Riyana Kadarsari
One Year of an Amazing Journey!
Lebih dari setahun yang lalu tanggal 4 Mei 2010, usia kehamilan saya menginjak 35 minggu. Ini adalah kehamilan kelima dengan dua kali riwayat keguguran sebelumnya. Saya masih bekerja seperti biasa layaknya dokter kandungan yang lain, praktik, dan menolong kelahiran ibu-ibu yang lain. Dibandingkan kedua anak saya yang lain, saya merasa sangat percaya diri dengan kehamilan ini karena saya menyempatkan diri melakukan USG sendiri mengintip perkembangan janin yang sangat aktif ini. Saya merasa sehat sejak trimester I tidak pernah mengalami mual dan muntah yang hebat. Saking sehatnya, terbesit sekali bandel tak apalah pernah sebulan yang lalu saya nekad iseng konsumsi mie instant di pinggir jalan dan sejak itu langsung mengalami diare hebat sehingga sempat dirawat sehari di RS. Hanya satu pengalaman buruk selama kehamilan, namun entah mungkin ini awal penyebab akhir yang kurang menyenangkan pada kehamilan selanjutnya.
Sejak pulang rawat pada kehamilan 31 minggu saya mulai sering mengalami kontraksi. Namun karena gerakan janin aktif, saya hanya sesekali beristirahat. Namun ketika kontraksi mulai sering mengganggu pada kehamilan 34 minggu saya suntik pematangan paru karena khawatir akan terjadi kelahiran premature. Malam itu saya pulang praktik, perut terasa sangat tegang. Wah saya harus sudah cuti nih, pikir saya. Rasanya sudah tak sanggup lagi tuk memaksakan diri. Sampai di rumah setelah sholat Isya saya merasa bayi saya tidak bergerak, saat itu suami sedang dinas jaga malam di RS, saya sangat panik perutku goyang-goyangkan tapi babyku tidak bergerak, saat itu jam 23.00 saya mengambil Doppler untuk deteksi detak jantung bayi dan terdengar 108 denyutpermenit, saya panik karena kaget detaknya lemah segera saya lari ke RS tempat saya praktik untuk melakukan CTG. Saya ragu apakah ini denyut bayi atau nadi karena bayi saya tidak bergerak! Si Kakak ingin ikut menemani, alhasil malam itu juga kami berdua diantar supir ke RS. Syukur ternyata detak jantungnya masih ada namun melemah sekitar 100-108 dpm. Malam itu saya menghubungi sahabat, kolega dokter kandungan dan dia menyarankan untuk segera dilahirkan saja karena bayi tidak reaktif khawatir kalau terlalu lama malah akan meninggal di dalam kandungan. Tanpa pikir panjang segera saya meluncur ke tempatnya, tanggal 5 Mei 2010 jam 01.30 lahirlah Muhammad Yusuf Abidin (Abid) beratnya 2495 gram, pada saat lahir dia sempat tidak bernapas dan biru sehingga harus masuk perinatologi. Sedangkan saya sendiri entah kenapa, selama operasi berlangsung tekanan darah drop dan nadi sangat lambat. Saya merasa gelap dan nyeri dada, sulit bernapas, sehingga saya pisah dengan Abid yang dirawat di Highcare unit. Perjalanan penuh drama dan airmata berlangsung 12 hari berikutnya. Saya bertekad untuk segera pulih, karena ingin segera menemui Abid yang masih harus dirawat di perinatologi RSCM karena di sana lebih lengkap dan agresif tindakannya. Puji syukur Alhamdulillah, Abid boleh pulang. Kondisi saya yang stress berat dan dengan konsumsi obat-obat jantung yang sangat banyak menyebabkan saya tidak menyusui pada awalnya. Saya tetap memerah ASI namun mungkin pikiran saya sangat kacau sehingga ASI saya sangat sedikit. Namun saya tetap berusaha menyusui.Sebulan berlalu, si kecil tampak sehat walaupun masih agak kuning dan sering tidur malas menyusu. Tiba-tiba ada rasa khawatir, kenapa dia masih kuning ya. Saya cek lab yang disarankan sejawat dari bagian anak, bilirubin dan G6PD dan TSH. Saya kaget, ternyata Abid hipotiroid. Sesuatu hal yang tidak pernah kuduga sebelumnya. Kok bisa? Kakak-kakaknya sehat semua kok. Saya memang tidak mengecek fungsi tiroid saya sendiri, mungkin ini kelengahan, tapi saya merasa sehat karena anak-anak saya sebelumnya sehat dan saya tidak memiliki riwayat konsumsi obat antitiroid dan kekurangan yodium. Apalagi yang akan terjadi dengannya? Hipotiroid congenital adalah suatu kondisi dimana kadar hormon tiroid sangat rendah di dalam darah. Adapun gejala yang mungkin timbul adalah bayi malas cenderung tidur (namun saya mengira karena mungkin dia masih prematur), kuning, macroglossy (lidah menjulur keluar), pertumbuhan janin terhambat, retardasi mental. Dampak dari kurangnya hormon ini adalah terganggunya perkembangan otak janin dan pertumbuhan fisiknya. Maka itu dokter anak sebetulnya merekomendasikan pemeriksaan skrining rutin tiroid pada semua bayi baru lahir agar jika terdeteksi segera mendapat terapi. Namun masalah di negara kita masih mahalnya pemeriksaan lab ini sehingga mungkin hanya RS besar saja yang sudah rutin melakukannya.
