Kids Are Our Lifetime University

“Kids are our lifetime university”. Jujur, saya tidak tahu quote tersebut dari siapa. Saya baca quote tersebut dari status Blackberry Messenger (BBM) teman saya. Saya mengamini dalam hati.

Belajar bisa jadi hal yang biasa bagi anak-anak sekolah. Dari SD hingga perguruan tinggi, tiap kali semester ataupun catur wulan berakhir pasti kita harus belajar (a.k.a ujian). Belum lagi kalau BAB pelajaran berakhir, ada beberapa guru yang memberi ulangan. Atau, saat kuliah juga harus bertemu Ujian Tengah Semester (UTS) sebelum sampai pada Ujian Akhir Semester (UAS).

Belajar tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan anak punya sensasi tersendiri. Bahkan, saat anak belum lahir pun kita sudah mulai belajar. Saya masih ingat, saat saya mendapati bahwa testpack saya bergaris dua, saya mulai membaca buku-buku tentang kehamilan. Mengingat dokter kandungan saya tidak banyak omong kalau tidak ditanya, saya merasa perlu lebih banyak tahu. Paling tidak, saya tahu berapa kisaran normal kenaikan berat badan untuk saya dan bayi dalam perut saya. Saat kuliah, saya belajar mata kuliah TKM (Tumbuh Kembang Manusia), tapi sudah 8 tahun yang lalu jadi tetap saya harus belajar lagi. Sebulan sebelum rencana melahirkan, saya sudah membaca dan browsing artikel untuk proses melahirkan dan juga menyusui, lebih khusus lagi belajar Inisisasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif.

Saat Kayla lahir, dia mengalami kuning (jaundice). Suami saya pun sibuk browsing internet untuk menenangkan saya yang saat itu panik. Kebetulan, penjelasan dari Dokter Anak saya tidak cukup menenangkan. Keluar dari rumah sakit, saya mulai membaca buku tumbuh kembang anak. Menjelang lulus ASI eksklusif saya belajar lagi tentang pemberian MPASI. Bahkan, saya sampai ikut kursus yang diadakan AIMI.

Selain banyak belajar dengan membaca buku, ada pembelajaran lain yang “diberikan” oleh anak. Proses hamil, melahirkan, menyusui, dan merawat anak ternyata tidak hanya butuh stamina saja. Butuh kemauan kuat, keikhlasan, dan juga kesabaran yang luar biasa. Mungkin ada yang menganggap saya berlebihan. Tapi coba bayangkan, biasanya kita tidur terlelap hingga fajar datang. Saat anak baru lahir, 2-3 jam sekali terbangun untuk menyusui. Saat itu saya pun baru memahami, memberikan ASI eksklusif memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saat anak sakit, meskipun hanya batpil ringan, butuh kesabaran orang tua untuk merawatnya. Lebih dari itu, saya pun mengerti mengapa surga ada di telapak kaki ibu.

Saat hamil dan menyusui, secara tidak langsung anak mengajarkan untuk disiplin dan selektif. Menepati waktu makan dan juga menjaga makanan dengan baik. Karena, apa yang kita makan tak hanya untuk sendiri tapi untuk berdua. Kalau biasanya bisa jajan sembarangan, sekarang makan makanan yang lebih sehat dan bernutrisi. Belajar tentang prioritas. Begitu punya anak, pos-pos pengeluaran yang kurang penting berpindah untuk memenuhi kebutuhan anak.

Saya yakin, pembelajaran tak akan berhenti hingga anak mencapai usia tertentu. Karena saya percaya, “kids are our lifetime university”.

40 Comments

  1. avatar
    Travina June 9, 2011 11:53 am

    banyak bersyukur dan saling menyemangati....ga semua perempuan beruntung bisa hamil dan melahirkan bayi yang sempurna. mari kita jaga buah hati kita yah, sehat selalu...amin yra !

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    bunda nana June 7, 2011 11:01 am

    satuju ....... buanget. walau kadang ngerasa blm dpt "nilai" max ni .... :-)

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    neng_april May 30, 2011 8:24 am

    Nov, gw baru tau dulu Kayla sempet kuning juga. Sama dong kayak Maliq. *komen gak penting* hehe

    Tapi, emang bener. Aetelah punya Maliq gw jadi belajar macem2. Balajar sabar (masih belajar sampe sekarang. haha), ikhlas (waktu kenyataan ternyata gak sama dengan rencana gw), dll. Oiya, belajar buat naro BB kalo udah di rumah, kadang masih belom berhasil kalo yang ini. :D

    Thanks for reminding me to keep on learning!
    Btw, bikin ID baru aja kalo gak bisa login juga :D

    1. avatar
      Mifta June 2, 2011 10:44 pm

      Friska, kenapa nama lo jd neng_april? *komen ga penting juga* :D

      Makasih ya udah memfasilitasi, jadi bisa login lagi niii :)
      *komen ga nyambung dgn artikel*

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .



  4. avatar
    Hutami Kumala May 28, 2011 6:53 am

    setuju banget. semenjak jadi ibu menyadari banget peranan nyokap yang ternyata gak segampang keliatannya. semua itu butuh proses pembelajaran yang panjang yg disertai kesabaran dan keikhlasan..dan terms "kids are our lifetime university" kayaknya cocok banget. tfs mom :)

    1. avatar
      Mifta June 2, 2011 10:42 pm

      iya, saya terinspirasi sama term-nya hingga bisa sharing ini :)

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .



  5. avatar
    Nurul Husna May 27, 2011 3:08 pm

    iyaaa banget^^ universitas kehidupan yg tdk pernah berhenti..
    tfs mama..

    1. avatar
      Mifta June 2, 2011 10:41 pm

      Sama-sama, Bunda Tsa2

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .