Persahabatan Bagai Tom and Jerry
Punya teman masa kecil itu sangat menyenangkan. Apalagi kalau pertemanannya berlangsung sampai dewasa dan menjadi sahabat. Sampai saat ini saya masih ingat asyiknya bermain bersama teman masa kecil yang tidak lain adalah tetangga dekat rumah. Bermain karet, gobak sodor, sepeda, benteng, congklak, engklek, kartu, boneka, bongkar pasang, pasaran... Belum lagi keseruan saat mengikuti lomba makan kerupuk, pasang kancing kemeja, bawa kelereng, serta balap karung. Selain bermain bersama, kami juga mengaji dan les bahasa Inggris sama-sama. That good old days. Pertemanan tidak selamanya berjalan mulus, kadang dibumbui peristiwa berantem, ngambek, cemburu kompetitif, sampai tidak ngomong berhari-hari. Kalau sudah reda, langsung baikan dan main bersama lagi.
Walaupun sekarang kami sudah tinggal berjauhan dengan kehidupan masing-masing dan jarang bertemu tetapi kami masih saling kontak melalui social media dan smartphone. Beberapa waktu juga sempat bersilahturahim saat salah satu dari kami menikah, punya anak, lebaran di rumah orangtua masing-masing atau janjian bertemu saat pemilihan umum yang lalu.
Indahnya mempunyai teman masa kecil ini dirasakan juga oleh Baron (3,5 tahun) dan temannya Wildan. Usia mereka terpaut 3 bulan. Rumah kami terpisah 2 blok, agak jauh tapi bukan halangan keduanya berteman. Mereka mulai akrab sejak bayi karena setiap pagi dan sore selalu dibawa jalan keliling cluster. Sebenarnya mereka punya banyak teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan di cluster tempat kami tinggal. Hanya Baron dan Wildan saja yang relatif lebih sering main bersama sehingga jadi lebih akrab.
Keduanya memiliki karakter yang berbeda seperti di film Tom and Jerry. Yang satu periang, suka bercanda, hobi menggoda temannya, suaranya kencang melengking. Yang satu lagi tipe serius, suka ngambek kalau ada yang merebut mainannya atau marah kalau digoda dan suaranya ngebas. Si periang ini suka sekali menggoda si serius dan kalau si serius ngambek, maka si periang makin keras ketawanya. Tapi keduanya baik hati dan saling sayang satu sama lain.
Yang satu kalau kangen suka menelpon, tetapi yang satunya lagi suka gengsi kalau ditelepon. Kalau sedang bermain bersama sukanya rebutan mainan tapi kalau sudah waktunya pulang malah maunya main terus. Kadang kalau yang satu mau pulang, yang lain menangis tidak memperbolehkan temannya pulang. Solusi urusan pulang-sehabis-bermain ini agak tricky dan jadinya lucu. Misalnya Wildan ke rumah Baron lalu tidak mau pulang, harus dibujuk dulu dengan dipinjamkan mainan atau sepeda Baron. Kalau tidak mempan juga, Baron akan mengantar Wildan pulang sampai ke rumahnya lalu lanjut main di rumah Wildan. Nanti giliran Baron mau pulang, gantian dipinjamkan mainannya Wildan. Pertengahan tahun ini, Baron dan Wildan juga akan bersekolah di kelompok bermain yang sama di dekat rumah. Tidak hanya bermain bersama, nanti mereka juga bisa pergi-pulang bersama.
Saya sangat senang Baron mempunyai teman atau sahabat dekat yang bisa dipercaya dan menemani kesehariannya. Harapan saya mereka berdua tetap kompak, saling mendukung, saling memberikan manfaat positif dari pertemanan mereka, bersahabat sampai dewasa nanti dan jangan saling rebutan pacar.
Belajar dari pengalaman ini, saya melihat proses pertemanan menjadi persahabatan berjalan sangat natural. Bisa jadi pertemanan ini berlangsung sebentar kalau chemistry itu sudah nggak ada lagi atau bisa jadi selamanya. Waktu yang akan menjawab.
Sebagai orangtua, buka seluasnya kesempatan untuk anak berteman dan bersosialisasi di lingkungan rumah. Biarkan anak-anak bermain dengan siapa saja, tentunya dengan pengawasan. Secara alami, anak akan memilih teman yang cocok dan akan menjadi sahabat. Walaupun sudah mempunyai teman yang (lebih) akrab, beri pengertian kepada anak untuk bermain juga dengan yang lainnya.
Buat para Urban Mama yang punya sahabat masa kecil atau putra-putrinya punya teman akrab, yuk berbagi tips-tips bersahabat supaya tetap langgeng dan awet.
Jadi ingat teman pas kecil, dari jaman tetanggaan sebelah rumah, sampai besar tetanggaan di facebook, skrg masing2 udah punya anak & sampai 3 tahun lalu sempat ketemuan tiap lebaran pulang ke rumah kakek :D Semoga anak2 nanti punya kisah manis juga ya sama teman masa kecilnya
Adem banget lihat foto2 dan ceritanya Shin....toddler kalo temenan terasa tulus ya.... ;)
hihhi tampangnya Baron lucu banget ;p
iya Shin, gw setuju, sbg ortu kita memang harus membebaskan anak bermain dan memilih temannya sendiri namun dengan pengawasan orang tua tentunya..
Gw juga dulu punya temen deket waktu masih kecil tapi sayang banget kami kehilangan kontak sejak SMP karena dia pindah ke daerah lain, udah nyoba cari di socmed tp gak ketemu huhuhu..
hahaha... satunya wajahnya jahil, satunya kenceng. Seruuu yaa.. Kira&Kara juga punya sahabat kecil, namanya Affa. Kalo ngumpul bertiga uda kayak Power Puff Girl. Ketiganya beda karakter juga. xixixi...