Apakah ASI Saya Cukup ?

Fatimah Berliana Monika Konselor Laktasi & La Leche League (LLL) Leader of Rochester South NY, US. Lulusan S1 Fakultas Teknik Sipil&Perencanaan ITB & S2 Magister Manajemen Universitas Indonesia.

Pernahkah pertanyaan tersebut muncul di dalam pikiran para urban Mama terutama Mama yang baru melahirkan? Bahkan tak jarang orang terdekat seperti suami, Ibu, Ibu Mertua mempertanyakan hal yang sama. Pertanyaan lain yang mengikuti seperti kenapa ASI Mama tidak ‘banyak’ di hari-hari pertama pasca kelahiran, akan coba saya bahas. Saya rangkum dari beberapa sumber seperti WHO, Kellymom, La leche league, dll. Termasuk juga bagaimana mengukur apakah ASI cukup, apa saja tanda-tanda kecukupan ASI.

Secara umum, bayi baru lahir yang sehat, cukup bulan, dapat bertahan 72 jam tanpa asupan apapun kecuali ada beberapa kondisi bayi yang memerlukan asupan segera seperti mengalami dehidrasi atau menderita penyakit berat. Proses IMD/ Inisiasi Menyusu Dini yang dilaksanakan segera setelah melahirkan sangat membantu Ibu dan bayi dalam proses menyusui dan pengeluaran Kolostrum. Mengenai IMD dan Kolostrum Insya Allah akan saya khusus (terpisah).

Jadi secara umum bayi baru lahir tidak membutuhkan pemberian cairan lain selain ASI seperti pemberian susu formula, air putih, air madu, air gula dll. Sebaiknya hal ini sudah didiskusikan dengan DSOG/dokter kandungan dan DSA/dokter anak sebelum proses melahirkan (hal ini sudah saya bahas di artikel pertama saya mengenai Persiapan sebelum melahirkan). Pasca dilaksanakannya IMD, Mama tidak perlu berkecil hati bila Kolostrum belum keluar, segera lanjutkan proses belajar menyusui (posisi, pelekatan/latch on) di ruang rawat (usahakan rooming in/rawat gabung Ibu dan bayi), juga Mama dapat dibantu untuk belajar memerah di sela-sela proses belajar menyusui.

Pada kelompok bayi yang hanya menerima ASI, maka ASI pertama/kolostrum akan keluar 23 jam pasca melahirkan, sementara pada kelompok bayi yang sempat menerima asupan lain selain ASI maka rata-rata ASI keluar 33,5 jam pasca meahirkan. Jadi pemberian asupan lain selain ASI akan menunda keluarnya ASI.
Berapa tetes pun Kolostrum yang keluar segera berikan kepada bayi. Jumlah kolostrum relatif sedikit, berkisar 1,4-2,8 sendok teh / 6,86-13,72 ml sekali menyusu, total rata-rata per hari 7,4 sendok teh / 36,23 ml per hari, dan jumlah ini CUKUP untuk bayi.

Berikut adalah ilustrasi kapasitas lambung bayi sejak baru lahir:

Di awal-awal kelahiran bayi sampai proses menyusui lancar, susuilah bayi sekitar 2-3 jam sekali jadi dalam sehari/24 jam frekuensi menyusui antara 8-12 kali. Rata-rata durasi menyusui bervariasi, biasanya sekitar 20 menit, perhatikan bila bayi menyusui sangat lama (misal 1 jam) biasanya tidak full menyusu tapi mengempeng. Bulan pertama pasca kelahiran bayi adalah masa terpenting untuk Ibu dan bayi dalam hal menyusui. Frequent nursing membantu mempercepat supply/produksi ASI dan mencegah pembengkakan payudara (engorgement). Bila bayi sudah lancar/established menyusuinya, maka biarkan bayi menyusu on demand/tidak perlu dijadwal lagi seperti di awal-awal kelahiran.

Mama sebaiknya selalu berada di dekat bayi walaupun sudah pulang dari RS/tempat bersalin. Bila Mama dan bayi selalu berdekatan maka Mama akan lebih cepat belajar dan peka akan tanda-tanda bayi lapar dan haus (ingin menyusui) seperti mulai menggerak-gerakkan badan (strirring), menggerakkan/menggelengkan kepala seperti mencari-cari sumber makanannya (rooting) serta memasukkan jari/tangan ke mulut (hands in mouth) sehingga bayi belum sampai pada tahap kelaparan dan marah (stressful crying) yang akan mempersulit proses memantapkan belajar menyusui antara Mama dan bayi. Pada saat inilah Mama membutuhkan dukungan dari orang terdekat/support group yang mendukung ASI yang dapat membantu Mama mengurus keperluan-keperluan lainnya, dan juga membangun semangat Mama sehingga Mama dapat fokus pada proses menyusui dan lebih percaya diri.

