Manners Maketh Man

Beberapa hari yang lalu, saya pergi ke Ikea. Membeli pernak-pernik untuk rumah dan meja makan. Meja makan idaman tepatnya (meja makan di rumah dibeli 5 tahun yang lalu dan warnanya cokelat). Kenapa meja makan idaman? Karena warnanya putih. Maklum kan, cita-cita dan misi hidup saya kalau di tempat tinggal saya ini furniturnya serba putih.

Senang ya ke Ikea di hari biasa. Begitu menenangkan! Sekalian saya juga pengumuman pada teman-teman di group whatsapp dan menerima titipan Ikea. Jadi bawaannya cukup banyak. Sampai di tempat parkir apartemen, meja makan masih saya tinggal di mobil. Biar saya bawa malam saja kalau sudah tidak terlalu ramai yang pakai lift. Begitu rencananya.

Malam sekitar pukul 20.00 saya mengajak anak bungsu saya untuk menemani ke bawah mengambil meja makan. Sambil menunggu pintu lift terbuka, ada sepasang suami istri yang ternyata repot membawa belanjaan dari Ikea juga. Suami membawa beberapa box hitam Ikea, tutupnya ditumpuk di atas. Kami satu lift. Ternyata kartu akses mereka tidak jalan di lift barang. Mereka berkali-kali mencoba sampai akhirnya sang istri memutuskan ke luar. Ketika akan ke luar, tutup box yang dipegang suami berjatuhan ke lantai lift. Saya otomatis membantu mengambilkannya. Orang itu berlalu begitu saja, ke luar lift, tanpa ada kata.

[caption id="attachment_107814" align="aligncenter" width="400" caption="(gambar: www.freedigitalphotos.net)"][/caption]

Kemudian hening.

Kemudian... saya bengong.

Harus diakui saya kesal. Pastinya jadi tidak ikhlas ya? Karena kalau ikhlas saya tidak akan tweet kejadian itu dan menulisnya artikel ini.

Saya kecewa karena secara natural, saya akan mengucapkan terima kasih kalau saya ada di posisi orang itu. Sementara dia tidak.

Saya langsung tweet.

Apakah hal-hal simple seperti mengucapkan terima kasih itu terlupakan?
Kadang saya berpikir, "Hah, gitu-gitu aja masa harus diajarin sih?"

The lost art of gratitude.

Ocha malah pernah menerima respons seperti ini:
@ninityunita dulu aku pnh ngalamin gitu mbak,nyeplos aja aku blg kok gk ngom makasih eh yg ditolong jwb "emg saya minta ditolong?". Duh Gusti.

Ya sudah nanti lagi tidak perlu ditolong kalau ada yang seperti itu.
Pertama, kita tidak tahu reaksi yang ditolong. Kalau dia bilang terima kasih, tentu lain ceritanya.
Kedua, saya tidak bisa diam saja. Secara alami, ya menolongnya.

Mungkin tidak sih kalau ada hal seperti itu di depan mata, kita diam saja?
Mungkin tidak sih kalau ada teman yang bahagia kita diam saja tanpa mengucapkan selamat, turut berbahagia atas kebahagiaannya?
Tidak ada reaksi.
Dingin.

Tapi satu hal, saya yakin saya melakukan hal yang benar.
Saya menunjukkan di depan anak saya bahwa bila ada hal seperti itu kita harus peduli. Tidak diam saja. Kalau kata Manic Street Preachers, If you tolerate this, then your children will be next.

Manners maketh man.
Your mannerisms define you who you are.

And always remember, good manners cost nothing.

Related Tags : ,

13 Comments

  1. avatar
    Margie June 24, 2015 12:33 pm

    setuju banget teh Ninit...
    saya juga selalu berusaha untuk lakuin good manners depan anak karena anak akan mencontoh ortunya..
    aku juga sering ketemu sama orang kaya gitu dan hanya bisa narik napas n doain aja semoga dia sadar & bisa ubah kelakuannya jadi lebih baik :D
    semoga anak2 kita bisa tumbuh & berkembang dengan pribadi yang baik, amin...
    thanks for sharing teh :)

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Enji Magetsari June 22, 2015 1:22 pm

    Mungkin dia terlanjur MALU mamanit...jadi buru2 kabur sebelum diketawain :))

    Gemes ya liatnyaa, mudah2an kita selalu bisa ngasih contoh yang baik2 utk anak2 ;)

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Pryta Aditama June 20, 2015 11:07 pm

    pukpuk teh ninit.. aku juga suka gondok kalo ketemu yang gitu.. apalagi kalau yang gitunya umuran bocah (-_-) selalu jadi ngedumel masa ga pernah diajarin manner sama ortunya??
    Semoga anak-anak kita bisa selalu praktekin kebiasaan-kebiasaan baik yang diajarin yaa.. thanks for sharing teh nit.. :)

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Cindy Vania June 19, 2015 10:41 am

    akupun baru merasakan pas belanja minggu lalu.. gemes2 gimanaa gitu rasanya..
    yang terpenting,kita sebagai orang tua harus memberi contoh yang baik ke anak-anak,biar nanti (mudah2an) jadi kebiasaan baik juga :)

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    Bonnie June 17, 2015 2:31 pm

    Basic Manners: Please, Thank you, Sorry, Excuse me.. terdengar sepele tetapi sebenarnya sangat berarti, makanya anak2 balita selalu harus diajarin kalimat2 tsb. sayang memang, banyak orang dewasa yang melupakan manners, betul sekali kalau good manners cost nothing! semoga anak2 kita bisa menjadi pribadi yang baik :)

    1. avatar

      As .