Weaning with Magic Words

Sejak Caca menginjak usia 1 tahun, saya mulai memikirkan cara menyapih yang friendly dan tidak menyebabkan banyak drama. Saya berencana menyapih Caca saat ia berumur 2 tahun, tetapi tidak akan memaksakannya. Kalau lebih dari 2 tahun juga tidak jadi masalah, yang penting tidak ada keterpaksaan dan semua senang.

Maka mulailah saya berpetualang di dunia maya, membaca berbagai macam metode meyapih, tekun membaca milis dan blog para ibu-ibu yang sudah lebih dahulu memiliki pengalaman di dunia penyapihan. Ada yang menyapih dengan dioles pahit-pahitan di PD-nya, ada yang menyapih dengan dititipkan ke rumah nenek-kakeknya, ada juga yang menyapih dengan lemon. Sampai pada akhirnya saya tertarik dengan metode menyapih dengan semacam hypnotherapy sehingga saya selalu menyelipkan magic words menjelang tidur.

Berbekal prinsip saya yang tidak mau menyapih Caca dengan memaksa, saya pun mulai mempraktikkan metode ini setelah cCaca berulang tahun yang pertama. Setiap mau tidur malam kami selalu berdoa bersama terlebih dahulu, dan saya selipkan magic words seperti ini, “Ya Allah... Caca mau nenen sampai umur 2 tahun... kalau sudah ulang tahun yang kedua, Caca nenennya berhenti.” Setiap malam saat doa sebelum tidur, saya pasti menyelipkan kata-kata itu. Pada awalnya anak saya tampak tidak paham dan tidak peduli, tetapi ia tetap menyimak dan mendengarkan doa saya dengan serius.

Awalnya saya agak ragu-ragu apakah metode saya ini akan berhasil dengan baik atau tidak. Namun seiring bertambahnya umur, Caca semakin pintar berbicara dan mulai paham kosa kata. Reaksi terhadap magic words itu pun mulai berbeda. Dari yang awalnya hanya diam memandang mamanya baca doa, kemudian berubah jadi menirukan kata-kata tersebut. Dan menginjak usia 1 tahun 8 bulan, setiap saya tanya “nanti kalau Caca ulang tahun yang ke-2, nenennya berhenti ya?” Caca pasti akan menjawab “Iya, nenen berhenti.” Walaupun saya yakin bahwa Caca belum paham benar dengan jawaban yang keluar dari mulut mungilnya, tetapi saya mulai merasa optimis bahwa metode ini akan berhasil.

Saya sempat beberapa kali membawa anak saya menghadiri acara ulang tahun dan ia senang sekali melihat kue ulang tahun yang ada lilinnya dan juga menyanyikan lagu ulang tahun. Melihat hal itu, timbul juga ide di benak saya. Saya mengunduh video klip lagu selamat ulang tahun dan setiap selesai mendengarkan lagu tersebut, saya berkata, “Caca, kalo nanti ulang tahun yang kedua “nen” nya berhenti ya?” dan Caca dengan polosnya akan menjawan “iya”.

Tibalah pada suatu sore, saya ingat betul, saat itu adalah hari Kamis, 29 Mei 2014, tepat 10 hari sebelum ulang tahun Caca yang kedua. Saat itu kami sedang menginap di rumah mertua dan mertua saya kebetulan sedang membuat kue bolu untuk acara arisan tetangga. Begitu melihat kue bolu matang di meja, Caca langsung teriak-teriak, "ulang tahun, ulang tahun, tiup lilin!" Mertua saya langsung mengambilkan lilin seadanya, meletakkan di atas kue dan dinyalakan. Dengan penuh semangat, Caca mencoba meniup lilin tersebut sampai mati, lalu dia tepuk tangan kegirangan. Setelah itu ia bilang ke saya sambil terbata-bata, "Mama, ulang tahun, nenen berhenti.”

Saya lalu menjawab, "Iya, sebentar lagi Caca ulang tahun, habis ulang tahu nenen berhenti ya.”

Saat itu saya belum terlalu menganggap serius kata-kata Caca. Hingga saat menjelang tidur malam, setelah berdoa dan ciuman sebelum tidur, caca tiba-tiba bilang, "Mama… ulang tahun... nenen berhenti," lalu ia pegang-pegang PD saya sebentar, peluk guling kecilnya dan langsung tidur. Tinggal saya yang terbengong-bengong, antara senang berhasil menyapih, tetapi merasa tanggung karena ulang tahunnya masih sepuluh hari lagi. Saya merasa senang metode magic words ini berhasil. Caca tidur pulas dan hanya terbangun dua kali karena haus. Saat saya tawari air putih atau susu uht, Caca memilih susu. Setelah habis susunya, dia minta dipeluk dan tidur lagi. Alhamdulillah sampai pagi ia tidak rewel ataupun nangis. Saya lega dan bersyukur  sekali.

