TUM Caring Mama: Disiplin dengan Kasih Sayang

Selama bulan April ini urban mama sudah dengan antusias mengikuti kontes foto TUM Modern Mama 2015 dengan tema Caring Mama, A Modern Kartini secara online di forum. Sebagai rangkaian acara memperingati Hari Kartini, the urban mama juga mengadakan acara offline dengan tema Caring Mama: Disiplin dengan Kasih Sayang.

Sejak pagi, urban mama dan papa sudah datang di Bumbu Desa, Jl. Cikini Raya No.72 dengan semangat untuk menyimak talkshow dari Ibu Elly Risman, MPsi tentang Disiplin dengan Kasih Sayang. Sekitar pukul 09.00 acara dibuka oleh MC cantik, Firly, lalu diawali dengan sedikit kata sambutan dari salah satu founder The Urban Mama, Ninit Yunita.

Talkshow dari Ibu Elly Risman rupanya adalah acara yang paling dinanti-nanti oleh para peserta. Dengan gaya bercerita yang seru, Ibu Elly berkali-kali membuat para peserta tertawa sambil dalam hati sebenarnya merasa “tertampar”. Di awal acara, para peserta diajak mengisi kuisioner mengenai model pendisiplinan yang didapat saat masih kecil dengan yang diterapkan kepada anak saat ini.

Hal yang paling pertama dan penting yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mendisiplinkan anak adalah mensepakati model disiplin seperti apa yang akan diterapkan kepada anak. Disiplin yang diajarkan oleh orangtua Anda berbeda dengan pasangan Anda, sehingga hal tersebut menjadi kebiasaan yang tertanam bertahun-tahun.

Sering kali banyak orangtua terjebak dalam gaya disiplin yang populer seperti hukuman-hadiah, pukulan atau paksaan. Bicara tentang hukuman, orangtua berpendapat bahwa hal tersebut dapat membuat anak menyesal dan belajar dari kesalahannya namun hukuman tidaklah efektif jika terlalu sering digunakan. Akibat dari hukuman juga negatif seperti: merusak harga diri anak karena  menyakitkan secara fisik dan perasaan, membuat anak menjadi takut kepada orangtua, melawan orangtua, berbohong, melakukan sesuatu diam-diam. Yang paling membahayakan dari proses pendisiplinan yang salah yaitu menimbulkan dendam anak kepada orangtua.

Ada hukuman, ada hadiah. Hadiah harus sesuai dengan usia, bukan “sogokan” (sering dengar “Mama kasih hadiah kalau puasa kamu penuh” ?), tidak selamanya harus benda (bisa dengan pelukan). Hadiah memang berakibat lebih baik dan menyenangkan tapi tidak bisa terus-menerus!

Bagaimana dengan pukulan? Penelitian Duke University menunjukkan bahwa bayi usia 12 bulan yang dipukul memiliki skor kognitif yang lebih rendah dari anak yang tidak pernah dipukul pada usia 3 tahun. Sedangkan penelitian dari Tulane University menunjukkan sekitar 2.500 anak yang sering dipukul pada usia 3 tahun akan cenderung lebih agresif pada usia 5 tahun. Tidak menutup kemungkinan saat dewasa anak yang agresif tadi akan melakukan hal yang sama terhadap anaknya, dan terjadilah lingkaran setan generasi ke generasi. Anak yang dipukul cenderung berperilaku menyimpang, menuntut pemenuhan atau kepuasan segera dari semua keinginan dan kebutuhannnya, mudah frustrasi, temper tantrum dan gampang memukul orang lain. Pukulan menanamkan lebih banyak ketakutan dibandingkan pengertian.

Jadi, apa disiplin itu?

Disiplin terdiri atas dua kata, disciplina dan discipulus yang artinya instruction (petunjuk) dan student (murid) sehingga disiplin tidak sama dengan hukuman, latihan ataupun kepatuhan. Disiplin adalah memberikan petunjuk bagaimana berperilaku, bertanggung jawab kepada Allah, memahami perasaan diri dan orang lain, mengutamakan pikiran daripada emosi sehingga memiliki pertimbangan yang baik, mampu bekerja sama dengan baik, menjadi pribadi yang menyenangkan dan bahagia.

Beda Disiplin dan Hukuman:





















DISIPLIN



HUKUMAN


Membantu anak memiliki kesadaran diri dan membangun kontrol dalam dirinya Menunjukkan kepada anak bahwa dia nakal atau jelek
Membantu anak merasa OK, member kesempatan untuk memperbaiki diri Tidak membantu anak sadar diri, mengendalikan kelakuan dan belajar apa yang seharusnya dilakukan
Membuat anak bertanggung jawab terhadap perbuatannya Tak berhubungan dengan kelakuan anak dan tidak masuk di akalnya

Dasar disiplin:

  • Anak merupakan anugerah dan amanah Allah

  • Bangga dapat kesempatan mengasuh mereka sehingga perlakuan harus sebaik mungkin

  • Muliakan anak dan ajarkan akhlak yang baik

  • Sadari bahwa perkembangan otak anak belum sempurna, egosentris dan berpikir berbeda dengan orang dewaasa sehingga anak membutuhkan bimbingan, cinta dan logika saling menghormati dan saling menghargai


Pendekatan Disiplin dengan Kasih Sayang:

  • Pikirkan perasaan anak. Orangtua sering keliru berpikir bahwa tingkah laku anak berkaitan dengan pemikiran padahal sebagian besar tingkah laku anak didorong oleh perasaan atau emosi daripada hasil pemikiran. Orangtua perlu bertanya perasaan apa yang mendorong kelakuan atau perbuatan anak, bagaimana perasaan anak setelah pendisiplinan terjadi sehingga jangan samai anak merasa terhina, bodah dan takut.

