ASI Eksklusif Untuk Baby Rayyan
Menyusui bayi bagi saya adalah impian. Anak pertama saya, Shafiya, hanya berkesempatan menikmati ASI selama 2 bulan pertama, itu pun karena pada saat itu adalah fase kegelapan. Takut ASI kurang, stress berat badan bayi tidak naik, dan terlebih lagi, saat itu memang stress karena suami sudah pergi terlebih dulu ke Brisbane untuk mengambil master of Clinical Pharmacy di UQ pada saat Shafiya usia 13 hari! Yah, lengkap deh kegagalan ASI eksklusifnya.
Dalam hati sejak saat itu saya berniat, jika diberi amanah lagi oleh Allah, maka saya harus mengusahakan untuk menyusui secara eksklusif walaupun saya bekerja.
Di mulai dari saat kehamilan, saya sudah banyak belajar tentang ASI via milis asiforbaby juga buku Jack Newmann dan menjadi member Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. Banyak berdiskusi dengan teman-teman sesama ibu menyusui dan konsultan laktasi makin menambah pengetahuan dan semangat untuk ASI Eksklusif.
Pada saat melahirkan, alhamdulilah saya diberi kesempatan untuk Inisiasi Menyusui Dini (IMD) oleh dokter obgyn saya yang sangat pro ASI. Baru 1 jam setelah melahirkan, baby sudah diperkenankan rooming in dan langsung belajar menyusui dan bisa! Alhamdulillah.
Demikian pula para suster di Rumah Sakit tersebut, semuanya mendukung keinginan saya untuk ASI eksklusif. Sampai-sampai ketika baby Rayyan harus disinar karena agak kuning. Setiap baby Rayyan menangis, saya selalu dipanggil untuk menyusui.
Suami, orang tua, dan mertua semuanya sangat mendukung untuk ASI eksklusif walaupun Bapak pada awalnya selalu bertanya kenapa tidak pakai susu kaleng dan menyarankan beberapa merk susu formula yang menurut beliau bagus. Saya hanya menanggapi dengan mengatakan, "Alhamdulillah ASI masih cukup."
Belum tiga bulan cuti, karena urusan kerja, saya harus masuk lebih awal. Kurang lebih 3 minggu lebih awal daripada jadwal seharusnya. Hati berdebar membayangkan baby Rayyan harus menikmati ASI perahan dari cangkir dan sendok dengan disuapi oleh Eyang Putrinya. Tapi minum ASIP melalui cangkir dan sendok pun sekarang sudah tidak lagi menjadi masalah.
Cobaan pun datang lagi ketika freezer khusus ASI perah mendadak rusak padahal didalamnya telah tersimpan 50 botol ASI Perah. Sebagian diantaranya cair. Namun suami tetap membesarkan hati, agar bersemangat memerah. Suami sigap memindahkan ASI Perah ke freezer kulkas dan 80 persen terselamatkan.
Bekerja sebagai dosen sekaligus dokter spesialis mata membuat jam kerja saya cukup panjang. Setelah di RSU dan Fakultas Kedokteran jam 8 sampai jam 14, siang ataupun sore hari masih dilanjut dengan pelayanan di Surabaya Eye Clinic, sehingga praktis baby Rayyan akan banyak mengonsumsi ASI perah.
Namun tekad saya untuk tetap memberikan tetesan yang sangat berharga itu terus membara. Beberapa bulan sudah saya dan baby Rayyan menjalani ini. Terkadang ketika diperah ASI keluar lancar, terkadang sedikit sekali. Namun tetes demi tetes tetap saya kumpulkan dengan penuh cinta. Rasa bahagia terpancar ketika baby Rayyan segera mendekap ke dada saya untuk minta disusui setiap saya pulang kerja adalah sesuatu yang tak dapat digantikan dengan apapun.
Sudah 6 bulan Baby Rayyan dan saya bekerja sama untuk memberikan ASI eksklusif. Bagi ibu-ibu menyusui yang lain, mungkin ini hal biasa namun tidak bagi saya.
Anakku,
Bila bunda boleh memilih
Apakah bunda berdada indah,
Atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka bunda memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu bunda telah membekali hidupmu
Dengan tetesan-tetesan dan tegukan-tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu di dada bunda dalam kantuk bunda,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak akan pernah bisa rasakan
(Ratih Sang)
Inspiring bgt, Dok...
Semoga saya bisa tetap bertahan memberikan ASIX 6 bulan n sampai 2 tahun nanti... Walaupun agak ngeri membayangkan tetap bisa pompa memompa dan stok ASIP ditengah kesibukan koass dan jaga malam yang bisa beberapa kali seminggu... >__<
Meita: aduuuh.....sama2 saling mendoakan yaah...huhuhu..asi lagi drop nih. Tadi lirik di friser...sisa stock tinggal 17 botol...oh no...!!!
Sukma: Makasih yaaa..terima kasih doanya. Go ASI 2 years!
hmmm...pendapat dan komen saya mostly sama dengan Ibu-Ibu di atas..yang penting adalah, kita harus menjaga semangat untuk terus breastfeed our baby ya..oiya mba, selamat ya udah jadi sarjana s1, lets celebrate! :) semoga lancar jaya ya, sampai nanti 2tahun!
ceritanya hampir sama nih mbak..sama2 pejuang asix meskipun kita bekerja. perjuangan ibu dan bayi yang sangat mengharukan...karena banyak yang menyarankan agar ditambah sufor takut bayi kekurangan susu..tapi saya bertekad harus asix..nah..kalau saya waktu itu jakarta lagi sering mati lampu padahal ada asip 60 btl..tapi saya percaya kalau asi asal ga bau pasti masih bisa untuk diminum..meresnya dah perjuangan :D saat ini Farrel dah 7 bln..tp durasi meres dah agak panjangan..yg tadinya di kantor bisa 5 botol skrg karena meres sekali hanya dpt 3 botol kurleb 300 ml..mudah2an kita bisa saling mnedukung ya...tfs
Inga dan Rizka: Makasih banyak yaaaa *hugs*
Meralda: iya..saat2 paling nyesek itu...:(( tapi tetep gak boleh sedih. Harus positive mind :(
Yadessa: iya...memang banyak belajar bisa lebih menyukseskan ASIX ya. Tetep semangat ya ASIXnya. MP ASInya mulai apa dulu nih.
Niken: RS swasta di daerah nginden intan ya say :) makasih ya supportnya
Muna: iya..aku juga lagi turun produksi nih :( tapi tetep semangat pumping :) Saling mendoakan yaaa
Rizka: Silakan di share ya. Semoga bisa inspiring utk temennya. Salam ya buat dia.
Sefa: Puisi mbak Ratih ini yang bikin aku semangat. Makasih ya support dan doanya..