Menyapih Mily

Ketika Mily lahir Desember 2011 lalu, saya sudah berencana untuk memberikannya ASI eksklusif. Selama masa kehamilan, saya mencari tahu informasi yang berkaitan dengan ASI dari berbagai sumber salah satunya dari forum di situs The Urban Mama ini, mulai dari thread tentang breastfeeding, breastpump, teknik memompa ASI sampai menyapih. Dari situlah saya mengetahui tentang weaning with love.

Proses menyusui Mily merupakan masa-masa yang indah, karena saya tidak mengalami kesulitan saat menyusuinya. Dari lahir, Mily sudah pandai latch on ke payudara. Hanya ketika dia sempat disinar karena kuning saja, saya sempat kesulitan memompa ASI karena belum tahu teknik yang benar, belum tahu let down reflex itu seperti apa. Tetapi setelahnya, semua berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Kadang payudara mengalami bengkak karena ASI tidak dikeluarkan dengan benar, tetapi setelah dipijat bengkaknya langsung hilang.

Selama bekerja di kantor, saya selalu ingat untuk memompa ASI setiap 3 jam sekali. Kadang rasa malas melanda, tetapi saat mengingat anak di rumah langsung semangat lagi. Di kantor, saya sempat mendapat cibiran karena dianggap terlalu 'rajin' memompa ASI. Saya memompa ASI di kantor sampai Mily berusia 2 tahun. Mily mendapat susu tambahan UHT ketika berusia 16 bulan.

Ketika Mily berusia 2 tahun, keluarga saya sudah meminta untuk mulai menyapih Mily dengan metode mengoleskan brotowali ke payudara. Tentu saja saya tolak karena saya ingin menyapih ketika saya dan Mily merasa siap untuk disapih. Saat itu memang saya belum siap untuk berhenti menyusui. Sampai Mily berusia 2,5 tahun, saya belum merasa siap untuk menyapih Mily. Karena makin besar, Mily makin getol saja menyusui walaupun ASI saya sudah semakin sedikit. Sempat merasa bingung juga, bagaimana cara menyapihnya karena saya tidak mau memaksa untuk langsung menyapih. Setiap hari saya dan keluarga terus 'mendoktrin' Mily kalau Mily sudah besar jadi tidak boleh menyusu lagi. Tetapi tetap dibantah Mily, katanya masih mau 'nenen'.

Ketika Mily berusia 2 tahun 9 bulan, bulan September lalu, tanpa ada rencana sama sekali ketika akan tidur malam hari, saya mulai menolak menyusui Mily. Reaksinya? Mily menangis hebat sampai teriak-teriak. Selama 10 menit Mily menangis minta disusui, sambil saya terus memberi pengertian kepadanya. Akhirnya saya menyerah, saya susui Mily. Esok harinya saya coba lagi untuk menolak menyusui. Tanpa diduga, Mily tidak memberikan perlawanan, minta susu botol kemudian mencoba tidur dengan gelisah. Sampai akhirnya tertidur dengan sendirinya. Saya takjub sendiri, akhirnya Mily bisa tidur tanpa disusui. Esok harinya saya coba lagi dan berhasil juga. Walaupun setiap mau tidur masih minta disusui, namun jika tengah malam terbangun Mily tidak menolak ketika saya tawari susu botol .

Setelah melewati beberapa malam, akhirnya bisa dikatakan dengan bangga kalau Mily sudah tidak menyusu lagi, perlahan-lahan dengan kesiapan dari Mily sendiri juga. Yang bisa saya bagi disini adalah ketika akan menyapih, harus ada kesiapan dari baik mama maupun si kecil. Selain itu, harus konsisten juga. Jika ibunya sendiri belum siap, pasti tidak akan tega dengan rayuan anaknya. Tentunya masa-masa menyusui selama 2 tahun 8 bulan itu merupakan masa terindah dalam hidup saya dan saya pasti akan merindukan masa-masa tersebut.

5 Comments

  1. avatar
    Jeanne May 18, 2015 9:39 pm

    Wah Mba..salut deh bisa sampe lebih dari 2 tahun. Saya juga sedang bimbang nih, anak kedua saya sudah berumur 18 bulan, keluarga dan suami juga sudah menyarankan untuk menyapih karena takut makin nempel. Tapi saya masih belum siap dan masih menikmati moment menyusui bersama anak saya..
    Semoga saya bisa menyapih dengan cinta seperti mba..tanpa rewel, menangis apalagi sampai ngamuk2 & jatuh sakit.

    Makasih artikelnya ya mbaaa..

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Dhita Putri November 25, 2014 2:51 pm

    Mba Errika, memang harus sabar sih.. dan anaknya juga harus siap.. semoga bisa cepet disapih ya..
    Mba Eka, iya ternyata memang ada waktu nya sendiri.. ga bisa dipaksa..
    Mba Zata, yup semoga mama2 yg lain juga berhasil weaning with love nya..

    Terima kasih TUM sudah dimuat artikel ku :D

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    zata ligouw November 19, 2014 8:48 am

    iya bener Dhit, kalo mamanya gak siap, anak juga jadi gak siap..

    makasih ya sharingnya, pasti berguna banget buat mama2 yg lagi berencana menyapih anaknya..

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Eka Gobel November 18, 2014 11:41 am

    Mily pinteeer!
    Emang sih ya, kalau nunggu tega sih sampai kapan juga ga akan tega. Tapi percaya deh, semua indah pada waktunya :)

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    Errika Ayu Aprilia November 18, 2014 11:03 am

    Mba dhita, aku padamuuu.. abel baru 2 tahun pas sih, cuma bedanya akunya udah siap dan abel sama sekali belum >.< udah berkali2 coba 1-2 kali berhasil eh besoknya abel demam, akhirnya luluh dan ngasih 'nen' lagi,, tiap berhasil 1 kali pas besoknya ada aja kejadian yg bikin aku angkat bendera putih hahaha.. kuncina emg kudu tega ya.. semoga bisa cepet nyusul mily :)

    1. avatar

      As .