Mekanisme Terbentuknya ASI

Pada saat awal kehamilan, mulai terjadi peningkatan jumlah dan pematangan sel-sel payudara yang akan semakin berkembang dengan bertambahnya usia kehamilan. Sel-sel payudara sejak dini mulai dipersiapkan untuk proses menyusui sampai setelah bayi lahir. Ukuran payudara akan bertambah saat hamil dan akan semakin bertambah saat menyusui karena rangsangan prolaktin dan oksitosin. Begitu masa penyapihan ketika bayi sudah jarang bahkan tidak pernah menyusu lagi, sel-sel penghasil ASI di payudara akan mengalami periode kematian sel dimana rangsangan prolaktin sudah berhenti, sehingga ukuran payudara kembali ke semula sebelum hamil. Untuk itu penting sekali kita mengetahui bagaimana awal mula ASI terbentuk melalui kerja 2 hormon penting menyusui yaitu prolaktin dan oksitosin.

Siklus Terbentuknya ASI


  • Pembentukan ASI (laktogenesis) stadium 1, terjadi kurang lebih pada kehamilan 20 minggu. Di sini mulai terjadi pembesaran dan penambahan alveolus serta lobulus yang nantinya akan memproduksi ASI. Rangsangan prolaktin sudah ada namun kerjanya masih ditekan oleh hormon kehamilan yaitu progesteron dan estrogen, maka tidak heran ada beberapa ibu hamil menjelang trimester 3 mulai mengeluarkan kolostrum tapi sedikit sekali. Sel-sel penghasil ASI memang sudah mulai aktif sejak masa kehamilan namun belum siap untuk menyusui. Urban Mama tidak perlu khawatir akan kurangnya kolostrum untuk bayi nanti, ini kejadian normal dan tidak perlu dipompa. Rangsangan prolaktin akan jauh lebih besar saat bayi lahir nanti ketika hormon kehamilan yang semula menekan, menjadi turun jumlahnya segera setelah plasenta keluar. Prolaktin adalah hormon yang merangsang produksi ASI, sedangkan oksitosin adalah hormon pelancar keluarnya ASI.

  • Laktogenesis stadium 2, akhir kehamilan sampai persalinan 48-72 jam. Begitu plasenta keluar, level progesteron dan estrogen yang semula tinggi langsung turun drastis tetapi masih tersisa sedikit di peredaran darah sehingga aktivitas penekanan minimal terhadap kerja prolaktin masih ada. Itulah yang menjelaskan mengapa ASI permulaan yaitu kolostrum pada 1-2 hari pertama dikatakan “belum keluar”. Kalimat belum keluar perlu digarisbawahi karena sebenarnya kolostrum sudah keluar begitu bayi mulai menyusu. Salah satu faktor perangsang kuat 2 hormon ini yang nantinya dapat membantu keberhasilan menyusui yaitu IMD (Inisiasi Menyusu Dini) yang segera dilakukan begitu bayi lahir minimal 1 jam di dada ibu. Produksi kolostrum menyesuaikan kebutuhan bayi baru lahir dan kapasitas lambung bayi baru lahir yang masih sedikit. Lemak coklat yang ada di bayi menjadi bekal energi untuknya sehingga sebenarnya bayi baru lahir cukup bulan yang bugar kuat tanpa minum 72 jam. Hal penting di sini bagaimana agar laktogenesis tahap 2 dapat berjalan lancar, yaitu dengan rawat gabung (bayi 1 tempat tidur dengan ibu), skin-to-skin contact yang dapat dilakukan 2-3 jam sekali, serta membantu bayi mulai menyusu ke payudara dengan perlekatan yang baik. Setelah hari ke-3 pasca persalinan, aktivitas penekanan dari progesteron dan estrogen sudah hilang dan sudah saatnya prolaktin-oksitosin yang berperan penuh, sehingga biasanya Mama mulai merasakan produksi ASI yang bertambah ditandai dengan payudara yang sudah mulai terasa kencang.

  • Laktogenesis stadium 3 (galaktopoesis), mempertahankan produksi dan lancarnya pengeluaran ASI dari hari ke-4 sampai ke 14, masa-masa penting dimana bayi secara alamiah akan menyusu langsung dari payudara. Semakin sering bayi menyusu tentunya dengan perlekatan yang baik, akan semakin banyak pula ASI yang diproduksi dan dikeluarkan, ini yang menjelaskan teori demand and supply. Hindari pemberian dot karena kecenderungan bayi akan lebih nyaman menyusu dengan dot daripada menyusu langsung ke payudara, meningkatkan risiko terjadinya bingung puting sampai menolak menyusu.

