1

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

http://i1291.photobucket.com/albums/b548/febisavitri/febiforconfidentmama_zps5fc8d5d4.jpg

Judul Foto: Karena Setiap Ibu Perlu Dukungan
Twitter/Instagram Acc: @febisavitri
Alamat Email: [email protected]

Saya ibu dari 3 anak laki-laki. Saya juga seorang ibu yang bekerja (di luar rumah), dan konselor menyusui. Disini saya ingin sedikit cerita bagaimana menjadi seorang konselor menyusui telah membuat saya lebih percaya diri.

Seperti kebanyakan ibu lainnya, pengalaman menyusui tidak selalu mudah dan lancar. Bekal hasil browsing dan materi kelas edukasi menyusui memang cukup membuat saya yakin untuk memberikan ASI pada anak saya, tapi saya merasa bahwa yang paling membuat saya percaya diri untuk terus memberikan ASI adalah suami, keluarga, serta teman-teman saya. Sedikit demi sedikit saya mulai “meracuni” lingkungan saya dengan informasi mengenai ASI dan menyusui, sampai akhirnya ibu saya tercinta mendorong saya untuk mengikuti Pelatihan Konselor Menyusui di awal tahun 2011, keputusan yang sampai hari ini saya sangat syukuri. Betapa tidak, saya semakin sadar bahwa menyusui itu tidak sekedar memberikan ASI, dan yang utama bahwa kepercayaan diri seorang ibu juga menentukan keberhasilannya memberikan ASI. Kepercayaan diri yang seringkali justru didapatkan dari adanya dukungan lingkungan sekitar.

Pengalaman sebagai seorang konselor menyusui tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri saya untuk tetap menyusui meskipun sedang hamil; saat menyusui tandem, saat pumping di kantor; tapi juga membuat saya ikut merasakan berbagai kegalauan yang dirasakan banyak ibu. Hal ini membuat saya sadar, masih banyak ibu yang butuh dukungan, butuh informasi relevan, needs someone who listens… agar mereka juga bisa percaya diri dan menjadikan proses menyusui indah dan tak terlupakan. Bekal inilah yang membuat saya ingin terus belajar dan bersama teman-teman konselor menyusui lainnya membantu lebih banyak ibu untuk bisa menyusui… karena setiap ibu perlu dukungan ;)

2

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

http://i.imgbox.com/j5kmTFKq.jpg


Judul foto: Sampai berjumpa segera!
Twitter:@lelyfitriyani
Alamat Email : [email protected]


Percaya Diri karena Day Care


Saya dibesarkan dari keluarga yang sederhana, namun kesetaraan antara ibu dan ayah bukan hal yang tabu bagi kami sekeluarga.
Ibu adalah paru-paru kanan dan ayah adalah paru-paru kiri keluarga kami.
Ibu bangun jam lima pagi untuk memasak bagi seluruh keluarga sebelum berangkat mengajar di sekolah.
Ayah tak segan menyapu dan mengepel rumah sebelum berangkat apel pagi di kesatuannya.
Walau tak pernah terucap dalam kata-kata, prinsip kesetaraan telah mendarah daging dalam keluarga kami.


Kini, ketika telah berkeluarga. Saya sangat bersyukur dianugerahi suami yang sangat feminis.
Suami saya memberikan peluang yang sebesar-besarnya untuk kemajuan perempuan, apalagi saya.
Bekerja adalah sebuah pilihan yang saya ambil untuk kemasalahatan diri dan keluarga kami.
Menjadi orang yang maju adalah impian kami berdua.


Kehadiran putri pertama kami, Melodi, adalah anugrah yang sangat indah bagi kami berdua.
Berkat dukungan dari suami, saya tetap memilih bekerja sambil memesarkan buah hati kami.
Kami memilih jasa day care untuk membantu saya, ibu pekerja, dalam mengasuh sang buah hati.
Saat ibu bekerja, ada jasa profesional,terkontrol, dan terpercaya yang bisa membantu ibu pekerja mengasuh buah hatinya.


Pada awalnya sangat sulit bagi kami menemukan day care yang menerima bayi sejak umur tiga bulan.
Sampai akhirnya kami menemukan tempat yang bisa menerima bayi sejak usia tiga bulan.
Day care tersebut baru dibuka, dan bulan-bulan awal pembukaannya mendapatkan respon yang kurang menyenangkan dari tetangga.
Walaupun kami kerap “semacam diintimidasi”, kami tetap bersikukuh bahwa kami memilih metode pengasuhan ini dan mendukung sepenuhnya pemilik daycare.


Walaupun sempat terjadi beberapa perundingan yang cukup alot antara pihak pemilik day care, penghuni, dan pengembang perumahan,
akhirnya kami mendapatkan dukungan dari pengembang untuk mendapatkan tempat baru yang lebih baik untuk tempat penitipan anak.
Jadilah day care tersebut berwajah baru di lokasi yang lebih luas dan lebih segar.
Sebuah upaya keras yang pada akhirnya berbuah manis juga.


Day care telah membuat saya percaya diri melanjutkan karir, tanpa harus khawatir terhadap pengasuhan anak.
Ibu dan anak bisa tetap lebih lekat karena setelah jam kerja sang buah hati tetap diasuh seratus persen oleh sang Ibu.
Kami sangat mendukung keberadaan day care agar bisa lebih diperhatikan oleh lebih banyak pihak.
Kami berharap akan lebih program khusus untuk mensubsidi day care sehingga bisa diakses oleh seluruh ibu pekerja, dengan level apapun.


Keberadaan tempat pengasuhan anak yang banyak dilingkungan kerja yang beroperasi dalam jam kerja adalah sebuah kunci kemajuan kaum perempuan.
Hal ini telah dibuktikan di banyak negara di Skandinavia dan Amerika Latin.


Habis gelap terbitlah terang...
Telah memberikan jalan terang untuk Mama Melodi...
Seperti yang diinginkan oleh Ibu Kartini...


Lely Fitriyani,
31 Tahun-Ibu Pekerja

-----
-edited by mod-

3

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

Judul Foto: Anak Bukanlah Akhir Sebuah Karir
Twitter : @luthfishahnaz
FB : Luthfi Shahnaz Nadya
Email : [email protected]

http://farm4.staticflickr.com/3781/13843879323_9637bd462a_b.jpg

Memasuki usia kandungan 8 bulan, rasa senang dan bingung menyelimuti hari-hariku. Di satu sisi saya sangat bahagia tidak sabar menunggu kelahiran putri kecil kami, namun di sisi lain, saya harus siap dengan kenyataan bahwa kontrak kerja saya tidak lagi diperpanjang dengan alasan "efisiensi".

Rasa senang, gugup, gelisah, sedih, marah semua bercampur aduk seiring dengan berjalannya waktu kelahiran anak kami.
Saya mempunyai ketakutan tersendiri, karena akan lebih sulit nantinya bagi saya untuk mencari pekerjaan setelah memiliki anak, terlebih lagi dengan background pendidikan saya yang sempat terputus karena masalah finansial. Namun saya berusaha sekuat tenaga untuk tidak ambil pusing mengenai pekerjaan saya dan tetap memberikan yang terbaik untuk sang buah hati. Karena bagaimana pun juga, Anak adalah anugrah dan saya percaya bahwa Tuhan sudah menyiapkan skenario yang indah di atas sana.

Saat yang tidak diharapkan pun tiba, 10 Januari 2014 saya menandatangani surat pemutusan hubungan kerja. Saat itu rasanya hati semakin tidak karuan, semakin panik untuk menyambut masa melahirkan dan lebih panik lagi akan finansial keluarga kecil kami pasca melahirkan. Suami saya bekerja, namun dengan segala kebutuhan hidup, saya tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan dari suami. Kami harus bekerja sama untuk membangun keluarga kecil kami, semua dimulai dari nol, untuk masa depan yang lebih cerah dan bahagia.

21 Januari 2014, saya melahirkan seorang putri yang cantik, bernama Chandraca Maharddika Pertiwi. Perempuan kecil nan tangguh yang melengkapi kehidupan saya. Saat saya menggendongnya pertama kali, saya sadar bahwa saya tidak boleh menyerah. Saya harus percaya akan kemampuan diri sendiri kalau saya mampu menjadi seorang ibu dan wanita karir yang sukses.

Dengan segala kepercayaan diri dan dukungan dari suami serta keluarga, saat anak saya sudah berusia 1 bulan, saya mulai mencoba untuk melamar ke beberapa perusahaan. Beberapa interview sudah saya jalani, dan benar dugaan saya, pertanyaan yang diajukan selalu menempatkan saya di posisi dilematis.. "Anaknya masih kecil banget, emang yakin mau ditinggal?", "anaknya sama siapa di rumah? Kalau sakit bagaimana?", "trus nanti ASInya bagaimana?".

