Anak Perempuan dan Taekwondo
Sudah hampir setahun ini, Lana (8 tahun) menekuni taekwondo, bela diri dari Korea yang mengandalkan kekuatan kaki dan tangan. Di sekolah, Lana memang diminta untuk memilih mau bergabung dengan satu klub yang sesuai dengan minatnya. Lana sempat mempertimbangkan dua pilihan: taekwondo atau panahan. Akhirnya Lana memilih taekwondo dengan alasan ia suka melihat kakak-kakak yang mengenakan seragam taekwondo.
Saya sempat ragu memasukkan Lana ke klub taekwondo dengan alasan Lana itu anak perempuan, nanti ia jadi tomboi, agresif, dan merasa hebat. Namun ternyata saya salah, ternyata klub taekwondo justru mengajarkan perdamaian pada anak-anak, mengajari mereka hormat kepada yang lebih senior, dan menghargai teman. Lagi pula, taekwondo untuk anak seumur Lana lebih menekankan pada unsur olahraganya, bukan bela dirinya.
Setelah rutin berlatih dua kali seminggu di sekolah, Lana dipilih oleh Sa Bum Nim (panggilan untuk ketua pelatih dalam taekwondo) untuk mengikuti TC (Training Center) Academy dalam rangka menyeleksi anak-anak yang akan ikut kejuaraan nasional taekwondo di Bandung. Lana terpilih dan mengikuti Kejurnas STT Telkom Bandung, serta meraih medali emas untuk kelas super pra cadet. Rasanya bangga luar biasa saat itu, bukan karena medali emasnya, tetapi lebih pada keberanian dan semangat Lana yang luar biasa sehingga dapat melalui babak demi babak tanpa air mata. Sejak itu, Lana bertambah semangat, tekun, dan disiplin dalam berlatih taekwondo baik di sekolah, maupun di TC Academy.
Tak jarang saya sebenarnya merasa khawatir, karena beberapa kali Lana mengalami cedera ringan, seperti wajahnya kena tendangan dan kakinya terluka. Sakit? Pasti. Belum lagi latihan fisik yang berat kadang membuatnya sesak napas karena sulit mengatur napasnya. Namun saat melihat semangat Lana dan raut wajahnya yang seolah menenangkan saya, rasa khawatir itu pun mulai sirna.
Sampai sekarang Lana sudah tiga kali mengikuti kejuaraan taekwondo, baik tingkat nasional maupun daerah, dan sudah meraih dua medali emas dan satu perunggu untuk kelas Kyorugi (bertanding), serta satu medali perak untuk kelas Poomsae (jurus). Kadang saya masih merasa kurang percaya dengan kemampuan bela diri Lana, masih suka berpendapat sepertinya Lana tidak cocok dengan taekwondo, apalagi Lana termasuk anak yang pendiam.
Ternyata pendapat saya keliru, ada beberapa manfaat dan perubahan yang saya lihat tampak pada diri Lana setelah mengikuti taekwondo:
- Daya tahan dan perkembangan fisik lebih baik. Pada latihan taekwondo, anak-anak dibiasakan untuk bergerak secara dinamis, misalnya latihan menendang dapat memperkuat otot tungkai kaki. Gerakan memukul, menendang, melompat, berputar berlatih keseimbangan yang tentunya melatih anak menjadi kuat. Anak yang berolahraga secara teratur otomatis kebugaran tubuhnya meningkat, otot-ototnya juga terlatih untuk bergerak dan tidak kaku. Lana juga dianjurkan untuk tidak mengonsumsi es atau minuman dingin karena bisa mengganggu pernapasannya. Alhamdulillah setahun belakangan ini, Lana jarang sekali sakit.
- Keberanian, mental, dan kepercayaan diri meningkat. Sejak mengikuti taekwondo, keberanian Lana juga mulai terbentuk dan mampu mengalahkan rasa takutnya. Saat bertanding, ia selalu lebih agresif menyerang terlebih dahulu. Pada taekwondo, jika seorang anak takut, ia akan merasa kurang mampu menghadapi lingkungannya karena pada dasarnya taekwondo mengajari anak untuk tidak mudah menyerah, anak-anak dapat berhasil jika mereka bertahan dan mau tetap berusaha.
- Membangun kedisiplinan. Latihan taekwondo menuntut kedisiplinan, antara lain harus datang tepat waktu, membawa dobok (baju latihan), peralatan lengkap, serius dan konsentrasi dalam berlatih, mengikuti instruksi pelatih, menolong sesama atlet dalam menggunakan body protector, dsb. Lana jika terlambat hadir latihan, ia harus push up dan melakukan pemanasan sendiri di pinggir lapangan. Lana jadi berusaha untuk disiplin dan lebih menghargai waktu.
- Aspek Sosialisasi. Di tempat latihan, anak-anak akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, ada pelatih, siswa lain, pengurus, bahkan orangtua dari teman. Jadi interaksi anak semakin lebih terbuka untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasinya dengan baik. Tak jarang Lana bertemu dengan teman yang usianya lebih tua dan lebih muda, teman yang berbeda sabuk darinya, di sinilah ia belajar untuk menghormati dan menghargai. Pada kejuaraan-kejuaraan, Lana juga mendapatkan banyak teman baru, usai bertanding biasanya ia berkenalan dengan lawannya, bahkan bermain bersama.
Saat ini, Lana sedang mengikuti latihan rutin bersama klubnya dan untuk mengikuti kejuaraan selanjutnya di bulan Agustus dan Desember tahun ini. Sekarang saya berpendapat kalau taekwondo bisa dilakukan siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, selama si kecil senang dan bersemangat mengikutinya. Kami tak berharap banyak, semoga Lana bisa selalu semangat dalam berlatih, bisa terus berjuang, karena segala sesuatu tidak mudah diraih tanpa perjuangan. Kelak, kami berharap Lana dapat melindungi dirinya sendiri, bisa membantu orang lain dalam keadaan bahaya. Tetaplah semangat dalam berlatih Lana!
Mba, anak saya juga mulai ikut taekwondo, anak saya perempuan umur 6tahun . Tapi saya masih ragu . Gimana cara meyakinkan diri supaya saya yakin anak saya bisa ?
Lana, kamu keren! Semangat terus ya!
Ipeh, siap siap kalau Lana jadi atlet nasional
Lana keren! ga nyangka ya anak pendiem kayak lana suka taekwondo, tapi seneng banget lihat anak kalo sudah minat dan suka baisanya mereka bersungguh-sungguh. Go Lana, kamu kece!
Wuiihh kakak Lana keren banget!
Ini #kid1 juga pengen banget ikutan taekwondo di sekolah, tapi belum aku bolehin karena panas-panasan dan ga boleh pakai alas kaki kan :(
lana luar biasaaa! keren banget! padahal lana manis dan pendiam ternyataaa luar biasa percaya diri dan membanggakan samai sering juara. semangat lanaaa! bi ninit banggaaa!