Jangan Malu Untuk Belajar

Imelda Sutarno A working mom with two gorgeous krucils. Suddenly love the outdoor recreations as an impact of married with her scuba diver husband, Bambang. Take the kids from beach to the hill, from forest to the waterfall, will always give her (and her husband) joy and enthusiastic. Cooking isn’t her middle name but always trying to give her family the best food that she can. Now she lives in Jakarta.

Rasanya semua ibu baru pasti bingung dan panik menghadapi kehadiran si kecil dalam hidupnya. Tidak punya pengalaman, baru pertama kali, membuat semua hal itu mudah terjadi. Termasuk saya. Ketika Alun lahir, saya langsung mengimpor ibu saya dari Bogor untuk membantu mengurus cucunya.


Di awal cuti melahirkan saya, ibu benar-benar jadi tempat saya bergantung. Ia mengajari saya mulai dari cara menggendong, memandikan, termasuk membantu masak, cuci baju karena saya belum terlalu kuat untuk banyak beraktivitas (Alun lahir normal). Kami tidak punya baby sitter dan pembantu waktu itu. Sampai saatnya tiba, ibu minta ijin untuk pulang ke Bogor sebab dia kangen dan kepikiran terus dengan ayah saya. Saya dan suami pun merelakannya dan merekrut ART (pembantu) bukan baby sitter.


Di awal kami rekrut ART, Alun berusia dua bulan. Saya tadinya kurang yakin apakah ia mampu mengurus anak sama seperti yang ibu saya lakukan? Apakah ia sanggup mengurus anak saya dengan style Urban Mama, bukan style konvensional? Tapi ternyata keyakinan saya itu salah. ART saya adalah janda yang mempunyai 2 anak (yang satu sudah remaja, satu lagi masih balita) yang ia tinggal di kampung halamannya. Dan ternyata ia lebih paham bagaimana merawat anak dibanding saya. Mulai dari cara menyendawakan Alun, menggendong dengan jarik (sumpah! sampai Alun sekarang 8 bulan, saya tetap ga bisa-bisa menggendong anak pakai jarik), membujuk dan menidurkan Alun. Malah ia lebih sabar dan telaten dibanding saya. Kadang supaya Alun cepat tidur saya meninakbobokkan dengan mengayunnya agak kuat, sementara ia hanya menepuk-nepuk dengan sabar sampai Alun tidur. Semua yang ia lakukan saya perhatikan.


makan

Dan pada akhirnya, saya menjadikan ia sebagai guru merawat anak. Saya sudah tidak malu lagi untuk bertanya dan belajar kepadanya. Waktu Alun mulai belajar makan, jangan ditanya kekacauan yang saya buat ketika menyuapinya. Bukan hanya anak yang makan, tapi juga lantai, badan ibunya, bouncernya (saya tidak punya highchair jadi memanfaatkan bouncer untuk Alun duduk dan makan), semua kebagian. Dan ketika saya minta ART saya menyuapi Alun, saya lihat dan perhatikan. Hasilnya, wow! Hanya slabber Alun yang kena noda makanan setitik, selebihnya beres dan rapi! Saya belajar dari dia bagaimana memasukkan sendok yang benar ke mulut anak, supaya anak tidak merasa dipaksa untuk makan, tapi menikmati apa yang masuk ke mulutnya.


ganteng

Sampai hari ini, saya selalu mengajak ngobrol alias belajar kepadanya, karena makin berkembang anak pasti makin banyak lagi hal-hal baru yang ibunya juga perlu pelajari. Saya salut pada ART saya, sebab seringkali Alun ditinggal hanya dengannya, tanpa ada orang lain untuk bergantian menjaga (pake bahasa saya: buat aplosan), dan anak saya tetap terawat dengan baik. Sementara saya? Wah, kalau tidak ada yang bisa diajak aplosan jaga anak, pasti saya suka panik sendiri a.k.a ga bisa jaga anak sendirian.


Selain itu, dia bukan tipe yang sok tahu dan sok pengalaman. Dia tetap manut pada apa yang saya katakan, tidak pernah berbuat sesuatu pada anak yang tidak saya suruh.


Intinya, jangan pernah malu bertanya dan belajar pada orang yang mungkin selama ini hanya kita anggap sebagai asisten dan bukan “tim inti” merawat anak. Kita gak akan pernah menyangka bahwa siapapun mereka, ternyata bisa lebih jagoan dari kita. :)

Related Tags : ,

15 Comments

  1. avatar
    Imelda Sutarno September 21, 2010 5:46 pm

    Halo moms semua. Duh baru sempet buka TUM lagi neh, karena 10 hari liburan di kampung mbah uti-nya Alun di Jogja. Ga buka2 internet samasekali disana. Alhamdulilah artikelku bisa berguna buat siapa aja yang baca

    @ ecaterina : thanks mom :). Cara nyuapinnya? hmm..sama aja spt kalau kita orang dewasa mau makan kok mom cara masukin sendok ke mulutnya. Tapi gerakannya agak lebih cepet sedikit (duh bingung jelasinnya, mendingan dipraktekkin hehehe)

    @ Meta, lovely_eye, maymoms, inga, dan moms lainnya : makasih mom :)

    @ Sondang : wow bener banget tuh mom, inceran semua umat kalau model kayak dia. Kebetulan aku dan suami dah tau karakternya dia yaitu agak sedikit sensi alias gak bisa kita tegur keras. Pasti doi bakalan sedih hatinya dan takutnya ujung2nya minta resign. (ketok meja) jangan sampe deh

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Widi Utami September 20, 2010 8:50 am

    setuju... belajar bisa dari siapa aja :)
    AKu banyak belajar dari pengasuhnya Naya sekarang, dia "megang" Nay dari usia 3bulan, dengan pengalaman 14thn jd pengasuh/baby sitter :)
    Saya banyak belajar ttg pengobatan tradisional/alami bwt bayi, trus juga belajar tenang & nga panik pd segala kesempatan. Dia bnr2 bikin aku tenang selama Naya opname (2x) krn radang paru & DB. ALhamdulillah banyak banget ilmu yg bisa aku dapet dari dia :)

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    ninit yunita September 18, 2010 8:07 am

    bener banget mel, setuju banget!
    btw asik banget yaaa dapat asisten yg keren kayak gitu :) kayaknya idaman semua ibu2 deh :)

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Siska Knoch September 17, 2010 9:17 pm

    tfs Imelda.. lucky you! jd inget mbak-nya Miguel yg baru aja resign krn sakit :'(
    Sekarang udah dpt gantinya, mudah2an cocok ampe jangka pangjang.

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    Eka Gobel September 16, 2010 11:36 pm

    waah.. Imelda, rejeki itu namanya..
    ART/BS itu kan jodoh ya..
    hiks2.. kerasa banget nih, Asisten belum pada pulang dari mudik.. (lho, koq malah curcol..)

    1. avatar

      As .