Berkali-kali saya mencoba meyakinkan, namun sepertinya itu menjadi pertimbangan yang berat bagi pihak perusahaan. Sempat saya menyerah, merasa tak mampu dan merasa gagal menjadi seorang istri dan ibu. Namun senyum anak dan dukungan dari suami selalu membuat saya bangkit dan ceria. Saya yakin saya bisa. Saya harus percaya pada diri saya sendiri bahwa saya mampu menjadi ibu yang bekerja yang bisa membagi waktu, yang bisa sukses dikeduanya. Saya harus percaya pada diri saya sendiri untuk meyakinkan pihak perusahaan bahwa saya mampu.

Interview demi interview saya jalani dengan penuh percaya diri. Setiap ada pertanyaan mengenai anak, dengan mantap saya katakan, "Saya yakin saya bisa membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan. Memang awalnya akan tidak mudah dan butuh proses, namun saya memiliki suami dan keluarga yang selalu mendukung dan percaya akan kemampuan saya".

Saat ini anak saya hampir berusia 3 bulan, saya pun sudah melalui serangkaian interview hingga tahap medical check up dengan salah satu perusahaan multinasional, dan semoga ini akan menjadi awal yang baru, yang lebih baik untuk keluarga kecil saya.

Siapa sangka, kehadiran seorang anak membuat saya menjadi lebih percaya akan kemampuan diri saya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya dalam menghadapi permasalahan hidup.

4

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

PinK_VatrA
memasukkan lebih dari 1 photo dalam 1 post diperkenankan kok. Tapi yang akan dinilai tetap hanya 1 photo utama. Mungkin photo lainnya bisa digunakan sebagai pendukung cerita.

firdha maulana
photonya yang sudah diupload jangan lupa untuk di set public supaya bisa dibantu sama mamod agar kelihatan.

Buat mamas yang belum sukses insert foto, ini tutorial nya... And please do not against the rules ya.. :)

-WiwiT-
An ordinary bunda of twin amazing angels, Kira and Kara Setyadi
@wiwidwadmira | the Setyadi's

5

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

Judul Foto : CONFIDENT MAMA, Yes Iam !
Twitter : @nickanik
Facebook : wendra n nicka
Instagram : kanickanik
Email : [email protected]


https://farm3.staticflickr.com/2849/13857572173_08030ed570_m.jpg https://farm8.staticflickr.com/7413/13857987604_1029fddfb5_m.jpg


Sejak masih duduk di bangku kuliah saya udah mulai bekerja; jadi pengajar les,jadi instruktur pelatihan komp&internet utk komunitas ibu2,ikutan nyusun buku,sampe bisa punya butik kecil2an bareng temen. saya sangat menikmati moment dimana semua yang saya dapatkan hasil jerih payah sendiri, walaupun hasil yang didapat gak seberapa..(cukuplah buat traktir2 temen kampus atau sekedar modal buat berburu diskon di mall hehehe..)

Setelah menikah dan melahirkan pun saya masih aktif menjadi working mom.Sampai ketika Radit berumur 6 bulan saya resmi menjadi FTM.
Perubahan status dari working mom menjadi FTM sangatlah tidak mudah buat saya,banyak proses yang dilalui.
Yang membuat saya menjadi confident dengan perubahan besar tersebut adalah dukungan suami&org tua tentunya, juga sebelum memiliki anak,saya rajin membekali diri dengan ikutan pelatihan atau seminar2 bahkan stalking forum2 parenting&merawat bayi,sampe ngumpulin kopian resep2 MPASI,tips2 memperlancar ASI,memandikan bayi,pijat bayi dll.

Alhamdulillah Radit berhasil dapet ASI sampai usia 2 tahun dan lulus toilet training di usia 2,5 thn..hal ini buat saya merupakan pencapaian luar biasa,as a parents..Yup, ini adalah CONFIDENT BOOSTER buat saya.
Tapi apa masalah selesai sampai disitu?
Tentunya tidak, karena saya masih merasakan adanya keminderan atau ketidak PD an klo ketemu teman2 eks kantor,eks boss,eks klien atau bahkan ketemu rekan kerja wanita suami saya. Dimata saya mereka keren hahaha...maksudnya dari penampilan,gaya bicara yang terstruktur,dan karir mereka tentunya.
Hal ini saya jadikan topik curhatan ke suami, dan responnya adalah saya harus melawan perasaan itu. Saya harus mengeluarkan potensi saya karena menjadi FTM bukan berarti mengubur bahkan menghilangkan potensi yg dimiliki. 100% Right!

https://farm8.staticflickr.com/7313/13857847105_1d9305182c_m.jpg Saya sejak dulu sangat tertarik dengan dunia fashion,walopun saya tidak memiliki background fashion bahkan ilmu jait-menjait saya minim,bukan jadi halangan,toh sejak kuliah saya sempat punya butik kecil2an joinan sama teman.
Saya iseng2 mendesign,masukin ke penjahit langganan dan Alhamdulillah respon dari luar sangat diluar dugaan.Saya tambah semangat sampai akhirnya saya memiliki brand dan workshop sendiri.
Untuk menambah pengetahuan saya dibidang tsb,saya rajin mendatangi expo2,komunitas fashion atau sekedar mengikuti perkembangan pasar melalui majalah & internet.

Saat ini saya sedang menjadi "murid" disalah satu short course fashion design, dan dihari Rabu&Jumat malam saya mengikuti kelas khusus English For Houswife selama 1,5 jam.

https://farm4.staticflickr.com/3743/13857908735_3607bc5f95_m.jpg Yup ternyata untuk belajar gak ada istilah terlambat.Semua saya lakukan disela2 kesibukan saya menjadi FTM tanpa ART, dari mempersiapkan suami ke kantor,bermain bersama anak,ngikutin course,berkomunitas,anter les anak,dll.Manfaat mengikuti course ini, menjadikan saya tidak gagap gempita ketika anak,keluarga bahkan klien bertanya mengenai karya saya.Intinya saya jadi confident dengan yang saya jalani.

Ribet? iya banget,tapi saya menjalaninya dengan happy,karena anak 24 jam dalam pengawasan saya dan Radit pun jadi tahu kegiatan mamanya,walopun tidak jarang ketika saya sedang membalas email,mendesign, dll dia lebih seringan ngerecokin hahahaha...
tapi utk waktu course karena di kelas tidak diperkenankan bawa anak,jadinya saya ngambil kelas ketika Radit sekolah atau sedang latihan Taek won do.

Saya berharap yang saya lakukan ini 20 atau 30 tahun kemudian dapat menjadi cerita membanggakan buat anak dan cucu saya kelak..Aamiin..

... confident is positive thing.Confident come from our heart,mind and happy soul.So..be happy no regrets

MamaSmurfyangselalurianggembira ^_^Y IG : @nika.susanti

6

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

https://farm4.staticflickr.com/3686/13865028785_076303fe9c_z_d.jpg
Judul Foto : Athargie, alasan yang mengantar Mama untuk percaya "pasti bisa!"
Twitter : @eka_kusmaya

