Supaya Anak Tidak Sulit Makan

Sebagai ibu, saya selalu khawatir setiap kali anak susah atau pilih-pilih makanan. Berbagai cara sudah saya tempuh mulai dari mengenalkannya pada makanan berbeda, sampai memilih waktu makan yang kira-kira mendukung. Sayangnya, tak semua cara tersebut berhasil. Saya yakin banyak Urban Mama juga pernah merasakan hal yang sama.


Kebetulan sekali The Urban Mama diundang mengikuti seminar "Kesulitan makan Pada Anak dan Solusinya" oleh ELC Parenting Club di Hotel de Java, Bandung dengan Dr. Dwi Prasetyo, dr., Sp.A(K), M.Kes sebagai pembicara.

Menurut Dr. Dwi, ada dua alasan utama mengapa nutrisi yang diperoleh dari makanan penting untuk anak, yaitu untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Pertumbuhan adalah kondisi tubuh yang sehat dan baik, sementara perkembangan adalah peningkatan kepandaian dan kemampuan anak sesuai usianya. Pertumbuhan dan perkembangan ini dibagi jadi beberapa tahapan usia:


  • Fase latihan makan (0-6 bulan). Pada masa ini anak masih makan makanan cair berupa ASI atau susu pengganti. Mulai usia 3-4 bulan, enzim amilase mulai terbentuk dan akan berkembang sempurna saat usia 6 bulan. Karena itu, pada masa ini sebaiknya ASI diberikan secara eksklusif tanpa pendamping.

  • Fase MPASI (6-12 bulan). Pada usia ini anak sudah mulai diberi makanan pendamping. MPASI diberikan ketika kebutuhan energi dan nutrisi melebihi yang dapat disediakan ASI. Usahakan memberi berbagai variasi makanan. Jika anak tampak memainkan makanan dengan lidah atau mulutnya, tandanya ia sedang belajar makan, dan bukan berarti tidak menyukai makanan yang diberikan. Terus semangat ya, Mama. Jika anak sudah usia 12 bulan, boleh mulai diberi nasi, tergantung kemampuan anak.

  • Fase makan sendiri (12 bulan - 3 tahun). Mulai usia 12 bulan, anak mulai bisa diberi makanan yang sama dengan keluarga. Ia pun sudah mulai belajar makan sendiri meski masih berceceran. Saat berusia 2 tahun, anak mulai menyukai makan dan memilih mana makanan yang ia suka maupun tidak.


Apa saja kesulitan makan pada anak?

Kadang-kadang, anak tetap saja sulit makan walaupun kita sudah menyediakan menu bervariasi dan mencari yang pas. Untuk mengatasinya, perlu dikenali dahulu apa penyebab anak sulit makan. Biasanya, ada beberapa tipe kesulitan makan pada anak, yaitu:


  • Anak sulit makan dengan gizi normal. Misalnya anak yang suka memilih-milih makanan (picky eating). Ini termasuk masalah ringan, Mama bisa menyiasatinya dengan mencampur makanan yang anak tak suka seperti brokoli atau wortel, dengan makanan kesukaan anak. Misalnya membuatkan nugget brokoli ayam, puding wortel, dan sebagainya. Meskipun ringan, kalau si kecil terus-terusan sulit makan, Mama perlu waspada jangan-jangan ia terserang penyakit.

  • Gangguan makan yang disebabkan gangguan neurologis, ditandai dengan perkembangan si kecil yang lambat untuk anak seusianya. Biasanya disebabkan oleh gangguan menelan.


Apapun penyebab dan masalahnya, Dr. Dwi menekankan pentingnya komunikasi yang baik. Sebaiknya si kecil tidak dipaksa untuk makan saat ia tidak mau. Makin dipaksa, biasanya ia malah akan makin sulit makan, Mama. Padahal anak yang sulit makan bisa jadi menderita malnutrisi seperti kurang gizi, kelebihan gizi/obesitas, sampai ketidakseimbangan mineral. Duh, jangan sampai ya.

Bagaimana mengatasi anak yang sulit makan?

Nah, untuk menyasatinya, Dr. Dwi memberikan tips-tips penting. Mama-mama yang hadir di seminar tak lupa mencatat sambil menyimak tips-tips berikut:


  • Berikan jumlah makanan secara bertahap. Sedikit-sedikit tapi sering, yang penting gizi anak terpenuhi.

  • Jadikan suasana makan yang menyenangkan.

  • Sediakan menu makanan bervariasi.

  • Mama juga bisa berkreasi untuk membuat makanan tampil lebih menarik, misalnya membuat hiasan dari bahan makanan dan sebagainya.

  • Memberi vitamin pada anak boleh dilakukan, tapi sebenarnya tidak menyelesaikan masalah yanga da. Sebaiknya kenali penyebab anak sulit makan, lalu coba selesaikan penyebabnya.

  • Sebaiknya mama tidak memberi si kecil banyak susu terlalu dekat waktu makan, karena bisa membuatnya kenyang dan menolak makanan yang Mama berikan. Sebaiknya beri jeda 1-2 jam ya.


Setelah acara seminar "Kesulitan Makan pada Anak dan Solusinya" bersama Dr.Dwi Prasetyo, dr., Sp.A(K), M.Kes dan ELC Parenting Club selesai, para mama yang hadir pulang dengan membawa ilmu dan  semangat baru, termasuk saya. Jadi tak sabar ingin cepat pulang untuk mempraktikkan tips dari Dr. Dwi tadi. Apalagi saat meninggalkan venue, kami pun dibekali Goodie Bag berisi majalah Ayahbunda, voucher dari Mothercare, ELC dan Mom 'n Jo. Jadi lebih semangat, kan. Terima kasih ELC Parenting Club, tak sabar deh ingin ikut seminar-seminar lainnya.

10 Comments

  1. avatar
    NiaQuazi January 28, 2016 7:29 am

    Tfs mom, sangat bermanfaat :)

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Iva Nia September 28, 2015 12:08 am

    Tfs mom, lg ngalamin nih heuheuheu..

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    nira nichin September 15, 2015 9:56 pm

    Anaku lagi ngalamin nih sekarang yang namanya GTM,,,puyengnya luar biasa, gak tau lagi harus dibujuk kayak gimana tuh anaku. Mungkin krn mau tumbuh gigi juga..

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Fajrin Dina July 25, 2015 11:59 pm

    Makasih tipsnya, anakku 6bulan baru mulai makan uda gtM :(

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    Retno Aini June 8, 2015 4:34 pm

    makasih ya Angie buat tipsnya... berguna bgt ni buat para mama, krn GTM tnyt memang ngga kenal usia ya hahaha (kirain cuma pas toddler aja). Bener bgt tu yang berkreasi bikin makanan dihias2; gw kan ngga pernah bikin2 kreasi bento yah...trus bulan lalu Alma sempat tiba2 ogah makan (lagi) & baru mau lahap makan setelah dibuatin bento. Setelah itu nafsu makannya kembali seperti biasa deh

    1. avatar

      As .