dipasangkan playlist-nya Runni dari handphone saya, atau bersama saya sekalian bernyanyi (mohon maaf ya ibu-bapak yang satu travel dengan kami). Lucu sih mendengarkan Runni bernyanyi bersama meskipun perlu subtitle ‘khusus’ untuk tahu apa yang sedang dinyanyikan.

Saat carschooling, anak juga bisa diajarkan untuk mengenali arah. Dari panduannya sih harusnya belajar tentang arah kiri dan kanan. Tampaknya untuk Runni belum bisa, jadinya diisi dengan belajar menyebutkan objek-objek yang dilihat sepanjang jalan seperti ‘itu mobil’, ‘itu motor’, ‘itu truk’, ‘itu pohon’, 'itu gedung', dan bisa juga sekalian menyebutkan warna-warna bendanya.

Untuk mengenalkan bahasa, karena masih kecil Bahasa Indonesianya belum bisa, saat carschooling ini kami mengajak berbicara dengan belajar membentuk kalimat sederhana dan memperbaiki yang Runni ucapkan: 

Runni: "Ayah cija."
Mamah: "Ayah kerja di kantor."
Runni: "Nini (Runni) cija!"’
Mamah: "Bukan, Runni ke sekolah." 

Di mobil pun anak bisa diajak memainkan permainan sederhana seperti main lipat kertas, bernyanyi lagu ‘Kepala Pundak Lutut Kaki’ bersama sambil menunjuk anggota tubuh, dan main memberantaki barang-barang Mamahnya, tentu saja :P Kegiatan pengisi carschooling ini bisa disesuaikan dengan kondisi travelling serta usia anak-anaknya ya, Urban mama. Dengan carschooling, setidaknya waktu dalam perjalanan bersama anak-anak pun bisa dimanfaatkan dengan produktif.