Bismillahirrohmaanirrohiim...
Saya adalah Mama dari bayi gembil lucu bernama Athargie. kelahirannya jelas membawa banyak perubahan di kehidupan saya. Menyambut kelahirannya, saya banyak membaca dan menggali ilmu sebagai bekal merawat dan mengasuhnya kelak. Hal ini membawa saya masuk menjelajah obrolan dan beberapa diskusi forum seperti TUM dan akhirnya mengingatkan saya akan suatu hal yang lama saya lupakan atau tepatnya terlupakan oleh kesibukan, yaitu bisa menulis!
Ya, sejak dahulu salah satu cita-cita saya adalah pandai menulis. Saya ingin sekali dapat membagikan apa-apa yang berputar-putar di kepala saya ini baik berupa pemikiran,insight,ataupun sekadar tips-tips sederhana kepada orang lain. Sayangnya, karena padatnya kesibukan praktek&mengajar seringkali membuat saya tidak memiliki kesempatan untuk berlatih dan mengasah kemampuan saya dalam menulis. Nah,setelah saya banyak membaca sharing ilmu melalui internet,gairah menulis yang telah redup itu perlahan muncul lagi. Rasa iri melihat reka-rekan lain baik di forum, di majalah dan di blog yang mampu menulis dengan sangat apik dalam membagi-bagikan ilmunya, membuat keinginan saya bisa menulis artikel yang bagus dan tentu bermanfaat luas semakin membumbung tinggi.
Keinginan saya tersebut nampaknya tidak dapat saya sembunyikan dari suami tercinta yang untungnya bersikap sangat mendukung. Meski suami bukan sosok yang pandai menulis, namun seringkali memberikan masukan positif. "Tulis saja dulu apa yang Mama ingin tulis. Hal sederhana saja, nggak usah langsung hal besar. Terkadang yang sederhana itu justru yang penting dan lebih mudah" ,kata-katanya itu membesarkan dan akhirnya membuat saya berani memulai. Kemudian saya banyak membaca dan memperhatikan hal-hal penting pada suatu tulisan yang bagus. Selain memperkaya wawasan penggunaan bahasa, gaya bercerita&efektivitas kata, dengan ini saya akhirnya menyadari kekurangan tulisan saya selama ini yang sering jauh melebar dari inti cerita. Ya,saya mulai mendapatkan poin utama untuk dikoreksi serta beberapa hal lain yang perlu disempurnakan.
Lantas, seiring dengan semakin seringnya Athargie diajak bermain oleh Papa&Akungnya, saya mulai memiliki kesempatan lebih banyak untuk berlatih menulis lagi, menyelesaikan PR tadi agar kelak saya dapat fokus dalam menjelaskan inti atau pesan utama yang hendak saya sampaikan.
Jika sebelumnya saya juga sering sibuk memikirkan tulisan saya bagus/tidak, dengan nasihat suami kini saya lebih bebas dalam menulis. Saya belajar menulis tanpa beban, membiarkan isi kepala ini mengalir saja dahulu. Sekarang saya semakin percaya diri, kelak suatu saat saya pasti bisa menulis dengan baik! Jika tiba-tiba terpikir akan sesuatu, saya pede saja menuangkannya dalam bentuk tweet di Twitter, komentar di halaman Facebook, membuat tulisan di notes smartphone atau mengetiknya menggunakan laptop.
"Sesekali ikut kuis atau lomba menulis boleh, biar semamgat menulis terus terpacu. Bukan masalah menang/kalah, tapi proses belajarnya itu yang berharga buat Mama lalui" ,kata-katanya itu juga yang ampuh membuat saya pede ikut kontes TUM ini tanpa banyak kuatir atau merasa malu. Meski sekarang saya belum jago menulis, saya akan terus mencoba dan saya yakin suatu saat kelak saya pasti bisa! Saya pasti mampu mewujudkan mimpi saya, membagikan segala pengalaman menjadi Mama dari Athargie yang begitu luar biasa sehingga memberi manfaat luas bagi Mama lainnya.
Terimakasih TUM untuk setiap kesempatannya^_^

7

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

Title: Homeschooling Makes Me A Better Mama
Twitter: @pink_vatra
Facebook: https://www.facebook.com/graceherman
Instagram: pink_vatra
Email: [email protected]

http://img.photobucket.com/albums/v456/pink_vatra/DD19C113-59E0-467C-9388-DB3B7C3D9A8D_zpsbxaqojos.jpg

http://img.photobucket.com/albums/v456/pink_vatra/hengrace20117_zps30f8c041.jpg

http://img.photobucket.com/albums/v456/pink_vatra/hengrace20118_zps5e24cb97.jpg

Tahun 2012 adalah tahun yang penting buat saya dan suami, karena pada tahun itulah kami memutuskan tidak akan memasukkan anak-anak ke sekolah formal, dan saya dan suamilah yang akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pendidikan anak-anak, alias homeschooling.

Perjalanan homeschooling kami tidaklah mulus, saat itu keputusan untuk homeschooling banyak mengalami tentangan, terutama dari pihak keluarga dan teman dekat. Macam-macam reaksi dan pertanyaan yang kami terima, beberapa teman bilang anak-anak kami nantinya bakal kuper karena nggak ada kesempatan bersosialisasi, ada pula yang bilang saya dan suami sudah sinting karena berani mengorbankan pendidikan anak. Namun pertanyaan yang paling sering kami terima adalah, siapa yang akan jadi guru anak-anak? Memangnya saya sanggup mengajar mereka? Bagaimana kalau ternyata di tengah proses homeschooling, saya ternyata tidak kompeten menjadi guru anak-anak? Padahal anak-anak sudah terlanjur tidak sekolah formal.

Jujur, di tahun pertama homeschooling, saya sangat meragukan kemampuan sendiri. Apalagi dalam proses homeschooling, orang tua adalah guru sekaligus kepala sekolah untuk anak-anaknya. Dengan kedua peran ini, berarti sayalah yang bertanggung jawab menentukan topik dan material pelajaran anak-anak tiap harinya, kurikulum yang akan dipakai, aktivitas fisik dan sosialisasi sehari-hari.

Namun seiring waktu berlalu, saya belajar bahwa ternyata untuk menjadi guru dan kepala sekolah tidak perlu menjadi orang “serba bisa” dan “serba tahu”. Lebih tepatnya, orang tua adalah partner belajar anak-anak, di mana saat anak-anak belajar, saya juga ikut belajar. Dari situlah kepercayaan diri saya meningkat, dan itu semua tercermin saat anak-anak dengan gembira menantikan waktu belajar mereka bersama saya tiap pagi. Mood anak-anak yang selalu semangat dan gembira saat belajar itulah yang menjadi suntikan semangat dan percaya diri terbesar buat saya.

8

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

Maaf mau OOT dikit
Baca cerita2 mama disini kyk baca novel yg asik :)) saya jadi merasa tak sendiri...bahkan banyak sekali yang mengalami hal yg tak terbayangkan..
Itulah perjuangan Kartini2 muda masa kini. Salut!

9

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

judul : Kembali Mengajar
email : [email protected]
twitter : @rikandun

https://farm8.staticflickr.com/7376/13894480835_95c5b1a588_z.jpg

Saya senang mengajar. Mengajar adalah berbagi, mengajar memberi saya energi, bercakap-cakap, berdiskusi membuat saya mengulang kembali pelajaran yang sudah didapat..dasarnya seneng tampil juga sih hehehe. Dulu, saya mengajar usia anak-anak sampai lansia, tapi yang jadi favorit adalah mengajar remaja ABG..Binar mata mereka, celetukan gak jelas dan pertanyaan-pertanyaan konyol sekenanya membuat saya tertawa atau berpikir tentang pertanyaan itu...mengisi kembali kantong energi yang kadang sudah tipis.

Setelah melahirkan anak kedua saya merasa tidak mampu untuk mengajar kembali karena di tengah kesibukan domestik saya merasa tidak punya cukup waktu untuk mempersiapkan materi, khawatir juga "gue masih nyambung ga ya sama para ABG". Setelah anak kedua berusia 6 bulan tawaran mengajar kembali datang. Awalnya saya menolak. Setelah dipikirkan masak-masak dan self-talk bahwa saya percaya dengan kemampuan dan pengalaman saya akhirnya diambil juga tawarannya. Lets bring it on!

Saya persiapkan diri sendiri dan materi sebaik-baiknya. Alhamdulillaah..Saya puas dengan performance hari pertama saya mengajar. Feedback yang didapatkan juga bagus..Kini, saya mendapatkan jadwal mengajar seminggu satu-dua kali. Pertemuan yang saya tunggu-tunggu untuk berbagi apa yang saya punya.

10

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

http://i96.photobucket.com/albums/l196/nurafirdha/Firdha_zpsac638760.jpg


Judul Foto : I am a mama and I am confident smile
Email : [email protected]
Twitter/IG : @nurafirdha
Facebook : Firdha Nurafidah

Saat hamil 6 bulan, aku memutuskan tidak bekerja dahulu at least sampai aku selesai melahirkan. Kebetulan saat itu kontrak kerja ku dengan kampus dimana aku mendapatkan beasiswa untuk studi Magister Manajemen sudah selesai.
Setelah melahirkan putera pertamaku, aku sangat menikmati peranku sebagai ibu dan pede mengurusnya seorang diri tanpa bantuan baby sitter. Aku mengandalkan instingku sebagai seorang ibu sebanyak 80%, 10 persen aku berikan pada dokter anak, dan 10 persen sisanya aku percayakan pada internet, hehehe.
Tidak terasa sepuluh bulan berlalu dan aku mendapatkan telepon untuk mengikuti assessment di Perusahaan FMCG yang sejak dahulu aku cita-citakan sebagai tempatku bekerja. Dahulu aku merasa kesulitan mendapatkannya, lalu setelah memiliki putera aku begitu mudahnya dipanggil bahkan tanpa apply karena direkomendasikan oleh kampusku. Ah, anak ku memang membawa berkah.

