Pejuang ASI

Berbekal dari pengalaman dari anak pertama yang saat itu masih kurang pengalaman, akhirnya saat kehamilan anak kedua ini saya pun mulai bergerilya mencari ilmu lewat dunia maya.

Meskipun kurang pengalaman tapi allhamdulillah, Alesya (4 thn), dulu mendapat ASI ekslusif, bahkan saya bisa menyusui sampai umur 3 tahun. Walaupun saat lahir pernah kenal susu formula, karena waktu itu bilirubinnya tinggi dan ASI masih kurang. Akhirnya menyerah ditambah susu formula saat di bluelight (kadang sedih kalau ingat itu karena kurang ilmu jadi tidak bisa berkata tidak ketika suster menyarankan untuk menambah sufor). Untungnya setelah sampai rumah, ASI saya mengalir dengan lancar. Bahkan bisa memberikan ASI full sampai umur 18 bulan. Mulai umur 18 bulan, Alesya minum ASIP dicampur UHT. Masih ingat saat itu banyak teman kantor yang kurang memberikan support ketika saya pumping di kantor sampai anak umur 2 tahun. Mereka tidak mengerti betapa saya berjuang untuk memberikan yang terbaik, berusaha menambah stok ASIP di freezer. Bahkan sampai nangis bombay ketika listik mati seharian dan harus merelakan sekitar 1liter stock ASIP di freezer terbuang percuma.

Berbekal pengalaman anak pertama yang harus kejar-kejaran stok ASIP itulah akhirnya pada anak kedua saya tidak mau mengulang kesalahan yang sama. Meskipun Arsyila juga bilirubinnya tinggi dan ASI saya belum begitu lancar, saya tetap bertekad memberikan ASIP ketika Arsyila di bluelight. Sejak Arsyila usia sebulan saya mulai rajin mengumpulkan stok ASI dengan berbagai cara tentunya. Kadang menyusui sambil pumping, ataupun pumping ketika tengah malam saat Arsyila tidur. Tidak terasa sebulan sebelum saya kembali kerja ternyata stok ASIP di freezer sudah sepenuh ini.

Bersyukur saya mempunyai suami yang amat sangat mendukung pemberian ASI pada anak-anaknya, hingga suami selalu menanyakan kondisi freezer yang sudah full yang membuat saya tidak mungkin menyimpan ASIP lagi. Hingga akhirnya diputuskan untuk membeli freezer 4 rak khusus untuk ASIP. Akhirnya dievakuasilah ASIP itu ke freezer baru, sehingga saya bisa tetap pumping. Bahkan dalam perjalananpun saya selalu pumping untuk mengumpulkan stok ASI di freezer.

Sekarang saya sudah mulai kerja lagi, setiap hari selalu menyiapkan "perlengkapan perang" untuk pumping di kantor. Meskipun di kantor tidak ada nursing room, tapi saya masih bisa pumping di ruang file.

Perjuangan saya masih panjang, semoga saya berhasil memberikan yang terbaik buat anak-anak saya. Dan semoga saya pun bisa mencontoh mama saya yang telah berjuang dan bahkan sampai sekarang pun tetap berusaha memberikan yang terbaik buat anak-anaknya.