Kekhawatiran apakah ASI yang diberikan Mama cukup karena ASI yang umumnya diberikan melalui disusui langsung tidak bisa ditakar berapa ml banyaknya dapat dihindari bila tanda-tanda kecukupan ASI selalu dipantau dan terpenuhi. Bersyukurlah bahwa ahli-ahli laktasi telah merumuskan tanda-tanda kecukupan ASI yang secara garis besar meliputi frekuensi buang air kecil/BAK per hari, growth/pertumbuhan berat badan bayi (lebih baik juga menyertakan growth tinggi badan dan lingkar kepala) sejak lahir, behavior/perilaku bayi secara umum serta perkembangan/development bayi secara umum.

Tanda-tanda Kecukupan ASI
1. Frekuensi buang air kecil (BAK) per hari


  • Untuk bayi yang baru lahir maka frekuensi pipisnya setiap hari bertambah 1x, yaitu hari pertama BAK 1x, hari kedua 2x dan seterusnya sampai produksi ASI mulai lancar (milk comes in) yang berdasarkan penelitian (Lawrence&Lawrence 1999) biasanya terjadi 72-96 jam pasca kelahiran. Jadi bisa diperkirakan mulai dari hari 5 dan seterusnya frekuensi bak per hari paling tidak 6x sehari.
  • Berdasarkan pengalaman lebih baik memakaikan popok kain supaya ketika bayi bak lebih cepat dan mudah terdeteksi sehingga perhitungan frekuensi BAK lebih akurat. Juga secara umum BAK yang dihitung adalah BAK yang normal banyaknya, paling tidak 3 sendok makan/45 ml per BAK. Untuk bayi-bayi yang lebih besar (umur > 6 minggu) kadang frekuensi kurang dari 6x, misal 5 x per hari tapi kuantitas bertambah yaitu 4-6 sendok makan / 60-90ml per BAK masih dianggap normal, walau lebih aman bila frekuensi BAK per hari minimum 6x per hari.
  • Jangan lupa juga perhatikan warna dari BAK bayi. Warna BAK yang baik adalah bening sampai kuning cerah. Bila warna BAK kuning pekat atau berwarna seperti jus apel (cokelat) digabungkan dengan frekuensi BAK yang kurang dari 6x per hari maka waspada bayi mengalami dehidrasi/kekurangan asupan (ASI). Juga bila ditemukan darah pada BAK segera konsultasikan ke dokter untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit ISK/Infeksi Saluran Kemih.

2. Growth/pertumbuhan bayi


  • Mama tidak usah khawatir beberapa hari pasca kelahiran berat badan bayi turun. Penurunan maksimum 10% dari Berat Badan Lahir (BBL) masih dalam kategori normal. Bila proses menyusui berjalan dengan baik dan bayi secara umum sehat maka pertumbuhan berat badan bayi akan baik dan pada usia 2 minggu paling tidak berat badannya sama dengan berat badan ketika lahir (BBL).
    Mama harus rajin mencatat dan memplot/memasukkan data-data berat badan ke kurva pertumbuhan/growth chart, biasanya yang dipakai Growth Chart WHO Anthro (bisa didownload). Biasanya kurva pertumbuhan juga tersedia di KMS/Kartu Menuju Sehat atau di buku kesehatan/paspor kesehatan anak.
  • Sebaiknya Mama tidak mengandalkan dokter/bidan untuk mengisi dan memplot data-data berat badan bayi tapi Mama harus belajar mengisi dan memplot data-data berat badan tersebut termasuk belajar membaca arti kurva pertumbuhan tersebut.
  • Secara umum pada umur 0-4 bulan kenaikan BB per minggu bayi adalah sekitar 6oz / 170 gr per minggu. Usia 4-6 bulan sekitar 4-5 oz / 113-141 gr per minggu.
  • Ingat yang terpenting adalah memasukkan data berat badan ke kurva pertumbuhan, waspadai dan segera diskusikan dengan ahli laktasi dan dokter bila kurva pertumbuhan mendatar (slow growth) atau bahkan menurun, jangan tunggu sampai kurva pertumbuhan terus menurun melewati 2 Garis Persentil karena bayi dapat mengalami gagal tumbuh/failure to thrive.
  • Lebih lengkap lagi data pertumbuhan berat badan dilengkapi data pertumbuhan Tinggi badan dan Lingkar Kepala sehingga analisa ahli laktasi dan dokter dapat lebih komprehensif.

3. Behaviour/perilaku bayi


  • Pasca menyusui, payudara Mama lebih lembut (softer) dan bayi tampak puas, kenyang, tidak rewel, tidur dengan nyenyak dan di saat bangun alert, dan aktif normal.

