Proses Belajar Lewat Memasak Bersama si Kecil
Saya tidak terlalu bisa memasak dan baking. Namun saya tidak tega kalau suami dan anak-anak tidak makan masakan rumah. Makanya saya selalu berusaha belajar masak dan mencoba resep-resep baru. Masak itu paling enak jika sendirian, pakai baju longgar, ikat rambut cepol, poni dijepit, tidak lupa ponsel bertengger di tempat aman supaya saya bisa menonton sambil memasak. Masak dan baking menjadi me time saya.
Berhubung dua anak perempuan saya sudah semakin besar, 3 dan 5 tahun, masak dan baking tidak lagi menjadi me time. Mereka suka sekali ikut-ikutan di dapur dan membuat saya menjadi pusing sendiri. Karena yang tadinya hanya butuh waktu 45 menit untuk memasak, bisa jadi 1,5 jam jika mereka mau 'membantu', hahaha! Berantakannya juga jadi dua kali lipat dibanding masak sendirian. Akhirnya saya siasati dengan membuat jadwal baking bersama mereka seminggu sekali. Saat jadwalnya tiba, mereka bebas melakukan semua sesuai arahan dan pengawasan saya. Seperti minggu ini, kami berencana membuat cupcake, tetapi Chila ingin cupcake yang dimasukkan ke dalam ice cream cone seperti yang pernah ia lihat di video memasak anak-anak.
Ternyata memang banyak sekali yang mereka pelajari secara tidak langsung dari kegiatan ini, antara lain:
- Belajar menghitung
Lea belajar menghitung 1-12 saat memasukkan cone ke dalam cupcake tray.
- Belajar Menimbang
Chila belajar mengenal satuan gram dan kilogram dengan timbangan. Selain itu Chila juga diperkenalkan dengan angka di atas 100 yang tertera dalam timbangan.
- Belajar Menuang Basah dan Kering
Disini mereka bisa melatih konsentrasi, dan koordinasi mata dengan tangan. Konon katanya, terlebih dahulu menguatkan jari-jari dan tangan anak membantu mereka lebih mudah memegang pensil saat akan belajar menulis nantinya.
- Belajar Perubahan Bentuk
Chila dan Lea belajar perubahan bentuk mentega dan cokelat dari benda padat menjadi benda cair karena adanya panas.
- Belajar Memecahkan Telur
Dengan mengizinkan mereka memecahkan telur, mereka jadi merasa bangga karena telah diberikan kepercayaan melakukan tugas yang 'berat'. Bagi kita sih mudah saja memecahkan telur, tetapi belum tentu bagi anak-anak. Buat mereka kegiatan memecahkan telur merupakan aktivitas yang menegangkan. Di sini mereka juga melatih kontrol motorik, untuk bertindak hati-hati terhadap sesuatu yang mudah pecah.
- Belajar Berbagi
Membagi tugas dan peran saat baking bersama si kecil tidak mudah. Yang satu diminta parut keju, yang lain mau juga. Yang kecil disuruh ayak terigu, kakaknya teriak karena iri. Lagi-lagi kalau tidak sabar, rasanya ingin menyuruh mereka main di luar biar saya yang selesaikan buat kuenya! Namun saat seperti ini anak-anak jadi belajar bagaimana berbagi dan fokus pada apa yang ditugaskan kepada dirinya.
- Belajar Sabar
Bukan mamanya saja yang harus belajar sabar. Anak-anak juga harus belajar sabar. Banyak kegiatan yang mengharuskan mereka untuk menunggu dan mereka sering kali tidak bersabar. Saya suka mengingatkan bahwa untuk mendapatkan hasil yang terbaik maka mereka harus sabar. Menunggu gula dan telur dikocok sampai kaku dan berwarna putih, menunggu adonan diberikan ragi, menunggu adonan yang harus dimasukkan ke dalam lemari es, atau menunggu hasil jadi dari oven. Sebelumnya, Chila suka tidak sabar dan merajuk meminta oven dibuka agar bisa melihat hasilnya. Semakin ke sini dia sudah bisa sabar menunggu sampai oven berbunyi tanda kue sudah matang.
- Belajar Gagal
Nah, ini yang paling penting! Berhubung saya bukan mama yang jago bikin kue, jadi sering kali kita gagal. Gosong, bantat, keras, tidak enak dan lainnya. Untuk percobaan cupcake cone ini kesalahan kita adalah kurang banyak adonan yang masuk ke cone, jadi hasilnya kurang cantik. Untung rasanya tetap enak! Namun gagal membuat mereka jadi belajar merasakan kecewa dan belajar memperbaiki sesuatu yang salah. Ketika hari berikutnya mencoba lagi dan berhasil, anak-anak jadi tahu bahwa meskipun gagal jika kita mencoba terus dan memperbaiki kesalahan, kita akan berhasil.
Ternyata banyak ya pelajaran yang bisa diambil dari kegiatan memasak bersama. Sisanya tinggal PR mamanya untuk cuci peralatan kotor yang menggunung deh!
Seru banget ya masaka bareng 2 krucil cantik itu. Anakku cowok juga seneng kalo dibolehin bantu masak atau bikin kue. Bener banget harus punya stok sabar kalo masak sama anak-anak, pasti berantakan dan jadi lama, tapi asal anak-anak senang gpp lah ya.
stok sabarnya ga bisa dibeliiii hahahah
Seru banget acara bakingnya Mama Rebekka, Chila dan Lea! Memang yaa kalau anak-anak ikut membantu, pasti bakal lebih lama dan lebih berantakan. Tapi terkadang semua harus dilalui, demi menambah pengalamannya anak-anak :)
Thanks for sharing ya mama!
iyaaa jadi heboh dua kali lipat kalau masak sama anak2 yaa
ihhh gemesnyaaa chila dan lea!!!
rebekkaaa hebat banget deh... memang menyenangkan yaa masak-masak dan baking itu... apalagi sekarang lebih seru karena kita bisa lihat via youtube. bener banget, banyak hal yang bisa dipelajari si kecil ketika memasak yaaah yang kadang luput dari perhatian, padahal justru seru banget untuk proses belajar mereka.
great article!
nuhuun teh ninit :)
Mama Rebekka, ini seru bgtt, lucu yaaa baking with the girls :D siapa tau kalo udah pada gede jadi pada jago baking ya hihiii
iyaaaa semoga jd jago baking ! :)