Cermat Memilih Wadah Penyimpanan ASI Perah

Fatimah Berliana Monika Konselor Laktasi & La Leche League (LLL) Leader of Rochester South NY, US. Lulusan S1 Fakultas Teknik Sipil&Perencanaan ITB & S2 Magister Manajemen Universitas Indonesia.

Makin meningkatnya pengetahuan mengenai pentingnya memberikan ASI walau Mama dan bayi tidak selalu bersama-sama karena berbagai sebab, menyebabkan makin banyaknya para Mama yang berjuang memberikan ASI perah untuk sang buah hati. Memiliki persediaan ASI perah tidak hanya penting untuk para Mama yang bekerja, tetapi juga penting untuk para Mama yang berada di rumah/selalu bersama bayi (istilah kerennya saat ini: SAHM alias Stay At Home Mom).

Banyak sekali kejadian tidak terduga yang mungkin dapat terjadi pada Mama SAHM, umumnya Mama sakit hingga sakit berat sehingga Mama dirawat di RS dan tidak dapat menyusui bayinya. Dengan adanya persediaan ASI perah selama Mama dirawat di RS dan terpisah dengan bayi (karena tidak diperbolehkan membawa bayi) maka bayi tetap mendapat haknya yaitu ASI. Ilmu mengenai penyimpanan ASI perah sangat penting untuk diketahui para Mama & pengasuh bayi karena penyimpanan yang kurang baik dapat menyebabkan ASI menjadi basi (spoiled) & rusaknya kandungan ASI. Satu komponen yang paling penting adalah cermat memilih wadah penyimpanan ASI perah.

Akhir-akhir ini berbagai macam wadah dari plastik yang umumnya berharga terjangkau sangat mudah ditemui. BPOM (Badan Pengawas Obat & Makanan) baru-baru ini memberi peringatan kepada masyarakat agar berhati-hati dalam memilih & menggunakan wadah berbahan plastik. Bahan plastik yang mengandung BPA (Bisphenol A) jika disiram dengan air mendidih, dipanaskan baik dengan cara direbus maupun dijemur di bawah terik matahari serta terbentur dapat menyebabkan senyawa BPA nya terlepas dan masuk ke dalam makanan-minuman di dalamnya. Bahan berbahaya lain selain BPA adalah phthalate.

FDA (Food & Drug Administration) AS atau BPOM AS dengan penelitian terbarunya yang menyatakan bahwa BPA berbahaya bagi kesehatan. Potensi bahaya BPA tersebut, antara lain:

 

    • 1. BPA secara teoretis dapat bertindak sebagai hormon dalam tubuh sehingga, mengganggu kadar normal hormon tubuh dan perkembangan janin, bayi, dan anak-anak.

 

    • 2. Program toksikologi nasional di FDA menyatakan kekhawatirannya mengenai kemungkinan BPA mempengaruhi otak dan perilaku bayi dan anak kecil.

 

    • 3. Beberapa penelitian pada binatang menemukan potensi hubungan antara paparan BPA dengan meningkatknya risiko risiko menderita kanker.

 

    • 4. Dua penelitian menemukan bahwa orang dewasa dengan kadar BPA tinggi di dalam tubuhnya memiliki masalah dengan jantung.

 

    • 5. Masih diteliti hubungan paparan BPA dengan kondisi obesitas, diabetes, dan ADHD (Attention Deficit dan Hyperactivity Disorder).

 

Oleh karena itu yuk para Mama selalu memeriksa bagian bawah wadah plastik, lihat kode daur ulangnya, bila kodenya pun tidak ada maka langsung hindari ya. Dari 7 kode daur ulang, yang dapat digunakan sebagai wadah ASI perah adalah wadah plastik dengan kode daur ulang 5 – PP. Berikut ini 7 kode daur ulang beserta symbol hurufnya:

 

    • Kode 1 yaitu PET / PETE (Polyethylene Terephthalate) berbentuk tipis, bening yang umumnya digunakan sebagai kemasan air mineral, minuman bersoda, dll. Plastik jenis PET ini tidak dapat menjaga kandungan nutrisi dan antibodi sebaik bahan kaca dan plastik PP kode 5 (60% immunoglobulin A dapat hilang). Botol plastik PET yang dimasukkan ke lemari pembeku (freezer) dapat menjadi rapuh dan mudah pecah.

 

    • Kode 2 yaitu HDPE (High Density Polyethylene) berbentuk lebih tebal, buram, keras umumnya digunakan untuk botol shampoo, susu literan, deterjen, dll.

 

    • Kode 3 yaitu V atau PVC (Vinyl) ditemukan di pipa, cling wrap, beberapa jenis deterjen, dll. Jenis PVC ini berbahaya karena mengandung phthalate yang dihubungkan dengan kecacatan janin hingga keguguran. Selain itu PVC mengandung DEHA yang bersifat karsinogenik, paparan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati.

 

    • Kode 4 yaitu LDPE (Low Density Polyethylene) berbentuk lembut dan lentur biasa ditemukan di kantung plastik belanja, plastik sampah, bungkus makanan, dll.

 

    • Kode 5 yaitu PP (Polypropylene) adalah pilihan jenis plastik yang aman dan dapat digunakan kembali sehingga merupakan salah satu pilihan wadah penyimpanan ASI perah.

 

    • Kode 6 yaitu PS (Polystyrene) ditemukan di sendok dan garpu plastik, rak wadah telur, juga di styrofoam. Jenis PS termasuk kategori berbahaya terutama jika dipanaskan dan sulit untuk didaur ulang.

