Husna Ika Putri Sari
Urban Mama Papa, featured urban mama bulan ini adalah Husna Ika Sari Putri. Yuk kita simak tulisan Wiwit tentang Mbak Iput.
Pertama kali saya mengenal seorang ibu bernama Husna Ika Putri Sari, atau Mbak Iput ini melalui jejaring sosial instagram. Saya adalah follower-nya yang selalu mengikuti kegiatan bermainnya bersama buah hatinya. Saya kagum dengan kreativitas ibu ini yang selalu membuatkan sendiri mainan untuk buah hatinya. Tak lama kemudian, saya bisa bertemu, berkenalan, dan mengobrol langsung dengan Mbak Iput melalui kegiatan #bikinbikinditaman bersama mama-mama yang lain.
Mbak Iput adalah seorang ibu rumah tangga yang juga psikolog pendidikan. Dulu sempat menjadi dosen dan associate alias freelancer di beberapa biro psikologi, tetapi sejak pindah ke Surabaya dan melahirkan Rayi, belum mulai aktif praktik lagi. Mbak Iput mulai membuatkan mainan DIY sejak putra sulungnya, Raka berusia sekitar 2 tahun. Sebelumnya Mbak Iput hanya menyiapkan aktivitas bermain biasa karena kebetulan waktu itu sambil kuliah S2, sehingga waktunya harus dibagi antara mengerjakan tugas sebagai seorang ibu dan menyelesaikan tugas kuliah. Sedangkan Rayi, adiknya sudah mulai dibuatkan mainan DIY sejak usianya kurang lebih 3 bulan.
Mbak Iput sudah terbiasa membuat mainan sendiri sejak ia masih kecil. Dulu ibunya tidak membiasakan anak-anaknya membeli mainan. Jika ada mainan yang diinginkan, Ibu meminta untuk mencoba dulu membuat sendiri. Sejak itulah Mbak Iput terbiasa mencoba membuat segala sesuatu sendiri. Saat menempuh pendidikan S1, Mbak Iput juga pernah menjadi guru paruh waktu di sebuah preschool. Dari situ ia mulai paham kalau anak-anak akan lebih mudah mempelajari sesuatu dengan bermain. Jadi setelah punya anak, Mbak Iput terbiasa untuk membuatkan mereka mainan dan menyiapkan aktivitas bermain di rumah.
Ide membuat mainan biasanya didapatkan dari internet, seperti Pinterest, Facebook, Youtube, dan Instagram, juga dari buku-buku, tidak hanya buku aktivitas, tapi juga buku cerita anak-anak. Selain itu, melihat-lihat di toko mainan juga menjadi sumber inspirasi untuk membuat mainan sendiri. Biasanya masuk ke toko untuk melihat mainan apa yang seru dan kira-kira bisa dibuat versi DIY-nya di rumah. Untuk memudahkan biasanya mbak Iput selalu mencari inspirasi mainan yang sederhana dan mudah untuk dibuat. Sebelum membuat juga dipertimbangkan bahannya ada atau tidak dan buatnya susah atau tidak.
Suatu hari Raka pernah berkata, “Kalau Raka mau mainan, Raka bisa bikin sendiri dari kardus kan ya, Bu?” Itulah yang jadi salah satu target Mbak Iput suka mengajak anak-anak untuk membuat mainannya sendiri atau setidaknya melihat ibunya membuatkan mainan. Maksudnya agar anak-anak mengerti kalau mainan nggak harus selalu dibeli, tapi juga bisa dibuat sendiri. Jika Raka sedang ingin membuat sesuatu, Mbak Iput akan mendampingi dan mengarahkan dengan beberapa pertanyaan, seperti mau memakai bahan dari apa, kira-kira bentuknya akan seperti apa, warnanya apa, dan seterusnya. Pertanyaan semacam ini juga untuk memancing kemampuan problem solving, imajinasi, dan kreativitas anak. Hal-hal itu penting untuk diasah bukan hanya untuk membuat mainan, tetapi juga untuk menghadapi permasalahan sehari-hari nantinya.
Menurut mbak Iput, anak-anak pun tak jarang meminta membeli mainan dari toko. Bagaimanapun mereka juga pasti tahu mana mainan yang terlihat lebih menarik dan seru untuk dimainkan. Tapi berhubung kemauan untuk beli mainannya tidak selalu dituruti, pada akhirnya tetap berusaha bikin sendiri.
Mbak Iput berpesan agar kita tidak perlu membatasi diri ketika ingin membuat mainan untuk anak-anak. Seringnya kreativitas selalu dikaitkan dengan kemampuan menggambar atau membuat sesuatu yang bagus. Padahal hasil dari sebuah kreativitas itu tidak harus selalu bagus. Sekarang untuk menjadi kreatif itu sangat mudah, kita tinggal mencari inspirasi dari berbagai sumber, lalu semua ide itu digabung atau dimodifikasi sedikit agar ada orisinalitas dari hasil karya kita. Itu sudah merupakan arti dari kata kreatif. Lalu untuk tahu mainan apa yang cocok untuk usia anak, bandingkan dulu milestone yang harus dicapai anak seusia itu dengan pencapaian si anak sendiri, sehingga orang tua tau aspek dan poin apa saja pada anak yang perlu untuk distimulasi.
***
Jika sebelumnya saya selalu merasa bukan seorang mama yang kreatif, dari obrolan bersama Mbak Iput inilah saya tidak ragu lagi untuk selalu mencoba membuatkan mainan untuk Kira dan Kara sendiri. Karena setelah mencoba membuatkan mainan sendiri, seperti apa pun hasilnya, ternyata anak-anak selalu menyambutnya riang gembira.
mamaa iput ini superkreatifff...
sering liat IGnya @iburakarayi
semoga bisa mencobanyaaaa.. aaminn
tree housenya keren, mba Iput! Tfs ya Wit sharing profilnya mba Iput... bnyk urban mama yg jd terinspirasi ide2 kreatifnya mba Iput ni :D
Hallo mba iput. Aku mengidolakanmu. Hihhiii
akhirnya...ngeliat juga penampakan @iburakarayi.
Selama ini selalu kepo di IG dan selalu berdecak kagum sama tiap postingannya.
Makasih mbak wiwit buat artikelnya. Mba Iput skrg tinggal di Sby kan ya?