Sea Walk

Saat liburan ke Bali akhir tahun 2013, saya merencanakan kegiatan yang memberikan pengalaman baru untuk kedua anak saya. Kami ingin melakukan aktivitas di air diantaranya snorkeling dan sea-walk alias berjalan di dalam laut.

Kebetulan 3 bulan sebelumnya kami berkunjung ke Travel Fair di JHCC, ada booth Bali Marine Walk yang menawarkan paket keluarga untuk 2 dewasa dan 2 anak. Kami melihat harga yang ditawarkan lebih murah dari yang ditampilkan di website, jadi kami memutuskan untuk langsung membelinya.

Harga normal untuk Daily Package - Marine Walk:


  • Dewasa $79

  • Anak <12 thn $49


Sementara paket keluarga yang ditawarkan di pameran Rp1,7 juta (berarti seorang sekitar Rp400 ribuan). Harga tersebut sudah termasuk:

  • Antar jemput dari dan ke hotel

  • Boat transfer

  • Welcome drink

  • Marine walk

  • Snorkeling

  • Lunch

  • Kayak/Sepeda

  • Foto (underwater) 4 lembar

  • Locker, handuk, ruang ganti pakaian dan kamar mandi

  • Safety instruction and equipment

  • Asuransi



Pukul 7.15 kami sudah dijemput di lobi hotel. Kemudian dibawa ke sebuah hotel di daerah Sanur. Di halaman belakang hotel itu ada stand Bali Marine Walk. Kami menyerahkan voucher dan bukti pembayaran, kemudian menunggu pembagian kapal.

Tepat pukul 9 kami berangkat dengan speed boat yang berisi 10-15 wisatawan. Dalam rombongan ini, cuma kami berempat turis lokalnya. Sisanya turis dari Rusia, Cina, Jepang, dan Korea. Pemandunya ada 4 orang. Semua penjelasan dan instruksi keamanan disampaikan dalam bahasa Rusia, Jepang, Inggris, dan Indonesia.

Sekitar 30 menit kemudian, kami diminta pindah ke kapal seperti foto di atas. Di kapal inilah semua kegiatan air dimulai. Kami langsung dibagikan loker, dipersilakan menikmati welcome drink dan diminta berganti pakaian.

Snorkeling

Karena ini pengalaman pertama Fayra bermain air laut, kami mulai dari snorkeling dulu. Beda loh rasanya berenang di kolam renang dan di lautan. Selain kedalaman, luasnya juga sangat berbeda. Kami ingin Fayra beradaptasi dulu. Kalau Rafa sih sudah pernah snorkeling di Tanjung Lesung bersama saya.


Semua peralatan sudah dipersiapkan oleh pihak penyelenggara. Tapi saya membawa sendiri alat snorkeling yang saya beli sebelumnya. Khawatir susah menemukan ukuran yang pas untuk anak-anak kalau harus menyewa. Jadi Fayra pakai alat yang kami bawa sendiri.


Bangga rasanya begitu melihat Fayra berani masuk ke air laut. Tapi ternyata Fayra kesulitan mengatur napas lewat mulut. Butuh kesabaran ekstra dan tidak lelah memompa semangatnya. Ditambah puji-pujian ketika Fayra berani melihat ke dalam air laut walaupun masih berpegangan sama papanya.

Tidak lama Fayra melakukan snorkeling. Ia minta naik. Kasihan juga melihat Fayra tidak menikmati kegiatan ini. Jadi saya membawa Fayra naik ke atas kapal.

Sliding to the sea

Kami mencoba naik ke lantai atas kapal. Rafa dan papanya mau mencoba perosotan langsung ke laut. Sayang saya tidak bisa ikutan karena tidak ada yang menemani Fayra di kapal.

Seru sekali ya kelihatannya!

Sea walk

Petugas memanggil kami untuk turun ke bawah dan siap-siap mengambil giliran turun ke bawah laut. Kami diberikan arahan dan bahasa isyarat ketika berada di bawah laut. Mereka juga memberikan tips kalo kita merasa kuping sakit. Bolak-balik petugas mengetes Fayra "Gimana tadi kalau kupingnya sakit? Terus kalau gak nyaman dan minta naik ke atas, jarinya harus gimana?"