Saat anak ku berusia 11 bulan akhirnya aku kembali lagi bekerja. Berat rasanya beradaptasi kembali ke lingkungan kerja dengan bayangan malaikat kecil yang selalu setia menantiku di rumah. Terlebih aku termasuk dalam geng management trainee yang notabene isinya anak-anak fresh graduate semua. Jadilah aku yang paling tua sendiri karena satu-satunya yang sudah menikah dan punya anak.
Pada awalnya aku merasa kesulitan beradaptasi karena dianggap 'emak-emak' oleh rekan kerja ku, lalu aku diskusikan dengan suami di rumah. Berkat dukungannya yang bilang bahwa aku pasti bisa melewati semua proses adaptasi ini dan aku bisa mendapatkan kembali posisi ku dalam pekerjaan aku dapat melalui semuanya dengan lebih menyenangkan.
Aku semakin percaya diri menyatakan bahwa aku seorang ibu dari seorang anak laki-laki yang lucu dan selalu ngangenin yang fotonya selalu menghiasi screen laptop ku.

Aku pun tak segan untuk sharing dan berbagi ilmu soal pernikahan atau relationship kepada teman-teman fresh graduater ku ini. Mereka antusias sekali jika mendengarkan aku cerita soal ngurus anak, hihi, yang paling heboh sih kalo aku cerita soal proses melahirkan normal yang aku alami, hehehe...

Justru kepercayaan diriku semakin muncul saat semua orang tahu aku seorang mama dan sampai saat ini aku masih memberikan ASI untuk anak ku.

Pada satu kesempatan, kami diikiutkan dalam presentation skill training, dan disana kami diminta untuk membawakan topik presentasi yang akan disampaikan kepada sesama peserta. Tidak ragu lagi, aku membawakan topik tentang menyusui yang mendapat sambutan meriah dari semua peserta karena besarnya keingintahuan mereka dan diantara mereka hanya aku yang seorang mama. Alhasil, penampilan ku dalam presentasi tersebut behasil mendapatkan gelar sebagai best 3 presenter dari total 18 peserta yang presentasi smile

Ah, senangnya..

Dan mulai hari itu, aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa menjadi seorang mama adalah kekuatan yang aku miliki untuk terus menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri ku.

11

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

https://lh6.googleusercontent.com/-zyQomfXtYKI/U04GujcFo7I/AAAAAAAAARM/jcd-0l9plzs/s455/laras%2520lipi.jpg

Judul : Ibu untuk Ibu Pertiwi
Email : [email protected]
Twitter : @laras_na
Facebook : Larasati Na


Kehilangan ayahku karena kanker menentukan langkahku menjadi peneliti di bidang kanker. Setelah bekerja di bidang tersebut, aku menyadari bahwa kanker merupakan masalah nasional. Kanker merupakan penyebab kematian di Indonesia. Penelitiannya di Indonesia sudah banyak, namun tidak mendalam dan belum diakui secara internasional. Ironisnya, banyak tanaman asli Indonesia diteliti dan diambil negara asing. Saat itulah aku memutuskan, aku ingin menjadi peneliti bukan untuk mengejar mimpiku saja, tetapi juga berkontribusi untuk Indonesia.

Di sisi lain, aku juga seorang ibu dari anak perempuanku Olive yang kini berusia 2,5 tahun. Ketika aku mengandungnya, aku bertekad akan mengajaknya di setiap langkah mewujudkan mimpiku. Dia akan mencintai Indonesia sebagaimana aku mencintai Nusantara ini.

Ketika Olive berusia 15 bulan, aku dan suami memutuskan untuk pindah dari Yogyakarta ke Bogor. Suami bekerja di Jakarta sementara aku diterima di LIPI Bioteknologi, Cibinong, Bogor, tempat kerja yang ideal bagi peneliti. Kami memasukkan Olive ke daycare LIPI sehingga aku tetap bisa menengok dan menyusuinya saat jam istirahat kantor. Di luar dugaan, masa adaptasi Olive di daycare tidak lama. Dia jarang rewel, gampang makan, dan ceria di daycare seolah mengizinkan membagi ibunya dengan dunia penelitian.

Setelah mulai bekerja, kepercayaan diriku sebagai ibu diuji. Menjadi ibu bekerja tentu memiliki tantangan sendiri. Aku harus menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum berangkat kerja karena kami tidak memiliki ART. Suami harus berangkat subuh untuk commute Jakarta-Bogor. Di kantor sendiri, beban pekerjaan cukup berat. Ketika pulang, setumpuk pekerjaan rumah lain sudah menunggu. Meskipun aku berusaha mengabaikan rasa lelah, terkadang stress muncul juga. Emosi naik turun ketika badan lelah, pekerjaan menumpuk, dan Olive rewel. Tak jarang ketika Olive menangis aku juga ikut menangis. Sampai pada suatu titik, rasanya aku ingin menyerah. Aku ingin berhenti bekerja, pindah ke Jakarta sehingga suami tidak perlu commute, serta melupakan karier sebagai peneliti.

Di saat aku berpikir aku menyerah, suami memberikan dukungan yang luar biasa besar. Dia juga mengingatkan tentang idealismeku untuk berkontribusi untuk negara ini, hal yang selama ini selalu memacu semangatku. Berkat suami, akupun lebih sabar menerima kondisiku. Aku harus bisa mengatur emosi dan tetap tenang dalam segala kondisi. Tidak perlu memaksakan diri dengan ‘perintilan’pekerjaan rumah, yang penting kami bertiga senang. Menangani anak yang rewel jauh lebih mudah bila kita tetap berkepala dingin. Ternyata bila kita berdamai dengan diri kita, hal baik pun muncul. Aku bangkit, mengembalikan kepercayaan diri, dan melanjutkan perjuanganku menjadi peneliti. Akupun memberanikan diri untuk mendaftar sekolah lagi. Alhamdulillah, bulan lalu aku mendapat Letter of Acceptance dari University of Waterloo, Canada untuk program PhD di bidang Cancer Genetics.

Insya Allah, awal Agustus 2014 ini aku, suami, dan Olive akan terbang ke Canada untuk memulai perjuangan baruku sebagai mahasiwa. Suami juga berencana untuk mendaftar sekolah di sana. Memperkaya diri dengan ilmu merupakan awal untuk membuktikan cinta kami kepada Indonesia. Mungkin kami akan merantau dan berkarya di negeri orang selama beberapa tahun. Namun jiwa kami akan tetap Indonesia. Kami akan pulang mendedikasikan apa yang kami miliki untuk Ibu Pertiwi. Kami akan pulang menjadikan Indonesia lebih baik.

I'm feeling the most enormous heart bursting love for my daughter, Olivia

12

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

Judul Foto : Saya perempuan dan saya bisa
Facebook Acc : El Zahra
Alamat Email : [email protected]

Berawal dari pertanyaan salah seorang teman kuliah “kamu yakin bisa diterima kerja di dunia tambang sesuai jurusanmu, kamu perempuan apalagi kamu menggunakan jilbab?”...

Sempat bimbang ketika disodori pertanyaan itu, ah... apapun itu yang penting saya sudah berusaha dan berdoa, biar Tuhan yang menentukan...

Tidak lama setelah saya lulus dari salah satu Perguruan Tinggi, di salah satu perusahaan kontraktor Pertambangan sedang membuka lowongan kerja untuk fresh graduate, namun sayangnya requirement sex nya adalah male.
Tak berhenti sampai di situ saja, saya tetap mengajukan lamaran ke perusahaan tersebut.
Tak dinyana nama saya ada di salah satu list kandidat peserta tes. Di ruangan tes saya seorang diri peserta tes yang berkelamin perempuan. Tidak sedikit orang yang memandang saya sebelah mata waktu itu. Tes demi tes dilalui dan akhirnya saya lolos untuk bekerja di perusahaan tersebut.
Saya tidak pernah menyangka bisa bekerja di dunia Pertambangan, jauh merantau dari kota kelahiran berteman dengan debu dan panas.

Sebagai seorang perempuan saya harus bisa menempatkan diri secara fisik dan spikis. Beberapa tantangan harus dilewati dengan tepat dan cekatan seperti sempat merasakan tenggelam dalam lumpur, terperosok dalam tumpukan hasil tambang, terperosok dalam material blasting, adu pendapat dengan lawan jenis mengenai pekerjaan di lapangan maupun di dalam ruangan dan lain sebagainya.

Suatu waktu saya merasa senang sekali ketika bertemu di area kerja saya dengan dosen pembimbing saya skripsi dulu, kebetulan beliau sedang ambil studi kedoktoran-nya. Kami tak lupa mengambil moment tersebut dengan foto bersama.

http://i1360.photobucket.com/albums/r650/elzahra77/adarooffice_zps770f4409.jpg

Tidak mudah bagi saya membangun kepercayaan diri dalam pekerjaan ini. Walaupun kulit menghitam kelam, penuh debu dan lumpur, tapi saya tetap semangat dan akan selalu menempatkan diri sebagai perempuan sesuai dengan kodrat saya. Saya perempuan dan saya bisa.