Sampai akhirnya, anak saya benar-benar berulang tahun yang ke-2 dan tiup lilin yang sesungguhnya. Sejak saat itu, setiap Caca pegang-pegang PD dan mulai minta nenen, pasti akan saya bilang, “Kan Caca sudah ulang tahun… jadi nenen berhenti” dan ia pun mengerti.

Beberapa tips yang ingin saya bagikan ke urban mama tentang pengalaman menyapih dengan magic words ini:

1. Konsisten

Kita harus konsisten dalam memberikan magic words kepada si kecil. Kata-kata tersebut sebaiknya kita ucapkan setiap hari saat minimal menjelang tidur malam, karena suasana sudah rileks jadi si kecil pasti akan mendengarkan. Ada juga ahli yang menyarankan, agar kita membisikkan kata-kata stimulasi saat si kecil setengah tertidur, karena pada saat itu terjadi proses penyimpanan memori di alam bawah sadar.

Pada saat sedang bermain pun kita bisa mengucapkan magic words tersebut. Prinsip saya, setiap ada kesempatan untuk mengucapkan magic words ke anak saya, pasti akan saya lakukan.

2. Sabar dan Yakin

Saya mulai menerapkan metode ini sejak Caca berumur 1 tahun lebih sedikit. Tahap demi tahap saya nikmati dengan sabar dan keyakinan bahwa cara ini akan berhasil. Ada kalanya perasaan ragu-ragu datang, tetapi saya kembali ke prinsip awal bahwa saya tidak mau menyapih dengan metode “paksaan”. Jadi insya Allah magic words yang saya tanamkan ke caca suatu saat pasti akan berhasil.

3. Tegas

Saat si kecil sudah mulai bisa disapih, kita harus tegas terhadapnya dan tidak boleh plin-plan. Ada kalanya Caca minta nenen lagi saat menjelang tidur sampai kadang menangis. Walaupun tidak tega, tetapi saya berusaha sabar, sambil mengalihkan perhatiannya. Lalu saat tangisnya sudah mulai reda, saya bilang “Caca kan udah ulang tahun ke 2, jadi nenen berhenti. Bobonya mama peluk saja ya…”  dan kami pun tidur sambil berpelukan erat.

4. Enjoy

Nikmati saja proses menyapih dengan sabar, tidak "ngoyo" dan gak perlu dengarkan kata-kata atau komentar orang yang akan menurunkan semangat kita. Sempat ada saudara yang berkomentar..”kalo mau berhasil menyapih, tempelkan saja pahit-pahitan di PD agar cepat. Nanti keburu anaknya besar, malah tambah susah”. Saya mendengarkannya sambil senyum-senyum. I have my own choice and I’ll take the risk whatever it’ll be.

5. Dukungan Suami

Seperti halnya saat awal-awal memberikan ASI, proses menyapih ini juga butuh dukungan penuh dari suami tercinta. Suami saya turut memberikan magic words setiap ada kesempatan. Saat Caca rewel minta nenen lagi, suami saya tetep sabar sambil berusaha menenangkannya. However, couple’s teamwork is a success key in family.

Begitulah pengalaman pertama menyapih anak saya... bersyukur sekali bisa menyapih si kecil tanpa drama dan paksaan. Karena bagaimanapun, momen menyusui adalah momen yang paling membahagiakan buat saya.

11 Comments

  1. avatar
    ike alhidayah December 8, 2015 11:45 am

    oke banget deh caca pinter... apalagi mamanya. baguss banget artikelnya

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    irma_chan December 7, 2015 5:26 pm

    Semoga berguna ya mba karmilasari & mba musdalifa. @mba aini..iya ni mba, aku juga jadi kangen masa2 menyusui dulu euy..=)

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Retno Aini December 7, 2015 5:26 am

    Mama Irma, aku terharu banget baca ceritanya huhuu. Jadi rindu kangen masa2 menyusui anakku. Tipsnya bagus bgt deh untuk para mama yg mau nyoba WWL. Jadi diingatkan juga ni, kerjasamanya dg papanya anak2 juga sama pentingnya. Tfs yaa mama Irma :)

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    musdalifa anas December 4, 2015 9:49 pm

    Mama Irma, aku lagi mencoba wwl nih ke yoona. Sudah dua hari ini udah gak nyusui, yoona taunya nenen bunda sakit (kebetulan aku dirawat di rs kemarin), tiba-tiba dia menolak menyusu dgn sendirinya. Meski telat banget krn sudah 2 tahun lebih, tp tetap terharu.

    Tfs mama Irma artikelnya.

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    Karmilasari December 4, 2015 10:54 am

    Mbak Irma, terimakasih sharingnya. Mau tak coba praktekkan untuk nyapih fadilla.

    1. avatar

      As .