Menyusui: Proses Belajar yang Tidak Pernah Berhenti

Selain pengetahuan mengenai laktasi, faktor utama yang juga memegang peranan penting dalam menyukseskan pemberian ASI eksklusif adalah kepercayaan diri ibu. Banyak ibu baru yang kerap bertanya-tanya, “Cukupkah ASI saya? Kalau cukup, kenapa bayi saya menangis terus?” Bahkan banyak ibu yang mengeluhkan sakitnya puting payudara yang lecet akibat proses adaptasi menyusui. Hal-hal ini dapat menurunkan kepercayaan diri ibu. Padahal, kuantitas dan kualitas ASI sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan mental ibu.

"Ibu menyusui itu harus selalu memiliki pemikiran dan afirmasi yang positif, harus selalu bahagia. Kebahagiaan itu akan memicu keluarnya hormon oksitosin yang melancarkan ASI. Kondisi Anda yang tenang, relaks, dan sabar, sangat disukai bayi saat ia ingin menyusu. Jadi, inilah kunci utama menyusui. Asal tahu saja, bayi bisa merasakan hal ini, lho. Jadi, hilangkan segala rasa khawatir, panik, serta pikiran-pikiran negatif selama menyusui. Konsep ASI itu supply and demand. Begitu 'wadahnya' kosong, ASI akan segera mengisinya lagi. Maka itu, penting memastikan pengosongan payudara dilakukan sesering mungkin. Semakin sering disusui, maka ASI akan semakin terus diproduksi. Sebaliknya, semakin jarang dan semakin panjang interval waktu antara menyusui ke menyusui berikutnya, maka akan menyebabkan waktu pengisian ASI akan semakin lambat dan volume ASI berkurang. ASI akan terproduksi dengan baik, jika pengosongan ASI di payudara juga baik. Pengosongan baik dapat terpenuhi jika bayi bisa melekat atau menghisap dengan baik di payudara. Posisi dan pelekatan bayi ke payudara menjadi kunci dasar kesuksesan menyusui dan produksi ASI," tutur dr. Fransiska Farah, Sp. A, M.Kes, dokter spesialis anak dan konselor laktasi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Berikut ini teknik mengosongkan payudara agar produksi ASI semakin optimal dari dr. Farah:

  1. Selalu upayakan payudara terasa kosong atau habis sebelum Anda memberikan ASI dari payudara di sisi lainnya.
  2. Habiskan waktu setidaknya 10 menit sebelum berpindah memberikan ASI dari payudara di sisi lainnya.
  3. Pastikan bayi menyusu di kedua payudara Anda setiap waktu menyusu agar produksi ASI di kedua payudara seimbang.
  4. Bila bayi terlihat kenyang sebelum ASI di payudara Anda terasa kosong, sebaiknya Anda lanjutkan dengan memompa payudara setelah selesai menyusui

“Suami memegang peranan sangat penting dalam kesuksesan proses menyusui. Suami harus menjadi pendukung nomor satu untuk istri, dan ikut berpartisipasi aktif dalam merawat si kecil. Dukungan suami kepada istri kala menyusui amat besar pengaruhnya bagi kelancaran produksi ASI. Hubungan yang harmonis dengan istri pada masa menyusui mampu meningkatkan kerja hormon oksitosin yang menentukan pengeluaran ASI. Hormon oksitosin mempengaruhi kontraksi otot di saluran ASI sehingga payudara mampu mengeluarkan ASI. Suami juga dapat membantu menciptakan suasana tenang dan aman bagi sang istri, memberikan pijatan kepada istri dengan penuh kasih sayang, atau membantu ikut merawat si kecil. Kerja sama yang baik antara ibu menyusui dan suami membuat hubungan semakin harmonis, dan meningkatkan peluang kesuksesan pemberian ASI eksklusif untuk si kecil,” ungkap dokter spesialis anak dan konselor laktasi RS Pondok Indah – Puri Indah, dr. Jeanne Roos-Tikoalu, Sp. A, IBCLC, CIMI

Dukungan sosial dari lingkungan lain di sekitar ibu, juga mempunyai peran yang besar terhadap keberhasilan menyusui. Selain suami, keluarga seperti nenek dan kakek si bayi juga memiliki pengaruh yang sangat erat terhadap kesuksesan menyusui.

 Suami dan anggota keluarga lainnya dapat melakukan langkah-langkah dari dr. Jeanne ini untuk mendukung ibu menyusui:

  1. Bersikap suportif, tidak meragukan kemampuan ibu dalam memberikan ASI atau mempertanyakan apakah ASI-nya cukup
  2. Selalu memberikan afirmasi positif dan pujian untuk meningkatkan kepercayaan diri sang ibu
  3. Membantu memberi ASI perah ketika ibu membutuhkan waktu untuk istirahat atau me-time untuk mengembalikan energi dari kelelahan menyusui dan mengurus bayi
  4. Menemani ibu mendapatkan informasi menyusui, misalnya ketika berkonsultasi dengan konselor laktasi
  5. Membantu menyiapkan kebutuhan ibu, seperti asupan air minum agar tidak dehidrasi, makanan bergizi, sampai peralatan breastpumping ketika ibu akan bepergian atau kembali bekerja.

Menyusui bukanlah suatu tindakan refleks semata, menyusui adalah proses pembelajaran, a never ending learning.

Bagi urban Mama yang sudah pernah menyusui, selamat merindukan hari-hari penuh dekapan lembut dengan si kecil. Sementara bagi urban Mama yang belum atau baru akan menyusui, selamat belajar, selamat mencari tahu, dan mengenal lebih dalam soal ASI dan menyusui. Untuk urban Mama yang belum bisa menyusui, tetap semangat dalam memberikan yang terbaik untuk si kecil, Mama tidak sendiri. Dan, untuk urban Mama yang sedang menyusui, selamat menikmati detik-detik yang indah ini. Untuk semua perempuan, selamat merayakan #WorldBreastfeedingWeek

 

0 Comments