Bersyukur ketika saya mendapatkan pasangan hidup yang bisa menerima saya apa adanya, lebih bersyukur lagi ketika saya bisa melahirkan anak, menyusui, merawat dan mendidik anak saya seperti ibu yang lain terhadap anaknya. Saya tidak lupa bahwa kodrat saya perempuan, Insyalloh amanah, Aamiin

http://i1360.photobucket.com/albums/r650/elzahra77/IMG-20140101-02406_zps5198244d.jpg

13

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

http://i1276.photobucket.com/albums/y477/karu2606/DSC_0510a_zpsca064cc2.jpg?t=1397642500

Judul: Kalau Tidak Dicoba, Mana Tau?
Twitter: Kartika2606
FB: Kartika Kusumastuti
Email: [email protected]

Yatte minai to wakaranai deshou? Kalau tidak dicoba, mana tau? Sebenarnya itu prinsip suami saya, yang kini menular pada saya.

Saya lulusan sastra Jepang, tapi kemampuan bahasa Jepang saya jauh sekali dari kata 'fasih'. Dan ini tahun ketiga saya tinggal di Jepang, tapi kemampuan bahasa Jepang saya masih kurang rasanya. Kalau ada yang bilang, "wah, pasti jago bahasa Jepangnya ya?".Saya langsung malu. Sungguh merasa malu.

Tapi suami saya mencoba menyemangati saya. Ia menawarkan saya untuk melanjutkan kuliah di Jepang. Hah? Apakah saya mampu? Mengikuti perkuliahan dengan bahasa pengantar full Jepang, presentasi dan membuat laporan dalam bahasa Jepang, membaca buku-buku literasi Jepang, dll.

Awalnya saya ragu. Saya tidak percaya diri. Tapi kalau tidak dicoba, mana tau? Begitu kata suami. Akhirnya saya meyakinkan diri untuk mencoba.

Kini saya sedang berjuang melawan ketakutan terbesar saya. Mencoba keluar dari zona nyaman. Mendorong diri sendiri untuk meningkatkan kemampuan saya.

Alhamdulillah ada keluarga yang mendukung saya. Ada suami dan anak saya yang sangat pengertian dan siap membantu saya.

Sekarang saya sedang menjalani prosesnya. Semoga saya bisa melaluinya dan keluar sebagai 'pemenang'. Menang dari rasa takut dan rendah diri.

14

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

Judul Foto: Ibu adalah teknologi Anak
Facebook : https://w ww.facebook.com/itranus
Email: [email protected]

http://i1154.photobucket.com/albums/p538/sunartisni/keluargasni3_edit_zpsc3a99c55.jpg

Tidak dipungkiri peran seorang istri, Ibu dan perempuan sangat besar dan harus diakui di muka bumi ini. Jika laki-laki memiliki kodrat sebagai pemimpin di dunia, maka perempuan memiliki kodrat sebagai pencipta. Pencipta pemimpin yang akan menentukan nasib mahkluk di dunia. Dipangkuan perempuanlah seseorang mulai belajar merasa, berpikir dan berkata-kata (R.A. Kartini).

Untuk para perempuan yang hidup pada masa sekarang tidak perlu melakukan berbagai perjuangan berat untuk mendapatkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Para perempuan mempunyai kebebasan yang sama untuk menjalankan semua kegiatannya. Berkat perjuangan Pahlawan Nasional Raden Ajeng Kartini yang dilahirkan 135 tahun lalu, yang selalu diperingati setiap tanggal 21 April. Emansipasi wanita yang berkembang di masyarakat lebih mengarah pada persamaan hak dalam segala aspek antara laki-laki dan perempuan. Dimana wanita mendapatkan hak untuk mendapatkan pendidikan seluas-luasnya dan setinggi-tingginya. Untuk era modern perempuan harus melek teknologi dan menjadi generasi cerdas. Tetapi tidak harus menjadikan para wanita lupa akan hak-hak kodrati, sebagai seorang perempuan, istri, Ibu yang menciptakan generasi yang sehat, pintar dan bahagia serta berakhlak yang mulia (Linda Gumelar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak)

Saya memaknai kata emansipasi wanita itu adalah melihat dunia luar untuk berinteraksi dengan orang-orang dunia kerja dan tentunya mempunyai wawasan yang luas dan bekerja untuk mengeksplor bakat dan kemampuan. Saya seorang Ibu memiliki satu orang anak dan wanita karir yang bekerja sebagai dosen pada Perguruan Tinggi Swasta. Tujuan saya bekerja adalah untuk membantu mencerdaskan anak bangsa dan meningkatkan taraf ekonomi keluarga. Di zaman sekarang seorang Ibu tidak hanya harus memiliki kecerdasan intelektual tetapi juga memiliki kecerdasan emosional dan tak kalah penting juga moral yang baik.

Menjadi Ibu adalah tugas yang sangat mulia dan mendidik anak memang tidak mudah. Mempunyai double job sebagai Ibu rumah tangga dan wanita karir adalah sebuah pilihan, jika pilihan itu bisa dilakukan dengan baik, kehidupan berkeluarga dan karir akan berjalan lancar. Walaupun saya seorang wanita karir, peranan saya di rumah 100% didedikasikan untuk keluarga. Kadang saya iri melihat seorang Ibu yang 24 jam bisa memantau perkembangan anak, sedangkan 10 jam waktu saya untuk bekerja.

Sudah 22 bulan usia Sandrina, putri cantik, lucu dan mengemaskan, bidadari kesayangan saya yang membuat saya mengingatnya setiap saat. Jauh dari orang tua atau mertua, membuat saya harus belajar mandiri. Banyak sekali kekhawatiran dikarenakan nihilnya pengalaman sebagai Ibu baru. Walaupun saya bisa menelepon orang tua untuk bertanya, tetapi saya mencoba berdikari dan membatasi diri hanya menelepon pada saat emergency agar tidak mengganggu.

Menyadari keterbatasan pengalaman dan pengetahuan serta didorong keingintahuan yang besar agar dapat memberikan yang terbaik bagi buah hati, saya berupaya mencari berbagai informasi dari pengalaman teman, majalah/tabloid dan internet. Teknologi semakin canggih. Banyak sekali informasi-informasi yang saya dapatkan misalkan saya bisa belajar cara menggendong, memandikan, memilih gendongan yang baik, mengatasi anak kolik, memompa dan menyimpan ASI saat bekerja, menyiapkan MPASI dan lain-lain yang pasti TUM punya andil besar dalam keseharianku. Majalah/tabloid dan Internet benar-benar menjadi sahabat setia.

Selain Internet, banyak gadget menyediakan aplikasi mobile yang saya bisa manfaatkan untuk membantu memantau perkembangan Sandrina. Saya menggunakan teknologi tersebut adalah untuk mengingatkan jadwal imunisasi yang sudah terhubung secara otomatis dengan kalender di gadget sehingga tidak ada imunisasi yang terlewat, Jurnal Kesehatan, Ensiklopedia yang berisi berbagai artikel dan tips informatif, Namerator Bayi, Games edukatif dan masih banyak lagi. Walaupun jauh dari buah hati tetapi saya bisa memantau tiap detik dan menit sampai berusia yang hampir 2 tahun untuk perkembangan dan kebutuhan nutrisinya, Walaupun putri saya dalam asuhan seorang pengasuh, saya merasa terbantu dengan teknologi tersebut. Seorang Ibu pekerja sangat senang dan bahagia melihat anaknya tumbuh sehat dan selalu ceria.

Selain sebagai informasi tentang tumbuh kembang buah hati, kemudahan dan kepesatan teknologi saya gunakan untuk bisnis online. Saya sudah mulai dan mencoba untuk berjualan secara online, dan sudah berjalan sekitar 1 tahun. Walaupun sebagai Reseler dengan sistem dropship. Tapi saya sangat menekuni dan belajar untuk membangun jiwa entrepreneur saya. Tidak selamanya saya bekerja diluar rumah, suatu saat nanti saya akan menjadi seorang Ibu yang 100% 24 jam waktunya untuk keluarga, tetapi tetap bisa mandiri, berkarya dan tetap kreatif.

http://i1154.photobucket.com/albums/p538/sunartisni/keluargasni_edit_zps7c08340b.jpg?t=1397649889

Perjuangan wanita karir dan seorang Ibu itu sangat luar biasa. Sebenarnya tidak ada seorang Ibu yang bisa memiliki keseimbangan waktu untuk bekerja dan mengasuh anaknya. Hanyalah kemampuannya untuk berkorban, berkomitmen dan bekerjasama dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Percaya atau tidak, dukungan suami saya mampu memberikan semangat menghadapi dunia.