  • Involusi (berkurangnya kelenjar payudara), apabila bayi tidak menyusu dan ASI tidak dikeluarkan, mulai 40 hari setelah bayi berhenti menyusu makan aktivitas sel-sel penghasil ASI akan menurun.


Reflek-reflek Penting Dalam Menyusui

  • Reflek Prolaktin
    Begitu bayi menyusu maka akan dikirimkan sinyal-sinyal ke kelenjar hipotalamus di otak (hipofise anterior) untuk menghasilkan hormon prolaktin, prolaktin akan beredar dalam darah dan masuk ke payudara, memerintahkan alveolus untuk memproduksi ASI.

  • Reflek Let Down (Oksitosin)
    Bersamaan dengan dihasilkannya prolaktin dari hipofise anterior, rangsangan isapan bayi ada yang dilanjutkan ke hipofise posterior sehingga dikeluarkanlah oksitosin. Oksitosin masuk ke peredaran darah masuk ke rahim untuk menstimulus kontraksi otot rahim, dan masuk ke payudara untuk merangsang otot-otot payudara agar membantu pengeluaran air susu yang sudah dibuat di alveolus untuk keluar mengalir melalui saluran ASI, ditampung di areola dan nantinya akan bermuara ke puting. Reflek let down kadang sampai membuat ASI menyemprot keluar.


Oksitosin dikatakan juga hormon cinta dan bahagia. Banyak cara yang dapat memicu lancarnya reflek oksitosin ini, antara lain:

  • Urban Mama melihat bayinya dengan penuh kasih sayang, mendengar celotehan bayi, skin-to-skin contact.

  • Melihat urban Papa menyayangi bayi dengan penuh kasih sayang, melihat Papa menyendawakan bayi, serta dukungan penuh menyusui eksklusif dari urban Papa sangat mempengaruhi keberhasilan menyusui.

  • Mandi air hangat, minum minuman hangat, makan makanan kesukaan urban Mama (selama bayi tidak alergi), Mama melakukan hobi dan aktivitas favorit.

  • Pijat oksitosin, bisa dibantu pijat oleh ayah atau nenek bayi.

  • Dukungan penuh untuk menyusui eksklusif selain dari suami juga dari orangtua dan mertua serta lingkungan sekitar.


Kerja oksitosin juga dapat dihambat oleh beberapa faktor, antara lain seperti: stress karena tidak mendapat dukungan dari suami serta keluarga, takut ASI tidak cukup, ketakutan berat badan Mama tidak kembali seperti semula, persiapan untuk ibu bekerja yang kurang dan semua hal-hal yang negatif dan mempengaruhi psikis Mama.

Semoga artikel ini dapat membantu urban Mama semakin yakin dan optimis dapat memberikan ASI eksklusif untuk buah hati tercinta.

10 Comments

  1. avatar
    sarah audia July 16, 2014 4:54 pm

    @chalimatus: maaf baru bales ma. semua itu mitos ya ma :)

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Yenni Susana Wati July 13, 2014 3:39 pm

    Bagus bgt artikelnya :)

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    chalimatus May 2, 2014 7:10 pm

    Kak @sarah mau tanya nih maaf new mom :-)
    Pernah dengar ada yang bilang asi bukan dispenser, itu benar tidak y? Ada yang bilang kalau seumpama kita minum dingin anak bisa flu, kita minum hangat anak bisa gomen atau sariawan, kita makan sambel nanti mencret, atau kalau kita tidak belum makan asi kosong rasanya hambar? Mohon penjelasanya terimakasih kak sarah

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    jengmeli February 12, 2013 9:09 am

    Urban mama, mau sharing pengalaman saya untuk merangsang LDR sewaktu ingin pumping (maklum working mom) biasanya dengan cara mengelitik2 puting payudara 2-3menit dan langsunglah muncul nyut-nyut geli-geli dan ngucurlah asinya.

    Sekian semoga bermanfaat pengalaman pumping saya.

    Salam ASI

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    sarah audia January 7, 2013 6:21 pm

    @mama ria: maaf baru balas, hal tersebut normal, karena pada usia kandungan 8 bulan prolaktin dan oksitosin sudah aktif, seperti halnya bayi prematur yang tetap bisa mendapatkan ASI dari ibunya. lama kelamaan produksi asi akan berhenti dimana rangsangan hormon sudah sangat menurun. turut berduka cita mama, sabar ya :)

    1. avatar

      As .