Tammy dan Alergi Susu Sapi
Tujuh tahun kami menunggu kehadiran si buah hati dengan perjalanan usaha untuk hamil yang cukup panjang. Semua proses sudah dilalui dan sudah menghabiskan dana yang lumayan, akhirnya sampai pada satu titik, kami pasrah. Ternyata kepasrahan tersebut membawa keberkahan. Kami diberikan kepercayaan oleh Allah SWT, lahirlah Tammy putri kecil kami.
Namun perjalanan bersama Tammy tidak lepas dari beberapa tantangan. Seminggu setelah kelahirannya, Tammy mengalami dehidrasi dan jaundice kondisi bilirubin tinggi karena golongan darahnya berbeda dengan saya. Saat itu karena pengetahuan saya sebagai mama baru masih minim, ternyata ASI yang saya berikan tidak mencukupi walaupun sudah diberikan booster dan obat-obatan. Tammy sakit dan harus menjalani terapi kurang lebih satu minggu di rumah sakit. Hati rasanya tak karuan melihat kondisi Tammy, namun saya harus kuat dan tidak menyerah. Pumping ASI saya saat itu hanya menghasilkan 20 cc saja, itupun sudah pumping kiri dan kanan. Kami konsultasi ke klinik laktasi dan semua usaha dilakukan, ternyata baru ketahuan ada kondisi khusus yang saya alami yaitu ketidakseimbangan hormon di mana hormon prolaktin tidak cukup dihasilkan. Ini adalah efek dari kondisi terdahulu saat susah hamil karena ketidakseimbangan hormon. Kemudian kami memutuskan untuk memberikan susu formula demi menjaga asupan makanan untuk Tammy.
Menginjak usia satu bulan, kami menemukan Tammy buang air besar berdarah. Waduh, apalagi ini, mungkinkah sakit? Ternyata Tammy alergi susu sapi. Padahal kami berdua sama sekali tidak ada riwayat alergi. Kami mengganti susu untuk Tammy dengan susu sapi yang ekstensif hidrolisat tetapi kondisinya tidak membaik. Kemudian dokter menyarankan kami untuk mencari donor ASI, karena memang ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi. Akhirnya kami menemukan para mama pendonor ASI.
Alhamdulillah rejeki ASIP untuk Tammy selalu ada berkat para mama pendonor ASI (mama Kina di Jakarta, mama Afra di Kendal, mama Dea di Semarang, serta mama Zaula di Bogor). Para mama tersebut adalah malaikat pelindung Tammy. Sebuah tantangan baru juga, menerbangkan stok ASIP dari Jakarta dan Bogor ke Semarang, namun syukurlah semua prosesnya berjalan baik sampai saat ini.
Saat Tammy berusia 6 bulan, ternyata stok ASIP dari pendonor sudah habis semua. Tetapi Tammy sudah mulai makan MPASI dan akhirnya kembali minum susu formula. Walhasil, buang airnya kembali berdarah. Setelah berkonsultasi dengan dokter spesialis anak, susu yang diberikan kepada Tammy diganti dengan susu yang bukan susu sapi tetapi asam amino (bahan pembuat susu). Sekarang Tammy masih menggunakan susu tersebut, harganya memang aduhai. Mengapa tidak mencoba susu sari kedelai? Dari hasil konsultasi, dokter tidak menyarankan karena dalam kedelai ada kandungan hormon phytoestrogen.
Alhamdulillah hingga saat ini Tammy berusia 13 bulan, dia sudah bisa berjalan dan perkembangannya bagus. Kami sadar perjalanan kami masih panjang, namun sebagai orang tua, kami selalu senang dan bahagia Tammy tumbuh sehat.
selepas 1 thn sy br berani memberikan dairy,utk anak alergi susu biasanya seiring pertumbuhan usia alerginya akan hilang. Diatas 2 thn biasanya. Sehingga product dairy sy batasin, utk tammy ternyata msh alergi jika mkn youghourt dan sufor yg parsial hidrolisat
Perjuangannya menginpirasi sekali mom, semoga tammy sehat selalu ya nak. Mau tanya jg mom,di usia tammy skrng, apakah pernah mencoba dairy product? Anak ku sepertinya alergi jg, skrng usia 8 bulan, untuk mpasi nya blm berani aku kasih yg berkandungan dairy
waahhh.. salut dengan perjuangan Mom.. semoga Tammy selalu sehat ya Mom...
Hello mama, saya ibu dg bayi berumur 3 bulan 3 minggu. Saat ini saya ada kelebihan stok asi krn bayi saya minumnya tidak terlalu banyak. Jika ada yg butuh asi bisa menghubungi saya, posisi saya di Jakarta.
Ada mah di tes laborat gt atas rekomendasi dokter obyn.ada hslnya hormon2 kita baik estrogen,prolaktin dll.normal dan tidaknya ma