Jadi, paling utama kehebatan seorang wanita adalah rasa percaya diri menjalankan perannya sebagai seorang Ibu. Tugas ibu adalah merawat, mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang berakhlak baik, berbudi pekerti luhur dan berpengetahuan luas. Anak-anak inilah pada masanya nanti yang akan memimpin bangsa dan Negara serta untuk memperbaiki kondisi bangsa kelak. Seorang Ibu adalah pahlawan yang dijadikan teknologi bagi anak-anaknya, dan anak akan meniru Ibunya. Jadi, ibu wajib menjadi role model dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari.

Selamat hari Kartini untuk seluruh perempuan di Indonesia. Selalu bersinarlah dengan kecerdasan yang di miliki.

------
-edited by mod-

15

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

https://lh3.googleusercontent.com/-yl42heVR6M4/U06Lq9a90QI/AAAAAAAAALY/y7wQPAb-qbI/w346-h260/A665aPGCYAAcIME.jpg

Menjadi seorang Ibu dari satu putri sekaligus pekerja dibidang media tidaklah mudah bagi Saya. Harus meninggalkan si kecil sejak ia masih berusia kurang dari lima bulan itu sungguh sangat menyakitkan. Perang batin sebagai seorang yang baru melahirkan anak dan seorang yang harus membantu perekonomian keluarga, juga percobaan untuk menjadi seorang pekerja media yang baik, terus menghantui otak dan perasaan. Bahkan tak jarang Saya menangisi keadaan karena harus jauh dari si kecil selama bekerja. Airmata tumpah saat rindu datang untuknya, saat melihat foto-foto dan mendengar suara yang sebelumnya sudah saya rekam di handphone.

Belum lagi anggapan dan opini orang lain yang terkadang membuat Saya bersedih. Memberi komentar seolah mereka tak tahu bagaimana perjuangan Saya untuk tetap bertahan diantara dua jalan yang penting dalam kehidupan Saya.

Itulah yang selalu Saya rasakan di tiga tahun belakangan. Kini, Saya sudah tak begitu ambil pusing tentang tanggapan orang-orang yang Saya anggap kurang bisa memahami dan mengerti bagaimana menjadi Saya.

Si kecil dan tentu saja suami Saya, adalah orang yang selalu memberi dukungan penuh hingga akhirnya Saya memang percaya diri untuk menjalani rutinitas sebagai Ibu dan Pekerja setiap harinya. Memang kuantitas Saya sebagai ibu di rumah tidak setara dengan kuantitas saya sebagai pekerja di tempat Saya bekerja. Namun pandangan lugu dan polosnya mampu menyampaikan dan menguatkan Saya, bahwa tak banyak orang yang bisa bersikap seperti Saya saat ini.

Terima kasih pria yang telah menyuarakan adzan saat Zalfaa Rihhadatul Aisy terlahir di dunia. Terima kasih Agus Malik atas kepercayaanya kepada Saya untuk menjalani dua peran kehidupan dalam waktu yang bersamaan.

https://lh6.googleusercontent.com/-isEk2vAtx8E/U06KB7Ig-JI/AAAAAAAAAKs/_GpzrLkkDuE/w346-h455/574472_4569833445313_323911421_n.jpg

Judul Foto: Happy n Fun Famili
Twitter: @HannaHaliana
Facebook: Hanna Haliana
Instagram: @HannaHalianaHanna

16

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

http://i1118.photobucket.com/albums/k604/padni/papermama-watermark-PADNI-JOHAN-for-TUM-KARTINI_zpsde0f7ea4.jpg

Judul Foto : I am A Proud Stay-at-home Mom!
Twitter : @padnijohan
Facebook : padni johan
Instagram Acc : @paperflavour
Alamat Email : [email protected]

Setelah berkarir sekian lamanya dan akhirnya saya memutuskan untuk resign demi program hamil karena sudah hampir 3 tahun menikah saya dan suami belum dikarunai buah hati, kemudian saya pun diberikan kehamilan pertama yang tanpa diduga berakhir dengan keguguran(abortus spontan). Walau sangat sedih tapi saya percaya ada rencana Tuhan yang indah dalam hidup saya :) Ketika akhirnya diberi kehamilan ke2, saya dan suami sangat bahagia. Hingga lahirlah anak pertama kami pada akhir 2013 lalu yang kami namai Timothy.

Saya memiliki impian sedari remaja bahwa suatu hari jika saya diijinkan Tuhan untuk saya menjadi seorang ibu,saya berkeinginan mengurus buah hati tanpa memakai jasa babysitter. Impian itu lahir karena saya TERINSPIRASI OLEH IBU SAYA yang mengurus saya dan ke3 adik saya tanpa bantuan babysitter. Sejak anak kami lahir, memang waktu tidur saya dan suami sangat berkurang jauh, terlebih lagi saya juga harus mengurus rumah tangga dan memasak setiap hari, bersyukur akhirnya ada ART harian yang membantu.

Walau saya hanya seorang Stay-at-home-Mom (sahm) tapi saya bangga karena saya dapat belajar bagaimana cara mengurus anak dengan mandiri, walau setiap hari rutinitas saya hanyalah seputar mengurus si kecil.

Saya memiliki small bussiness yaitu scrapbook making and teaching, saya pun merasa bangga bisa tetap menjalankan usaha kecil tersebut walau dengan waktu yang sangat terbatas, apalagi tenaga sudah habis di akhir hari karena lelah mengurus si kecil :) Sempat terpikir untuk saya closing down usaha tersebut. Tapi berkat dukungan suami, saya pun berkeputusan untuk tetap mempertahankan usaha tersebut.

Prioritas pertama saya adalah suami dan anak, lalu baru usaha tersebut. Saya bangga bahwa saya bisa melalui hari demi hari yang melelahkan sebagai seorang ibu tapi semua saya lalui demi memberikan YANG TERBAIK untuk anak saya.

Terimakasih untuk KARTINI SAYA YAITU MAMA TERCINTA yang telah menginspirasi hidup saya. Sayapun ingin hidup dan keputusan yang saya buat dapat MENGINSPIRASI ANAK SAYA KELAK.

Yes, I'm a Proud SAHM, I'm A Proud Mommy.

17

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

Judul Foto: Kartini Dulu, Kartini Sekarang
Twitter: @ren_ai
Facebook: Srina Ansella
Email: [email protected]

https://farm3.staticflickr.com/2891/13898655333_8f4b32a5a1.jpg

20 tahun yang lalu, waktu saya masih SMP, saya pernah mengikuti Lomba Berbusana Daerah Se-Jabotabek. Saya bersama beberapa teman SMP saya ramai-ramai mendaftar dan berlomba untuk tampil semenarik mungkin. Yang lebih cantik dari saya banyak, yang busananya lebih menarik juga banyak. Saya dilain pihak malah mengalami kesulitan untuk mempersiapkan diri karena kedua orangtua saya tidak setuju saya ikut lomba tersebut, tetapi karena pendirian saya kuat (baca: keras kepala) akhirnya mama menyerah dan saya diantar ke salon. Salon itu tidak punya busana lain untuk disewakan kecuali busana Jawa yang mirip sekali dengan model Kebaya Kartini. Akhirnya saya ber-Kartini-ria dan siapa sangka, saya malah menang Juara Harapan I, dan malahan teman-teman SMP saya yang lain malah tidak ada yang menang satupun.

Apa yang membuat saya menang? Entahlah, yang pasti mulai saat itu saya tahu benar apa arti Percaya Diri. Walau tidak didukung orang tua, walau dengan riasan dan busana seadanya, walau saya tidak secantik yang lainnya, tetapi bila saya tahu apa yang saya inginkan, apa yang saya mampu, dan apa yang saya yakini, saya tahu saya pasti bisa.

Tahun 2010 lalu saya memutuskan untuk kuliah lagi. Menaikkan strata pendidikan saya dari D3 menjadi S1. Dan karena kesibukan pekerjaan sebagai Sekretaris, saya memutuskan untuk berkuliah di Universitas Terbuka. Di tahun terakhir perkuliahan saya menikah dan pada saat semester akhir saya hamil muda. Kehamilan pertama ini dihiasi oleh Hyperemesis Gravidarum yang bahkan memaksa saya untuk berhenti bekerja, tapi tidak untuk belajar. Masa-masa ujian akhir saya jalani dengan sangat berat, sulit sekali untuk bisa konsentrasi belajar, tetapi saya terus mencoba. Sempat terpikir untuk cuti saja, tetapi saya khawatir kalau anak saya lahir, perkuliahan saya mungkin malah terbengkalai karena sibuk mengurus anak. Target saya harus lulus sebelum anak saya lahir. Dan saya berhasil lulus dalam waktu 2,5 tahun perkuliahan dengan hasil cemerlang yang membuat saya diundang wisuda di kampus pusat dalam kondisi hamil 8 bulan!