Akhirnya Abid pun segera mendapatkan terapi dari ahli endokrinologi pediatrik, obat thyrax yang harus diminum seumur hidupnya untuk menjaga agar kadar hormone tiroidnya tetap normal. Syukur sampai hari ini Abid tetap sehat, aktif dan tidak kurang lincah dengan anak-anak lainnya.
Setahun sudah usiamu, Nak menemani hari-hari lelah, suka dan duka, rumah senantiasa ceria dengan tingkah dan polamu yang selalu menakjubkan. Walaupun kakaknya sering bertanya, kenapa dede terus minum obat padahal dia tidak sakit, dan pada setiap 4 bulannya diambil darahnya untuk kontrol tiroidnya, saya hanya menjawab adik memang tidak sakit, dulu karena kecil dia dapet “vitamin” supaya cepat besar. Saya hanya berharap suatu saat dia tidak akan selamanya minum obat… namun saya berusaha menerima apapun yang sudah terjadi, because he is still an amazing boy, the precious gift that Allah send to our family.Bagi semua urban Mama, tanyakanlah pada pediatrist Anda, terutama mama yang punya bayi baru lahir, sudahkah buah hati anda skrining fungsi tiroid. Jika bayi kecil Anda terdeteksi lebih awal, maka walaupun dia harus mengkonsumsi thyrax seumur hidupnya dia akan seperti layaknya anak normal. Jika terdeteksi terlambatpun, biasanya dengan diterapi sebagian besar fungsi kognitifnya akan tetap normal.
semoga abid sehat terus y dokter...kangen ama dokter riyana..sejak lahiran aku udh ga ketemu lagi ne..dokter udh ga di RS.Permata sarana husana lagi :(
Dokter Riana..skitar 3 mnggu lalu anak saya (byan, skrg usia nya 11 mnggu) dinyatakan pny penyakit hypotiroid, kaget sekali rasanya, dan saya smpat down krna anak saya hrs mngalami nya. Gejala2 nya sama sprti yg dokter sebutkan diatas. Saat ini byan sdh mendapat perawatan dr dsa, dia diberikan thyrax dan suplemen 4 life dan byan jg ada terapi pijat 1 mnggu sekali. Dr artikel yg sy baca, jika hypotirid di obati sblm usia 3 bln msh dikatakan blm trlambat dan penderita msh bs tumbuh normal, apa itu bnr dokter? Krna smpe skrg saya msh was2 gmn prtmbuhan byan kelak. Dan kalo blh saya tau apa yg dokter lakukan ke abid shgga abid bs tumbuh sehat, dan lincah dan bisa diblg normal.. apa aja yg hrs saya lakukan sehari2 u/ mbantu biar tumbuh kembang byan bs normal sprti anak2 lain. Mohon bantuannya dokter, krna smpe saat ini sy msh galau stgh mati.. trimakasih sblmnya..
aww,...dokter Riana ,yg diperiksa TSH aja apa perlu lengkap T3 dan T4? Sbab baby saya 4mo pertumbuhannya agak lambat , breastfeeding skrg masih 5200 gr, usia terminasi kehamilan 38 mgg, kbetulan saya dokter umum pas hamil menderita hipertensi kronik superimposed PER, lahir SC. Tapi alhamdulillah aspek perkembangan mental sosial dan psikomotornya bagus,...
Assalamualaikum Dok..
Saya membaca artikel ibu, sama persis dengan kasus anak saya, tapi anak saya ketahuannya dah umur 5 bulan, memang agak terlambat tapi gak apa-apalh, yang saya sesalkan dokter kita di indonesia kurang tanggap dengan anak-anak Hipotiroid, padahal saya udah 4 dokter anak yang saya jumpai, semua nya gak ada yang cek tiroid anak saya,..pada akhirnya saya dikasih referensi ke KK hospital di singapore, dan disana anak saya baru di cek tiroidnya, ternyata anak saya hipotiroid,kalau boleh saya bertanya-tanya sama dokter bisa saya telp dokter..thanks
terima kasih infonya ya dok..
abid tetep sehat ya sayang :)