Gita Jayanti
Ketika memasuki usia 20 tahun, diam-diam saya menyimpan segala artikel yang berhubungan dengan pernikahan. Saya tahu siapa saja desainer kebaya pengantin, berapa biaya dekorasi, katering apa yang menjadi favorit, kapasitas gedung resepsi hingga dimana tempat memesan undangan dan membeli souvenir pernikahan. Saya sampai memiliki "wedding planner list" yang intinya merencanakan pernikahan idaman dari list A-Z. Target saya simple, saya harus menikah sebelum atau maksimal hingga saya berusia 25 tahun.
Have I lost my mind? usia saya kan masih muda, mestinya saya fokus terhadap karir dan bukan urusan rumah tangga. Menikah itu kan gak gratis, pasti ada biaya yang harus dikeluarkan dan jumlahnya juga tidak sedikit. Belum lagi, ketika berumah tangga, terkadang uang bisa menjadi sumber masalah. Namun, saya ingin seperti Ibu, beliau menikah diusia 21 tahun dan melahirkan saya setahun kemudian. Sekarang, jika kami jalan berdua, orang-orang malah mengira saya ini adiknya. Walaupun saya baru saja lulus kuliah dan mulai bekerja di perusahaan asing, saya tetap dengan target semula karena bagi saya rezeki itu sudah ada yang mengatur.
Menginjak usia 24 tahun, koleksi "wedding list" sudah lengkap, mulai dari artikel tentang model kebaya Anne Avantie hingga dekorasi pelaminan ala Maroko. Saya jadi tahu tentang segala jenis bunga dekorasi sampai menjadi anggota pasif di salah satu milis yang membahas tentang pernikahan. Lalu apa yang kurang? Belum ada calon pengantin pria yang menemani saya berdiri di pelaminan. Yup, mendadak saya seperti tokoh yang diperankan oleh Katherine Heigl di film "27 Dresses", memimpikan pernikahan, rajin jadi "bridesmaid" hanya saja belum bertemu "Romeo". Saya memang dekat dengan seorang pria, tapi hubungan kami tidak pernah serius, hanya sebatas teman tanpa status. Deadline saya tinggal setahun lagi dan yang saya punya untuk memenuhi target saya hanya si "wedding list". Akhirnya setelah sholat istikharah, saya menyudahi hubungan tanpa status yang berjalan cukup lama, saya pikir jika memang Allah mengizinkan target saya terpenuhi, maka dia akan menunjukkan jalan bagi saya. Manusia hanya bisa berencana sementara selebihnya pasrah dan berdoa.
Sebulan setelah putus dari hubungan tanpa status, saya dipertemukan dengan seorang pria oleh teman. Kami memiliki ketertarikan yang sama, mulai dari musik hingga film. Dengannya, saya lebih santai dan sejenak lupa dengan target konyol itu, tanpa malu dan takut dianggap aneh, saya menceritakan tentang "wedding list". Diapun hanya tertawa dan tidak menghakimi saya dengan pemikiran macam-macam. Deadline saya tinggal 1 tahun lagi, tapi jika saya tidak berhasil memenuhi, ya sudah saya rela, toh mungkin Allah memberikan jalan lain bagi saya.
[caption id="attachment_4959" align="aligncenter" width="332" caption="Our Pre-Wedding photoshoot."][/caption]
Di usia 4 bulan hubungan kami, pria yang berprofesi sebagai graphic designer/musisi ini malah mengajak saya menikah. Saya panik bukan main. Bagaimana tidak, kami baru mengenal selama 4 bulan, dan dengan profesinya sebagai "seniman", apakah kedua orang tua saya merestui begitu saja? Ternyata, Allah Maha Baik, kedua orang tua saya memberikan restu dan kami menikah 3 bulan kemudian.
Siapa yang mengira, di saat saya melupakan target dan deadline konyol itu, saya dipertemukan dengan jodoh. Dan mendadak, "wedding list" hasil koleksi selama hampir 4 tahun itu menjadi sahabat terbaik. Ketika merencanakan akad nikah dan resepsi, saya memilih gedung, desainer kebaya hingga desain undangan berdasarkan panduan "wedding list" tersebut. Siapa yang akan menyangka, ternyata pada akhirnya "wedding list" itu berguna juga.
