Sehat dan Bebas Stres dengan Bersepeda

Mulai Oktober tahun lalu, saya kembali bersepeda. Kenapa kembali? Karena sebelumnya saya sudah bersepeda. Sayangnya, tidak konsisten dan berakhir dengan menjual sepeda yang baru beberapa kali saya pakai. Melihat perubahan Jakarta yang semakin ramah pada pejalan kaki dan pesepeda, saya jadi ingin bersepeda lagi. Apalagi, lajur sepeda ke tempat tinggal saya sangat bagus.

 

Belajar dari pengalaman sebelumnya, kali ini saya membeli sepeda lipat. Berhubung tinggal di apartemen jadi saya yakin, sepeda lipat sangat cocok bagi saya karena mudah disimpan di dalam apartemen dan tidak makan tempat seperti sepeda saya sebelumnya. Apalagi sekarang sudah banyak sekali pengguna sepeda lipat di Jakarta. Bisa jadi pemandangan yang kita lihat setiap hari di jalan. Saya lalu browsing sepeda lipat yang ada di pasaran. Apa yang paling direkomendasikan. Saya pun bertanya pada saudara dan teman yang sudah menggunakan sepeda lipat. Setelah riset kecil-kecilan, akhirnya saya pun membeli sepeda lipat. 

Setelah 3 bulan menggunakan sepeda lipat, jujur saya sendiri tidak menyangka bahwa saya akan sebahagia ini menggunakannya. Dulu saya biasanya mengantar anak-anak menggunakan mobil pribadi. Sekarang, saya dan anak-anak naik MRT. Bedanya, saya membawa sepeda lipat. Saya turun di stasiun MRT dekat sekolah anak bungsu saya. Saya lalu lanjut bersepeda ke GBK lalu setelah itu pulang ke rumah. Alhamdulillah sejauh ini pengalaman saya bersepeda sangat menyenangkan dan aman. Bagi saya, bersepeda adalah aktivitas fisik yang menyenangkan. Merasakan sejuknya angin menerpa wajah di pagi hari, hati senang, dan sehat tentunya! Benar-benar obat mujarab! Saya sangat menikmati me-time saya bersepeda. Bila Garmin sudah menunjukkan setidaknya 20K, saya biasanya meninggalkan GBK untuk lanjut bersepeda pulang ke rumah.

 

Bila urban Mama tertarik untuk bersepeda, yuk perhatikan beberapa hal ini:

1. Tujuan 

Apa tujuan Mama bersepeda? Apakah untuk commuting? Triathlon? Tujuan ini akan menentukan jenis sepeda apa yang Mama beli nanti. Bila Mama bersepeda mengikuti trend, sebetulnya tidak salah. Terus motivasi diri sendiri agar tetap semangat untuk bersepeda. Usahakan jangan sampai berhenti di tengah jalan. Harga sepeda cukup mahal dan tidak semua jenis sepeda kalau dijual lagi ke pasar, gampang laku. I learnt my lesson.

2. Riset dan Bertanya Sebelum Membeli Sepeda

Rasanya sudah semangat luar biasa dan Mama tidak tahan lagi untuk segera bersepeda. Tenang, Mama! Pelan-pelan dan jangan terburu-buru membeli sepeda. Riset, riset, dan riset. Tanya juga pada teman-teman yang sudah bersepeda. Sepeda adalah jangka panjang jadi sebaiknya dalam membeli sepeda dilakukan dengan tenang. 

3. Aman

Bila Mama sudah memiliki sepeda, keamanan harus menjadi faktor utama. Gunakan helm yang proper, lengkapi sepeda dengan lampu, dan taati rambu lalu lintas. Usahakan bersepeda bila hari sudah agak terang, jangan bersepeda sendirian saat gelap. 

 

Kalau Mama sedang mumet dan stres banyak pikiran, coba deh bersepeda. Hati riang gembira setelahnya. Agar tidak bosan, gunakan rute lain yang aman untuk digunakan. Kalau ada teman, bersepeda akan semakin menyenangkan. Minggu lalu, saya bersama seorang teman akhirnya bersepeda ke Sunda Kelapa. So much fun!

 

Sejauh ini, saya merasakan banyak manfaat setelah bersepeda. Saking sudah jarangnya menggunakan mobil, saya sering lupa parkir mobil di mana. Mengisi bensin pun jadi tidak sesering biasanya. Yuk! Bersepeda bersama saya, Mama! 

Related Tags : ,,

2 Comments

  1. avatar
    KatrinLarissa KatrinLarissa February 15, 2020 5:54 pm

    beneran jadi pengenn banget sepedaan abis baca artikel teh ninit ini. racun teteeeeeeh! tanggung jawab! :p

    1. avatar

      As .