Banyak yang bertanya, bagaimana bisa? Sederhana saja, selama masih bisa, saya akan terus mencoba. Kalau sudah tidak bisa, ya tahu diri, tetapi jangan menyerah selama masih punya alasan kuat untuk bertahan. I know what I want, I know what I'm capable of, and I know what I believe in.

8 November 2013 lalu, saya melahirkan anak pertama saya, Restu Nur Bellavita. Dan hidup saya pun berubah total! Anak menajamkan fokus hidup saya, anak melembutkan keras kepala saya, dan anak semakin mendekatkan saya kepada Tuhan Sang Pencipta. My life may not easy, but my eyes are set on baby Bella, and everything just seemed easier.

8 Mei mendatang Bella akan berumur 6 bulan, masa Asix akan segera berakhir, dan saya -thank God- juga akan mulai bekerja di tempat yang baru setelah menjalani peran jadi Ibu Rumah Tangga. Kalau ditanya, mana yang lebih capek? Jadi sekretaris atau jadi ibu rt? Jawabannya bagi saya: jadi ibu rt! Tapi kalau ditanya, mana yang lebih menyenangkan? I must say, jadi ibu rt juga dong! Tetapi saya tahu investasi macam apa yang saya inginkan untuk anak saya, saya tahu bahwa saya dapat melakukan pekerjaan ini dengan sebaik mungkin, dan saya yakin ini rezeki Bella. Itulah yang membuat saya percaya diri ketika bersaing dengan 27 orang kandidat lainnya pada saat seleksi penerimaan, padahal saat itu saya satu-satunya yang berprofesi sebagai ibu rt, sedangkan yang lain masih bekerja.

Kartini telah lama menjadi panutan saya. Dan dengan cara saya sendiri, saya berharap hidup saya bisa memberi cahaya, baik bagi keluarga, masyarakat dan bahkan negara dimana saya dilahirkan. Semoga Kartini dulu tetap menginspirasiku untuk menjadi seorang istri, seorang ibu dan seorang pekerja yang baik, sekarang dan seterusnya menjadi Kartini modern yang selalu percaya diri. Aamiin.

A daughter is a little girl who grows up to be your best friend. La vita e Bella \^o^/

18

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

https://farm8.staticflickr.com/7147/13906503834_5c1d2ea5fb_n.jpg

Judul Foto : Becomes mama, definitely I Am confident!
Twitter : https//twitter.com/fiedewi
Facebook :https//www.facebook.com/fiefie.dewi
Email : [email protected]

Itu yang aku rasakan pertama kali ketika aku diberi kesempatan menjadi ibu dari seorang anak perempuan yg cantik. Meskipun ibu bekerja aku berusaha memberikan perhatian & kasih sayang untuk anakku. Sejak dari kandungan, dengan bangga aku mengabadikan moment hamil, termasuk menyambut kartinian di kantor(pic ke 1), saat usia 35 minggu aku datang ke studio foto khusus untuk menyambut peri kecil & menjadi ibu (pic ke 2).
Saat si kecil lahir, tidak terlewatkan juga untuk foto bersama (pic ke 3).
Menjadi ibu tugas yang utama disamping bekerja. Tekad itupun yg selalu ada untuk menyemangati aku bisa memberikan asi. Meskipun aku harus tugas ke luar negeri, di sela waktu senggang aku tetap memompa dimana pun & kapan pun (pic 4).
Meski bekerja aku berusaha untuk mempunyai waktu bersama si kecil. Kami berlibur untuk menjalin kedekatan yg sedikit hilang karena bekerja (pic ke 6).
Dengan segala kehebohan barang bawaan & kewalahan menghadapi tingkahnya, itu lah yang membuat aku menjadi seorang ibu yang percaya diri. Tentunya kepercayaan diri yang aku rasakan sejak si kecil dari kandungan hingga sekarang usianya hampir 19 bulan, juga dirasakan si kecil. Hal ini bisa dilihat dengan setiap tingkahnya, seperti saat difoto ia bisa berpose apa yang kami arahkan (pic ke 5). Kepercayaan diri yang aku miliki ketika menjadi seorang ibu, yes definitely:)

19

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

http://https://farm8.staticflickr.com/7147/13906503834_5c1d2ea5fb_n.jpg

20

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

kok fotoku gak muncul yah

21

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

fiedewi: itu ngetiknya kurang titik dua aja kok:

https//farm8.staticflickr.com/7147/13906503834_5c1d2ea5fb_n.jpg

mestinya:

https://farm8.staticflickr.com/7147/13906503834_5c1d2ea5fb_n.jpg

edit aja orginal postnya.

Srina Ansella - utk posting, sila baca FAQ tentang posting image di sini ya...

? comic and crochet addict ?
theurbanmama.com | @turniptopia

22

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

http://i1370.photobucket.com/albums/ag249/ettanovretta/Facebook/Akino%20Zayyan%20Kaindra/943538_10151516896765073_1505836636_n.jpg

Judul: Belajar jadi Ibu dari Ibu
Twitter: @ettanovret
Email: [email protected]

Jadi pekerja kantoran yang jam kerjanya gak jelas plus lagi hamil (setelah sebelumnya keguguran) itu ternyata gak semudah bayangan saya sebelumnya. Segala perubahan fisik dan gejolak emosi ibu hamil ketika itu dirasakan cukup ‘challenging’ ketika dibarengi dengan ratusan e-mail, jadwal meeting, jadwal con call, dan deadline report. Sempat bingung mau mencari informasi kehamilan dan kelahiran yang paling update ke siapa, karena di kantor , saya adalah wanita satu-satunya di kantor saya ketika itu yang sudah menikah dan sedang mengandung. Minim informasi mengenai ASI, RUM, proses persalinan, dan tentang ilmu parenting lainnya tidak serta merta membuat saya patah semangat.

Alhamdulillah Ibu saya senantiasa support dan mau mendengar segala kisah kehamilan saya, termasuk memberikan support yang luar biasa ketika saya sering terduduk nangis di kamar karena merasa beban pekerjaan terlalu berat dan hampir menyerah! Sayapun mulai rajin membuka forum-forum seperti salah satunya TUM ini. Hingga akhirnya saya melahirkan, ternyata rasa percaya diri menjadi Ibu itu belum tumbuh teramat baik di diri saya.

Sebulan pertama Ibu saya selalu mengingatkan untuk merawat payudara agar asi lancar, menyiapkan masakan sehat dan kesukaan saya agar saya tidak kekurangan energi karena harus begadang, mengambil alih menjemur cucunya di pagi hari ketika mendapati saya masih tertidur pulas karena kelelahan, serta meyakinkan saya bahwa cucunya akan baik-baik saja ketika saya tinggal kembali bekerja di hari pertama.

Saya memang seorang ibu yang jauh dari sempurna, tapi dari Ibu sayalah saya belajar banyak bagaimana menjadi seorang wanita seutuhnya untuk keluarga. Karena Ibu saya juga wanita pekerja dan saya melihat ia sangat berhasil membesarkan dua buah hatinya. Rasa percaya diri yang dulu minim karena produksi asi tidak lancar; harus meninggalkan anak mencari nafkah; serta tidak bisa selalu memasak mpasi untuk anak saya setiap hari; lambat laun kini mulai meningkat rasa percaya diri itu.

Kini saya lebih tenang ketika meninggalkan anak saya di rumah untuk bekerja karena saya tahu saya meninggalkan dia bersama eyang-eyangnya yang hebat (eyang putri khususnya) dan anak saya akan banyak belajar hal-hal yang baik. Saya percaya bahwa saya mampu membesarkan buah hati saya sebaik Ibu saya membesarkan kami (atau bahkan lebih baik lagi). Saya percaya walaupun saya tidak bisa mendampingi anak saya 24 jam, tapi ikatan batin kami sangat kuat sehingga anak saya tetap akan menoleh kembali ke ibunya ketika saya pulang bekerja.

Saya percaya meskipun masih banyak kekuarangan dalam mengasuh anak saya, tapi dengan support yang tiada henti dari Ibu saya, suami saya, serta keluarga, saya mampu menjalani hidup sebagai wanita karir sekaligus istri yang berbakti kepada suami, dan sebagai ibu yang baik bagi buah hati saya.

“Terima kasih Ibu, karena Ibu saya percaya, karena ibu saya kuat, dan karena ibu saya bisa!! Selamat Hari Kartini para wanita hebat Indonesia, teruslah berkarya…!”