Resmi berkenalan di bulan December 2008, menikah di bulan Agustus 2009. Dan ya, saya menikah di usia 24 tahun.
Mission Accomplished!
Ibu dan adik di pernikahan saya.
Saat ini usia pernikahan menginjak 2 tahun, setiap hari yang saya lalui dengan suami bak berpetualang ala Pirates of Carribean, seru dan menyenangkan yang seringkali dihiasi dengan argumentasi antara kami.
Tidak lama setelah menikmati bulan madu, saya hamil. Sungguh, nikmat yang luar biasa. Berbeda dengan target menikah dulu, saya tidak pernah berencana memiliki anak begitu cepat, namun Allah memang Maha Pengasih, sekarang di usia 26 tahun, saya sudah memiliki keluarga kecil.
Apa kabarnya dengan "wedding list"? Saya masih menyimpannya, bagi saya "wedding list" tadi sudah seperti silent partner, mengingatkan saya tentang bagaimana saya pernah berencana dan justru ketika saya pasrah terhadap rencana tersebut, Sang Pencipta malah mewujudkannya. Terkadang, ada baiknya kita berserah diri terhadap segala rencana yang telah dibuat.
Suatu hari nanti, "wedding list" itu akan saya wariskan kepada adik, saudara hingga teman-teman dekat yang membutuhkan. Atau malah saya buka saja ya jasa wedding planner dengan "wedding list" tadi sebagai panduan? Patut dijadikan pertimbangan sepertinya. ;)
Ternyata bukan saya saja yang berkeinginan menikah di usia muda :)hehe
Alhamdulillah setelah mengumpulkan keberanian serta mendapat calon pasangan yang diridhoi oleh ibu saya,,,saya menikah diusia 21 tahun (padahal belum lulus kuliah) :D ... dan sekarang saya menikmati menjadi ibu muda :D ...*wah jd curcol,,,
Oia, salam kenal Mbak Gita ... :)
Baru ngeh kalo mbak Gita ini Gita-nya Norie pas liat fotonya hihihi... baru tau juga kalo 'background story'-nya kayak gini. salam kenal ya :) Salam juga buat Norie dan Raka :D
- dimas, zara, rumi -
Suka baca ceritanyaa,,, *nyenengin* sukses terus sama keluarga kecilnya yaaa :)
haloo gita..
gw kenal nourie dikit, sama sama orang padang haha.. gw suka banget liat prewednya dulu.. lucu..
oh gini toh background ceritanya, tambah lucu lagi. cukup bernyali besar berumah tangga usia muda ya. i guess itu namanya soulmate ya. semoga semakin seru buat keluarga kecilnya.
salam buat nourie ya.. salam kenal buat raka.
waduh,, aku malah nikah di usia 21 taun.. :)
terlalu muda mungkin kata orang..
tapi dengan suamiku yg sudah berusia 34 tahun saat kami menikah 29 Januari 2010 lalu,, aku rasa tidak akan jd masalah.. :)
dan terbukti benar..
5 bulan setelah menikah,, aku positif dinyatakan hamil..
bulan februari tahun ini,, ronald -jagoan kecilku- lahir..
aku pun akhirnya sdh memiliki keluarga kecil d usiaku yg akan menginjak 23 tahun di bulan november 2011 nanti..
keputusan yg tidak mudah utk menikah d usia muda,,
tp aku tlah menjalaninya dan aku sama sekali tidak menyesal.. :)
waaaw Mamanya Ronald, saluuut!!
lbh muda daripada aku dong nikahnya :D
age doesn't matter!! hehe, banyak yang pesimis sama orang-orang yg nikah di usia muda, dianggap masih labil dan belum "mature" kadang malah dikira nikahnya krn "Kecelakaan", tapi usia kan gak jadi jaminan apakah suatu pernikahan bisa langgeng atau gak', yang penting komitmen dari masing-masing pasangan
serunya lagi begitu si kecil dewasa, jarak mama sama anaknya ga' beda jauh, bisa dikirain ade' kakak deh kalo jalan ke mall.. :)