4. Perkembangan/development bayi


  • Secara umum perkembangan bayi memenuhi milestone/tahapan perkembangan bayi secara umum. Biasanya hal ini juga tersedia di KMS/buku kesehatan anak, atau bisa download milestone di web site CDC.
  • Sebagai tambahan adalah informasi mengenai pola buang air besar / bab, walau secara umum bayi / anak ASI eksklusif pola bab nya sangat bervariasi
    Pada hari-hari pertama bab bayi akan berwarna hitam / hijau gelap dan pekat, hal ini normal karena bayi sedang mengeluarkan meconium. Bila supply ASI Ibu mulai lancar (milk comes in) sekitar 4 hari pasca kelahiran maka bab berangsur-angsur berubah warna menjadi kuning. Yang perlu diwaspadai bila bab berwarna putih seperti dempul dan juga bila bab becampur darah bisa segera diperiksa oleh dokter. Biasanya sampai usia sebulan bayi dapat bab >2x per hari atau bahkan pasca menyusui langsung bab. Hal ini normal, yang perlu diperhatikan apakah bab bayi masih berampas atau hanya cairan saja. Karena jika hanya cairan saja >3x per hari dengan jumlah yang banyak tiap bab, ditambahan frekuensi bak <6x per hari dan perilaku bayi yang rewel bisa konsultasikan ke dokter apakah bayi menderita diare. Setelah bayi berusia 1 atau 2 bulan biasanya frekuensi bayi berkurang. Kadang tidak bab tiap hari, yang perlu diperhatikan apakah perut bayi kembung dan keras serta perilaku bayi rewel.

Sebagai penutup, bila tanda-tanda kecukupan ASI tidak terpenuhi dan bayi sudah mulai mengalami dehidrasi segera konsultasi dengan dokter dan ahli laktasi.

Jika memang terindikasi ASI tidak cukup, maka pertolongan pertama yang dilakukan adalah memberikan:


  • 1. ASI Mama lain/ASI donor. Hal ini amat sangat direkomendasikan, utamakan dari kerabat terdekat yang sehat, terutama tidak menderita HIV dan Hepatitis B.

  • 2. Jika ASI Mama lain tidak ada, maka diberikan susu formula.

  • 3. Jika susu formula tidak ada, maka diberikan cairan lainnya.

Sambil bayi ditangani dehidrasinya maka Mama didampingi Konselor Laktasi/menyusui untuk memperbaiki posisi dan pelekatan (latch on), mempelajari cara memerah menggunakan tangan, cara memberikan ASIperah (melalui pipet/sendok/cup feeder) dan mengenai manajemen laktasi lainnya.

Semoga bermanfaat. Insya Allah tulisan berikutnya mengulas tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

Related Tags : ,,

12 Comments

  1. avatar
    Maria Nukita August 16, 2013 10:58 am

    Terima kasih banyak, Mba Monik :-)
    Jawaban dan informasinya sangat bermanfaat :-)

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Fatimah Berliana Monika August 16, 2013 8:40 am

    Halo Mba Maria Nukita,

    Selamat atas kehamilan keduanya dan salut Mba masih berniat menyusui anak pertama :). Yang Mba lakukan saat ini adalah Nursing While Pregnant. Hormon kehamilan menyebabkan produksi ASI mengalami penurunan. Sebenarnya anak pertama akan 'menyesuaikan' supply ASI yg menurun ini, apalagi sudah setahun ya, sudah mulai table food dan kuantitas yang dimakan lebih banyak. Selain itu 'rasa' ASI juga mulai mengalami perubahan. Untuk Mba sendiri tidak usah terlalu memaksakan diri mentarget hasil perah. Pasca melahirkan pun prosesnya akan kembali seperti pasca melahirkan anak pertama yaitu kolostrum dulu baru ASI transisi, jadi jangan dipaksakan harus segera mendapatkan ASI yang banyak di awal2 kelahiran. Enjoy ya :)
    Berikut ini beberapa sumber bacaan, semoga di masa mendatang saya nulis soal ini ya karena sudah ada topik2 lain yang mau saya tulis.

    http://www.llli.org/faq/bfpregnant.html
    http://kellymom.com/blog-post/links-nursingpregnant/

    -Monik

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Maria Nukita August 16, 2013 7:54 am

    Saya hamil 7 bulan, anak kedua, anak pertama saya umur 1 th dan masih menyusu. Saya masih rajin mompa ASI selama bekerja, tp hasil yg didapat sedikit, 20 ml setiap mompa, tp tetap saya lakukan, total rata2 per hari 125 ml. Apakah nantinya ASI saya bisa keluar banyak lagi (awal menyusui anak pertama dulu, hampir 200 ml setiap mompa) setelah anak kedua saya lahir? Dan apakah saya masih efektif memompa utk sekarang? Mohon pencerahannya para bunda, terima kasih banyak :-)

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Honey Josep February 28, 2013 11:52 am

    infonya bermanfaat sekali, tfs mama Fatimah :)

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    Ardha December 29, 2012 11:16 pm

    artikel yang bagus ,, terima kasih .. :)

    1. avatar

      As .