Akino's Best Friend in Life
https://etta0211.wordpress.com/

23

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

Srina Ansella,Fiedewi dan Mrs Kiki, foto sudah saya bantu benerin ya :)

Love my kids

twitter & IG : @ndiievania
blog : https://ndiievania.wordpress.com/

24

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

https://farm4.staticflickr.com/3774/13908665083_e4e516a80b_z_d.jpg

Judul : HAPPIEST MOTHER ; CONFIDENT MOTHER

twitter : @rinacahyarini
Facebook : rinaceer
Email : [email protected]

Saya teramat sangat menikmati peran saya sekarang, sebagai ibu muda bekerja, dengan anak berumur 4 tahun dan 6 bulan, makin menambah indah hidup saya. Untuk bisa merasakan semua keindahan itu saya harus percaya diri menghadapi peran ini.

Padahal sebelumnya, ketika saya memutuskan berumah tangga, ada perasaan kurang percaya diri, hal ini karena saya dan suami tinggal berdua jauh dari orang tua. Kami dijakarta memang benar merantau. Jadi banyak ketidak tahuan, dan harus benar-benar mandiri menjalani kehidupan rumah tangga kami. Maka berbagai strategi harus dikerahkan, dan untungnya saya hidup diera teknologi informasi yang sangat canggih. Jadi manfaatkan semua fasilitas yang bisa didapat dengan optimal untuk menambah wawasan saya, dan sayapun percaya diri menjalani peran ganda ini, sehingga saya terhindar dari stress pada hal-hal sepele yang bisa diminimalisir sedini mungkin. Mudahnya kaya gini aja kalau ibunya saja tidak percaya diri, gimana dengan anak-anak ? jadi memang Ibu itu harus jadi panutan buat anak-anaknya. Apalagi percaya diri juga sangat berpengaruh untuk memberikan support kepada suami sebagai kepala rumah tangga. Masalah pekerjaan dikantor sering dibawa pulang kerumah, kalau saya kurang percaya diri dalam mensupport suami kasihan jadinya.

Bisa mengatur dan menyeimbangkan waktu dengan baik pada urusan pekerjaan dan rumah tangga seperti doping rutin buat menambah kepercayaan diri, stres bisa saya minimalisir, saya bahagia, suami bahagia, anak-anak bahagia , sehat lahir dan batin . Itu adalah bonus dari rasa percaya diri .
Ada 3 hal yang membuat saya percaya diri dengan peran saya sebagai ibu pekerja , seperti :
1. Rutinitas saya setiap pagi untuk memasak, menyiapkan bekal suami dan anak pertama saya . Bangun dini hari jam 4 pagi bukan hal berat buat saya, ketika melihat senyum suami dan anak-anak ketika menyantap dengan lahap masakan saya . Bahkan membuat MPASI homemade buat anak kedua sayapun, saya lakukan sendiri . Prinsip eco green mother ini sudah saya jalankan selam 5 tahun, sama dengan usia pernikahan saya dengan suami, dan saya sangat senang melakukannya
2. Keberhasilan saya memberikan ASI eksklusif pada anak kedua saya setelah kegagalan melakukannya pada anak pertama saya. Seperti kekuatan sendiri untuk terus melakukan hal – hal baik bagi anak-anak dan keluarga saya .
3. Saya mempunyai suami yang sangat luar biasa baik, pengertian dan cinta mati sama saya, sehingga saya masih bisa berme-time ria, melakukan hobi, tetap bisa bersosialisasi dengan teman dan sahabat.

Sebagai Ibu saya masih harus banyak belajar lagi, untuk itu saya akan terus membuka wawasan saya, baik lewat majalah, buku, social media dan forum-forum seperti Urban mama ini, yang thread-threadnya keren dan update banget .

25

Topic: [contest - 2014] TUM Modern Mama 2014

Judul Foto: Mama, my lifetime Kartini, Yes.. I'm a Modern Kartini
Facebook: http://www.facebook.com/ooCHaa
Twitter: @ooCHaa12
Email: [email protected]


https://c2.staticflickr.com/4/3693/13885703636_326bd3500b_m.jpg



Keputusan menjadi working mom yang tetap bisa mengurus suami dan anak adalah cita-cita saya, salah satu cita-cita tertinggi saya. Di latar belakangi sang mama yang tetap bisa bekerja, mengurus rumah tangga ternyata bisa menghantarkan saya lulus sarjana, bahkan sampai saya resmi diangkat sebagai abdi negara kemudian menikah, she is my lifetime Kartini, dan tetap menjadi guru kehidupan saya.

Bekerja sebagai abdi negara, menikah usia 25 tahun, ingin mempunyai anak laki-laki sebagai anak pertama Allah pun menganugerahkan tanpa menunggu lama. Setiap doa dan pinta yang selalu saya panjatkan terkabul, merupakan satu cara Allah menaikan derajat dan kualitas kehidupan saya.

Working mom, asix, mpasi rumahan merupakan segelintir komitmen dan dedikASI untuk buah hati tercinta. Saya hanya ingin melengkapi apa yang dulu tidak diberikan secara optimal oleh my lifetime kartini (mama), saya akan berikan kepada buah hati saya. Mama pun bangga karena saya berhasil mengoptimalkan apa yang dahulu tidak beliau optimalkan. Bahkan dengan apa yang saya lakukan saat ini, mama ingin sekali mengulang masa-masa itu.

Tidak mudah menjadi working mom, yang tetap bisa mengurus buah hati dan suami tanpa bantuan asisten. Sebisa mungkin saya handle, harus merelakan mengurangi jam tidur malam demi menyiapkan segala keperluan buah hati untuk esok pagi hingga sore selama ditinggal kerja, menyiapkan keperluan suami pergi bekerja. Bangun jam 4 pagi membuat mpasi untuk 4x makan, memandikannya shubuh-shubuh, menyusuinya, menyapu, mengepel, cuci piring, dan bebenah semua saya kerjakan dalam waktu 2jam dengan ritme kerja cepat dan multitasking. Meninggalkan rumah untuk bekerja dengan keadaan anak kenyang dan tertidur kembali. Maghrib, sesampainya di rumah, tidak buang-buang waktu bergegas langsung bersih-bersih badan, dilanjutkan bermain dengan si kecil dan makan malam bersama. Kebersamaan kami pada malam hari tidak lebih dari 2jam, dan seoptimal mungkin kami gunakan sebagai waktu kencan yang romantis, bercerita, bercanda, mengusel-usel di tempat tidur, sampai akhirnya dia tertidur di ketiak saya. Rutinitas romantis yang selalu saya rindukan saat bekerja.

Dengan bantuan ibu mertua ketika saya kerja harus menitipkan buah hati kepadanya (maafkan bu.. masih saja merepotkan), sesampainya di rumah totally buah hati, suami dan segala keperluannya saya yang menghandle. Beruntunglah saya berjodoh dengan suami yang tidak segan malu-malu turut membantu bergantian mengasuh buah hati disaat saya sibuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, bahkan beberapa pekerjaan rumah tangga diambil alih oleh suami (i love you, yah..). Keberuntungan saya di kantor pun mendapatkan support dari rekan-rekan seruangan yang notabene semuanya adalah pria berkeluarga, dan juga yang paling penting atasan saya yang sangat memahami dan memberikan toleransi lebih dalam soal perizinan untuk mengasuh buah hati.

Buah hati ku, Ghaizan si malaikat kecil yang selalu membuat saya belajar kehidupan setahap demi setahap. Belajar bagaimana bersabar, belajar bagaimana berkomunikasi positif dan efektif, belajar untuk memasak demi memberikan mpasi yang sehat hasil walaupun saya koki amatir yang selalu menggunakan bumbu kasih sayang disetiap masakan saya, belajar bagaimana menjadi pendidik yang baik, belajar dan terus belajar dari setiap tingkah lakunya, sekalipun melalui senyuman dan tangisnya.

Tidak ada alasan untuk saya tidak percaya diri menjadi kartini bagi anak-anak. Mama saja bisa menjalankan dua peran, kenapa saya tidak bisa? Bahkan, saya percaya diri untuk menjadi lebih baik dari mama. Seorang guru akan bangga ketika muridnya menjadi lebih hebat darinya. Saya yakin, mama akan terus bangga kepada saya saat ini, esok, lusa, dan selamaya sepanjang saya menjadi Kartini untuk anak-anak saya kelak sampai mereka menjadi orang sukses dimanapun mereka berada.

Menjadi ibu adalah pekerjaan terberat namun terbaik yang Allah amanatkan kepada saya. Indeed, i love my job the most.

Mama, my lifetime Kartini, made me to be a Confident Mama and Ghaizan made me a Modern Kartini.