Mari menabung!

Merancang aktivitas yang melibatkan anak setiap akhir Minggu sangatlah menyenangkan.

Tidak jarang saya justru melibatkan anak-anak ke dalam kegiatan "orangtua" atau apa yang kita lakukan sehari-hari untuk pengenalan mereka terhadap dunia luar.

Saya bukan lagi mengajak main masak-masakan, tetapi masak sungguhan sehingga hasil kerja anak dapat dinikmati sendiri oleh mereka.

Kali ini saya akan berbagi tentang kegiatan Nasya (4 tahun), anak saya, menabung.

Sudah sejak setahun lalu Nasya memiliki celengan, setiap ada uang receh Nasya selalu antusias untuk memasukkan ke dalam celengan kalengnya.

Pada akhirnya celengan Nasya penuh, tibalah peran ayah untuk membantu membongkar celengan dan menghitung jumlah uang yang ada. Sambil ayahnya menghitung tentunya Nasya heboh ikut "menghitung", di sini kita bisa mengenalkan dan mengingatkan kembali tentang angka ratusan dan ribuan seperti misalnya kalau seratus nol nya dua, kalau seribu nol nya tiga, dst.

Saya tidak merasa Nasya perlu membelanjakan uang tersebut sehingga timbul ide untuk mengenalkan Nasya kepada produk perbankan yaitu tabungan.

Untungnya sekarang sudah banyak bank yang beroperasi di beberapa Mal dan biasanya hari Sabtu tetap buka. Cukup dengan menyertakan KTP orangtua dan akte kelahiran anak, si anak akan memiliki kartu atm dan buku tabungannya sendiri.

Agar seru, sengaja saya bawa uang receh Nasya ke bank untuk langsung ditabung, tetapi sayangnya saya lupa memisahkan uang receh tersebut per 20 keping. Jadi urban mama dan papa, belajar dari pengalaman Nasya jika mau membawa uang receh ke bank, harus dipisahkan per 20 keping dan direkatkan dengan selotip.

Sekarang berburu celengan lagi deh... jadi ingat kata pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.