Menyusui untuk Membangun Kedekatan Ibu dan Anak

Memang sudah tak terbantahkan kalau ASI adalah makanan terbaik yang bisa diberikan untuk anak selama paling tidak enam bulan pertama kehidupannya. Berbagai zat nutrisi yang terkandung dalam ASI tak akan bisa dibandingkan dan ditiru oleh produsen susu formula manapun. Pemberian ASI secara langsung dengan menyusui pun tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi, tetapi juga bermanfaat secara fisiologis dan psikologis untuk sang ibu.

Salah satu manfaat psikologis dari menyusui adalah meningkatkan bonding atau kedekatan antara ibu dan anak. Dulu saya tidak terlalu memperhatikan hal ini, tetapi ternyata ada benarnya juga bahwa anak yang disusui secara langsung oleh ibunya akan memiliki keterikatan emosi yang lebih kuat. Setidaknya berdasarkan hal yang pernah saya alami sendiri.  



Saya adalah ibu bekerja yang tidak memiliki pengasuh anak. Saat saya bekerja, Gendra sejak bayi diasuh oleh eyangnya. Eyang diboyong jauh-jauh dari Lampung ke Bandung untuk mengasuh cucu satu-satunya ini. Ketika Gendra berusia 2 tahun dan sudah disapih, Gendra kerap dibawa ikut ke Lampung bersama eyang karena eyang terkadang ada beberapa keperluan yang harus diurus di Lampung. Bisa 1-2 bulan lamanya Gendra ikut eyang ke Lampung sampai urusan eyang selesai, lalu kembali lagi ke Bandung. Dulu saya sempat sedih dan khawatir, kalau-kalau Gendra jadi lebih lengket dengan eyangnya daripada dengan saya. Padahal kan saya ibunya. Belum lagi makin kepikiran saat beberapa teman kantor yang juga tinggal berjauhan dengan anaknya bercerita bahwa mereka kerap dinomorduakan oleh anaknya yang lebih memilih nenek-kakeknya ketimbang ibunya. Ada teman yang bercerita ketika bertemu anaknya, anaknya tetap memilih dininabobokkan oleh nenek atau kakek daripada ibunya. Ada lagi yang saat anaknya sakit, anaknya minta dipeluk nenek atau kakek. Membayangkannya saja, saya patah hati. Lebih patah hati lagi kalo yang dicari bukan nenek atau kakek, tetapi mbak pengasuh. Duh.

Kembali ke cerita Gendra. Saat itu, kondisi saya memang tidak memungkinkan untuk terlalu sering mengajak Gendra ikut ke kantor saya, atau menitipkannya di tetangga. Maka jalan keluar sementara adalah Gendra ikut eyangnya ke Lampung. Selama kurang lebih dua tahun, Gendra dan eyangnya bolak-balik Bandung-Lampung. Ternyata ketakutan saya akan dinomorduakan Gendra tak terbukti. Tetap saja si balita ini akan lengket dengan saya ketika saya datang menjenguknya ke Lampung setiap akhir pekan. Ketika Gendra ditanya mau ninabobok sama siapa, jawabannya "Sama ibuk!". Makan sama ibu, mandi sama ibu, main pun harus ditemani ibu. Eyang dan kakungnya tidak laku kalau sudah ada ibu dan ayahnya.

Awalnya saya sempat berpikir, ah mungkin ini rejeki saya saja. Suatu hari, saya sempat mengobrol dengan beberapa teman sekantor yang juga menyusui eksklusif dan lanjut hingga anak-anaknya berusia 2 tahun. Cerita mereka pun isinya senada, anak-anak mereka ternyata tetap 'lengket' dengan ibunya walaupun sang ibu sering dinas ke luar kota selama beberapa hari bahkan minggu. Mungkin, bisa jadi ini adalah benang merahnya anak-anak tetap memiliki kedekatan emosional dengan ibunya walau mobilitas sang ibu sangat tinggi sehingga sering meninggalkan anak dengan nenek atau pengasuh.

Anak-anak kami memang sehari-harinya diasuh oleh eyang atau pengasuh dan minum ASI perah selama ibu pergi bekerja. Namun begitu ibunya tiba di rumah sepulang kantor, anak-anak akan langsung memilih ibunya, atau istilahnya: nemplok ke gentong susunya. Ini memang bukan penelitian ilmiah, ya. Hanya sekelumit pengalaman yang saya dan teman-teman senasib rasakan. Kami hanya mencoba meyakini kedekatan tersebut sebagai salah satu manfaat yang sekarang bisa dipetik setelah perjuangan dua tahun menyusui. Kedekatan dengan anak memang dapat dibangun dengan berbagai cara. Namun sedini mungkin jika anak masih dapat disusui, mengapa tidak? Dengan menyusui, anak sehat, ibu sehat, dan bonding pun semakin erat. Oh satu lagi, kondisi dompet pun ikut sehat. Bukan begitu, Urban Mama?

Related Tags : ,

2 Comments

  1. avatar
    Honey Josep November 8, 2017 11:13 am

    Menjadi "center of universe" dari seorang anak rasanya nikmaaaaat tiada taraaaa :)

    Dan ya, kondisi dompet saya amat sehat saat berhasil menyusui si bungsu selama 2 tahun, senaaaaaang :)

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Cindy Vania October 30, 2017 7:58 am

    Betul banget mama Dona, kedekatan dengan anak memang bisa dibangun dengan berbagai cara. :)

    Aku juga membuktikan dengan pengalaman yang sama, dan bisa bandingin sendiri karena 3 anak beda semua :D heheh

    1. avatar

      As .