Ayo Kita "Me Time"!
Seorang ibu bagaikan pusat gravitasi di rumah. Saat ibu senang, hal itu juga akan dirasakan oleh suami dan anak-anak. Sebaliknya saat ibu sedih, hal ini juga berpengaruh pada seluruh anggota keluarga. Bisa dikatakan, menjadi ibu artinya sepakat untuk tidak memiliki banyak waktu istirahat, seluruh jiwa dan raga dicurahkan sepenuhnya untuk keluarga. Lalu kapan seorang ibu punya waktu untuk dirinya sendiri?
Begitu besarnya peran kita sebagai ibu, sampai-sampai suasana hati pun bisa memengaruhi kondisi keluarga. Banyak ibu yang berusaha keras untuk "menjaga kewarasan" agar tetap dalam kondisi prima saat mengurus seluruh kebutuhan keluarganya.
Para ibu memerlukan waktu saat ia bisa melayani diri sendiri tanpa ada rengekan bayi atau panggilan tugas lainnya. Waktu itu disisihkan di sela-sela kesibukan sehari-hari dan sering kita sebut sebagai Me Time.
Manfaat Me Time
Menurut Psikolog Rosdiana Setyaningrum, seorang ibu, baik yang bekerja di luar maupun hanya di rumah sangat perlu meluangkan waktu untuk dirinya sendiri. Manfaat yang didapat setelah melakukan Me Time antara lain meningkatkan hormon kebahagiaan, relaksasi, serta membantu ibu membuat keputusan yang lebih baik. Jadi yang diharapkan setelah Urban Mama melakukan Me Time, tubuh dan pikiran kembali segar serta siap menjalani hari.
Me Time Optimal
Saat ini banyak pelaku usaha salon, pusat perbelanjaan, bahkan restoran berbondong-bondong membuat jargon "Me Time" dengan target market para ibu muda. Lalu apakah Me Time identik dengan perilaku konsumerisme?
Penting bagi kita untuk memahami bahwa Me Time yang optimal adalah yang dapat me-recharge kembali baterai psikis dan jasmani, membuat kita lebih produktif serta membuang emosi negatif dalam diri. Saya pribadi pernah melakukan Me Time dengan pergi ke salon, tetapi setelah itu perasaan saya tidak berubah. Pegal-pegal sedikit terobati, sih tapi rasa suntuk itu tetap ada. Desi Natalia, seorang dosen di salah satu Universitas terkemuka di Bandung saat mengisi seminar tentang bahaya depresi di kalangan ibu menjelaskan bahwa seorang ibu yang tidak tepat menjalani Me Time-nya seperti membuat bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Waduh, seram juga, ya.
Me time tidak melulu soal kegiatan di luar rumah. Setelah melakukan pengamatan terhadap diri sendiri, saya menemukan bahwa Me Time saya adalah ketika bisa membuat kue. Saat anak dan suami terlelap, saya lebih suka pergi ke dapur untuk sekedar mencoba resep baru. Alhamdulillah setelah Me Time saya menjadi lebih segar dan bersemangat lagi untuk melayani keluarga.
Yuk, kenali Me Time sendiri agar tetap terjaga perasaan bahagia dalam diri kita. Sisihkan waktu untuk diri sendiri minimal satu kali sehari untuk menata kembali fisik dan emosi yang terkuras seharian supaya fisik prima dan hati bahagia. Kenapa kita harus bahagia? Because happy mothers raise happy children.
Waaah me time nya menghasilkaaan sekaliiii. >,<
share resepnya yaaa Mama Kantiiie hahaha!
Mama Kantie, setuju banget deh pokoknya kalau ibunya happy anak-anak pasti juga ketularan happy.
Dulu aku me timenya olahraga dan HARUS keluar rumah. Sekarang? Sadar diri deh, anaknya susah ditinggal, dan nggak ada yang bisa dititipin.
Jadi ya me time ku sekarang tidur dan baca buku! :)
Mama Kantie, coba dong di share resep kue yang ada wafer-wafernya ituuhh
aaak! mama kantie me-time nya malah produktif banget nih, bisa jadi penghasilan. kereeen!
mama kantiee.....aku salfok liat artikel ini. Itu kue coklat yang paling kanan bawah resepnya gimana? Haduh jadi gak santai ngeliat kue itu mbak
yesss bener bgt! kalau habis me time jadi fresh lagi. anyway kuenya ngiler bangeeettt mbak :'(