Melihat Jakarta dari Monas
Belum lama ini saya mengajak Albert mengunjungi Monas. Kami pergi berempat, saya, Albert, juga teman saya dan putranya. Jadi Albert ada teman sebaya untuk bermain bersama di Monas. Kami berangkat dari Depok naik kereta di hari Sabtu pagi sekitar pukul 06.45, jadi keretanya tidak penuh dan nyaman sekali. Setelah turun di stasiun Gondangdia, kami lalu naik bajaj ke Monas. Begitu turun dari bajaj, Albert dan Naran langsung berlari kencang menuju Monas. Banyak orang yang berolahraga pagi di sana. Kami sengaja berangkat pagi-pagi agar belum terlalu panas dan bisa langsung naik ke puncak Monas begitu dibuka pukul 08.00. Pintu masuk Monas berada di patung Diponegoro yang sedang menunggang kuda.
Tiket masuk ke Monas cukup murah, Rp5.000,- dan Rp2.000,- untuk berkunjung ke pelataran cawan dan Rp10.000,- dan Rp2.000,- untuk naik ke puncak Monas. Begitu masuk, kami langsung mengantre lift untuk naik ke puncak Monas. Hanya ada satu lift dan kapasitasnya hanya 11 orang. Sesampainya di atas, Albert dan Naran langsung sibuk naik ke tangga yang disediakan untuk melihat pemandangan kota Jakarta. Kita juga bisa melihat menggunakan teropong.
Setelah puas bermain di puncak Monas, kami turun menggunakan lift yang sama dan keluar di lantai dua, atau area pelataran cawan. Kami sempat duduk-duduk seperti berpiknik di sana. Membuka bekal dan membiarkan anak-anak bermain bersama. Setelah selesai makan, kami turun ke bagian dalam Monas dan melihat diorama-diorama yang ada di sana. Akhirnya sekitar pukul 11.00 kami keluar dari Monas dan siap untuk pulang. Kebetulan saat akan berjalan ke pintu keluar, ada kereta wisata yang sedang berhenti dan kami bisa naik kereta ini dengan gratis.
Beberapa tips yang mungkin berguna bagi urban mama yang ingin berkunjung ke Monas:
- Datang pagi-pagi, kalau memungkinkan saat Monas baru buka. Jika ingin naik ke puncak Monas, langsunglah mengantre lift. Kalau sudah siang, antrean jadi panjang sekali. Ini karena hanya ada satu lift dan kapasitasnya hanya untuk sebelas orang.
- Duduk-duduk di pelataran cawan Monas cukup menyenangkan. Bawakan anak-anak permainan dari rumah, sehingga mereka bisa asyik bermain sementara para ibu mengobrol sambil mengawasi.
- Lebih enak jika membuat janji, jadi anak ada teman bermainnya. Berlarian di lapangan Monas cukup menyenangkan bagi mereka.
- Angin di bagian puncak dan pelataran cawan cukup kencang. Mungkin anak bisa memakai topi atau jaket.
- Bawa baju ganti karena cuaca cukup panas.
- Jangan lupa untuk membawa minum cukup banyak tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga untuk ibu atau ayahnya.
- Mungkin bisa membawa koran bekas atau tikar kecil untuk alas duduk pada pelataran cawan.
- Jika makan atau minum di pelataran cawan atau di mana pun di kompleks Monas, sebaiknya buanglah sampah pada tempatnya agar Monas tetap bersih dan menyenangkan.
Ternyata berkunjung ke Monas dan memberikan pengalaman bagi Albert untuk melihat kota Jakarta dari ketinggian sangat menyenangkan baginya. Selama beberapa hari Albert kerap menyebut-nyebut Monas dan betapa asyiknya bermain di sana.
wah seru bgt yah...padahal aku tiap hari ke monas karena kantor pas di sebrang monas, tp blm pnh bawa Attila liat monas x)
udah bosen senin-jumat liat monas jd wiken males bgt kesana lg hehe..mungkin nanti kl ada spare time di kala kerja..jd terinspirasi :)
2 kali ke Monas tp cuma piknik aja, biar anak2 bisa lari sepuasnya sambil main layangan. Belum pernah naik soalnya ya itu, dari jauh udah ilfil sama antriannya :) tapi baca artikelnya Mom Gabriella, jd bertekad suatu hari hrs smp di puncak Monas.hehe..
waaa, belum pernah nih ke atasnya Monas! pengen! asik juga nih, sekalian piknik...jadi mesti pagi2 ya. *noted*
iya sepertinya memang harus pagi-pagi, jadi belum terlalu ramai dan belum terlalu antre.
Hiks2..bbrp waktu yg lalu, hr Minggu kita kesiangan berangkat dari rumah. Perjuangan bgt jalan kaki via terowongan ke loket tiket..lgsg aj beli tiket ke puncak, taunya antrinya kyk ular tangga panjangnya..lgsg ilfil deh..
Akhirnya cuman lari2 di depan diorama aj mpe bosen :-(