  • Mengajukan pertanyaan untuk mengubah tingkah laku. (Bertanya-> Harus menjawab-> Berpikir->Memeriksa diri-> Kesadaran diri.

  • Ajarkan keterampilan untuk tidak mengulangi tingkah laku negatif. Anak harus diajari tidak bereaksi atas dasar emosi, memikirkan konsekuensi dan bagaimana membantu diri sendiri melakukan apa yang mereka tidak suka (proses). Caranya, bertanyalah terlebih dahulu -> anak belajar melalui permainan-> berikan contoh yang baik-> memberikan pengertian tentang cara kerja otak (Emosi-Pikiran-Aksi)-> mengkaji ulang tingkah laku yang dapat diterima bersama anak-> temukan keterampilan yang hilang-> ajarkan keterampilan yang hilang tersebut.

  • Gunakan kalimat singkat dan aturan dua kalimat. Kalimat pendek lebih efektif untuk menyuruh anak melakukan sesuatu yang benar daripada melarang mereka berhenti melakukan yang salah, contoh: “makan sehat” daripada “jangan makan coklat itu”. Kalimat pendek itu direktif, positif, fokus pada tingkah laku khusus yang perlu dipelajari anak. Pesan “jangan” mudah diabaikan sebaliknya pesan “lakukan” akan membuat anak mengulang bagi dirinya sendiri sehingga tidak membutuhkan dorongan dari luar dan tidak membutuhkan banyak tenaga dari orangtua.

  • Fokus pada hal yang positif. Anak-anak peka terhadap harapan orang dewasa, seringlah memuji perbuatannya (contoh, mama senang kakak sudah membantu memasukkan barang belanjaan ke lemari), bantu anak melihat masa depan dan gambarkan masa depan dengan istilah emosional (contoh, adik senang sekali membongkar mainan dan mama bisa lihat di masa depan adik jadi sarjana teknik sipil yang membangun gedung)


Untuk menutup sesi pertama ini, Ibu Elly berpesan, fungsi disiplin adalah membentuk kebiasaan yang meninggalkan kenangan yang manis, baik dan membahagiakan.

Sesi kedua dilanjutkan dengan pengenalan mainan yang baik untuk anak dari Loomie Band. Mainan yang baik mampu menstimulasi imajinasi, kreativitas dan mengasah kecerdasan motorik halus, menyenangkan untuk dimainkan, aman bagi anak serta menciptakan bonding dan komunikasi yang baik dengan orang lain. Tak hanya baik, mainan juga harus aman dengan kriteria: berlogo SNI, sebuah sertifikasi kelayakan dan keamanan yang dikeluarkan oleh SUCOFINDO, tidak mengandung bahan beracun yang berbahaya bagi kesehatan, tidak berpotensi melukai, tidak bermuatan listrik dan tidak memiliki komponen mesin yang berbahaya.

Loomie Band merupakan mainan berbahan dasar karet yang dapat dibuat menjadi beragam aksesoris dan pernak pernih penuh warna. Selain itu Loomie Band berlogo SNI, sudah terbukti bebas racun melalui uji labortaorium. Yuk ciptakan momen seru bersama anak dengan merangkai Loomie Band  yang sudah bisa didapatkan di semua cabang Carrefour menjadi berbagai kreasi lucu dan menarik.

Selesai makan siang, urban mama dan urban papa mengajukan pertanyaan seputar materi talkshow hari ini kepada Ibu Elly Risman, MPsi.

Acara TUM Modern Mama ini ditutup dengan pembagian hadiah dari Casa Elana untuk 10 peserta yang hadir lebih awal dan tak lupa semua peserta mendapatkan goodiebag dari Nestle dan Loomie Band.

Terima kasih untuk semua urban mama papa yang telah hadir. Sampai bertemu pada acara The Urban Mama selanjutnya.

7 Comments

  1. avatar
    Cindy Vania May 12, 2015 5:56 pm

    Ini artikel yang aku tunggu..
    Selalu suka kalau ada artikel yang narasumbernya Ibu Elly Risman. Sampai sekarang belom kesampaian datang ke acara beliau,mudah2an TUM undang Ibu Elly lagi yaa ;)

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Retno Aini May 12, 2015 2:55 pm

    Meski blm bisa hadir di acaranya, tapi suka deh ngikutin livetweet dan artikel cerita acara parenting dari bu Elly, jd seperti berulang2 diingatkan. Terima kasih ya TUM, semoga makin sering ada event acara bagus spt ini, jadi semakin banyak urban mama-papa yg terinspirasi!

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Gabriella F May 12, 2015 11:25 am

    Biar tiap tahun ikut acara Bu Elly, tetep aja suka kalo dengerin Bu Elly. Berasa selalu diingatkan untuk menjaga anak baik2... TFS ya Honey... artikelnya lengkap banget!

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    May Sukmasari May 11, 2015 11:19 am

    terima kasih TUM, meski tidak dapat hadir dan berharap bisa ikutan di event selanjutnya, tetapi baca live tweet saat itu plus baca artikel ini sangat bermanfaat untuk saya pribadi. terima kasih TUM

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    mama kinar May 11, 2015 10:52 am

    terima kasih TUM sudah rutin mengadakan acara ini. aku yang ngga bisa hadir juga seperti mengikuti, baca artikel dan baca tweetnya.

    semoga tahun depan bisa ikut. bermanfaat sekali. jadi orangtua tidak pernah berhenti belajar ya.

    1. avatar

      As .