 

    • Kode 7 yaitu Other, termasuk jenis Polycarbonate yang mengandung bahan berbahaya BPA.

 

Selain botol berbahan plastik kode daur ulang 5 – PP, terdapat beberapa jenis wadah lain yang dapat dipilih Mama untuk menyimpan ASI perah yaitu:


1. Botol berbahan kaca

 

      Jenis ini umumnya sangat direkomendasikan karena dapat digunakan berulang-ulang, mudah dibersihkan, dan aman. Selain itu, lemak ASI perah yang disimpan di wadah berbahan kaca ini lebih mudah lepas dari dinding wadah dan bercampur kembali bila digoyang pelan dibandingkan wadah berbahan plastik.

 

 

2. Kantung berbahan plastik


La Leche League (LLL) menyatakan plastik es kiloan tidak direkomendasikan sebagai wadah ASI perah karena mudah bocor, robek, dapat merusak kandungan nutrisi ASI, dan rentan terkontaminasi.

Bila ingin menggunakan kantung plastik, gunakankan plastik yang memang didesain untuk menyimpan ASI perah di lemari pembeku. Plastik ASI perah hanya bisa sekali pakai. Beberapa referensi tidak menyarankan menggunakan wadah kantung plastik ASI perah untuk penyimpanan dalam jangka waktu panjang di freezer.

Wadah ASI perah berbahan besi antikarat termasuk yang tidak direkomendasikan karena dapat menghilangkan jumlah dan kelangsungan hidup sel di dalam ASI, dibandingkan wadah ASI perah berbahan kaca dan plastik PP yang lebih baik dalam menjaga sel di dalam ASI.

Selain memperhatikan bahan wadah ASI perah, Mama juga perlu mengetahui beberapa syarat umum wadah ASI perah yang harus dipenuhi.

 

    • 1. Wadah ASI perah dapat ditutup dengan rapat.

 

    • 2. Wadah ASI perah aman untuk dibersihkan (dicuci) dalam air panas, air sabun, serta aman dimasukkan (dicuci & dan dikeringkan) dalam tempat pencuci piring (dishwasher).

 

  • 3. Ukuran tidak perlu besar karena setiap wadah hanya menampung antara 60–120 ml saja untuk menghindari terbuangnya ASI perah yang tidak terminum bayi. Sisakan rongga paling tidak sekitar 2-5 cm hingga seperempat wadah (dihitung dari atas penutup botol/segel kantong) ASI sehingga masih ada ruang untuk penggelembungan ketika dibekukan.

 

 

Berilah label tanggal dan waktu penyimpanan, serta jumlah ASI yang dimasukkan menggunakan spidol permanen (tahan air). Bila ASI perah dikirim ke RS, tuliskan nama bayi, tanggal lahir bayi, nama orangtua, dan sertakan informasi tambahan, misalnya obat-obatan yang sedang dikonsumsi Mama saat memerah.


Sumber: Buku Pintar ASI & Menyusui (F.B. Monika).

Semoga bermanfaat, Happy Pumping. :)

Related Tags : ,,

21 Comments

  1. avatar
    Fatimah Berliana Monika August 11, 2015 10:39 am

    Dear Mama Heldia,

    Pada prinsipnya baik ASI maupun makanan/minuman lain, makin pendek waktu simpan tentu makin baik. Tapi disesuaikan juga dengan kebutuhan ASI perah per hari, berapa banyak Mama dapat membuat stok ASI perah dan kebutuhan khusus jangka panjang. (misalnya perlu disimpan di Freezer kulkas 2 pintu yang daya tahannya lama untuk jaga-jaga saat berpisah lama dengan baik misalnya dinas luar kota / ibadah haji yang tidak bisa membawa bayi).

    Apabila tidak mampu menyediakan kulkas khusus untuk ASI perah tentu tidak apa2 yang penting dipastikan kulkas bersih, makanan lain yang bersatu dengan ASI perah berada di dalam wadah tertutup rapat tidak bocor , jadi air daging, sayur dll tidak mengenai wadah ASI perah. Selengkapnya mengenai hal ini silahkan baca di buku ASI saya : Buku Pintar ASI & Menyusui, bisa didapat di TB Gramedia, Gunung Agung, Togamas atau pesan stok saya , hubungi via sms/wa ke 0811166524 .

    - Monik

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Heldia Veni August 11, 2015 10:31 am

    bunda...kalo asi perahnya disimpen di botol kaca di taroh di frezer/ pembeku atau cukup di chiller biasa. karena aku punya kulkas yang 2 pintu. apakah penyimpanan asi ini bisa disatuin ama sayur atau barang2 yang ada dikulkas seperti biasanya ataukah kulkas bener2 kosong dan hanya khusus untuk menyimpan asip. mohon infonya. masih baru untuk ilmu seperti ini. dan sangat ingin belajar

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    bunda dayana August 8, 2015 6:17 pm

    alhamdulillahi, ilmu saya jadi refresh lagi..siap2 untuk anak ke 2 :).
    terima kasih

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Fatimah Berliana Monika August 7, 2015 4:05 pm

    Mama Maryam,

    Coba baca ini:
    http://kellymom.com/bf/pumpingmoms/milkstorage/lipase-expressedmilk/

    -Monik

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    aisyah August 7, 2015 4:00 pm

    Asip ku knp suka bau besi ya? Padahal penyimpanannya benar

    1. avatar

      As .