Mereka ingin memastikan bahwa Fayra memahami dan siap untuk mengikuti kegiatan ini. Salah seorang petugas berpesan, "Kalau nanti dilihat anak ibu panik, penyelam akan langsung menggendongnya ke atas ya, Bu. Sementara Ibu, Bapak, dan Kakak bisa terus melanjutkan kegiatan di bawah sana."

Rafa dan papanya dipersiapkan lebih dulu, supaya Fayra bisa yakin bahwa ini mudah dan ia pasti bisa juga.

Pertama kami diminta memakai sepatu karet. Fungsinya untuk melindungi kaki dari batu-batuan di dalam laut. Soalnya kita akan berjalan di dalam sana.

Kedua kami dipasangkan pelindung pundak, sebagai tatakan helm. Berat helm ini di darat sekitar 37 kg, tapi begitu ada di dalam air beratnya hanya terasa 2 kg saja. Semua beban itu akan bertumpu di pundak kita. Untuk anak kecil, ukuran dan berat helmnya berbeda (10 kg lebih ringan).

Ketiga kami dipasangkan ikat pinggang yang berisi beberapa lempengan pemberat.

Kemudian kami diminta turun melalui tangga yang sudah disiapkan sampai menyentuh pasir di bawah laut. Ketika air sudah sepundak, petugas menaruh helm. Penyelam yang mendampingi kita langsung mengarahkan kita untuk terus turun perlahan sampai menyentuh dasar laut. Satu orang didampingi oleh satu penyelam. Kedalaman sekitar 5 meter.


Di dalam laut kita berjalan mengikuti arah tali dan besi pegangan. Berat juga ternyata jalan di dalam air seperti ini. Seperti astronaut yang berjalan di Bulan. Kepala kita harus tegak atau melihat ke atas, tidak boleh menunduk untuk menghindari air masuk atau kuping sakit. Kalau kuping sakit, kita bisa menelan ludah atau menggerakan rahang (seperti menguap) atau memasukan jari ke dalam helm kemudian pencet hidung dan keluarkan napas dari kuping.


Penyelam memberikan botol yang berisi makanan ikan. Kita pencet botol itu, seketika segerombolan ikan langsung mengerubungi tangan kita. Seru banget melihat ikan beraneka ragam di sekitar helm. Seorang fotografer di bawah laut dengan sigap mengambil foto-foto kita.


Satu orang mendapat jatah gratis 1 foto yang dicetak. Kami mendapat jatah 4 lembar foto dari total 70-an foto. Kalo mau membeli CD yang berisi 70-an foto tersebut, diminta membayar Rp200.000,- untuk turis lokal atau Rp250.000,- untuk turis asing.

Kami di dalam laut hanya 10-15 menit. Tapi rasanya lama sekali. Puas bermain sama ikan. Setelah itu kami digiring untuk kembali naik ke atas kapal.

Oh ya, katanya kegiatan ini bisa diikuti anak kecil mulai usia 5 tahun.

Setelah itu kami bermain banana boat. Fayra berpesan sama supir speedboat-nya "Jangan pake jatuh ya, Om. Tapi boleh mengebut dan ngepot". Sayangnya karena kami berempat ada di banana boat, lupa tidak minta tolong fotoin sama petugas yang ada di kapal.

Main di Pulau Lembongan

Tepat pukul 11.30 kami kembali naik speedboat dan dibawa ke pulau Lembongan. Di sini kami menikmati makan siang yang sudah disediakan sambil memilih foto yang akan dicetak.


Sebenarnya disediakan kayak dan sepeda untuk yang mau melanjutkan kegiatan. Tapi kami memilih mandi selama yang lain main, supaya tidak antre. Habis itu berfoto-foto saja di pantai dan melihat penduduk sekitar sedang menjemur rumput laut.


Pukul 13.00 kami kembali naik speedboat langsung ke Sanur. Kemudian mengambil foto yang telah dicetak dan diantar kembali ke hotel.

10 Comments

  1. avatar
    Inayati January 29, 2014 9:45 pm

    pengen ke sana eui dee

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    zata ligouw January 27, 2014 10:10 pm

    kereennnn..

    kayaknya asik banget nih nyobain sea walk sekeluarga. Kebayang senengnya anak2..

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Nabila Syafrina January 24, 2014 1:03 pm

    Baca artikel ini jadi pengen sea walk lagi. Ikutan paket kayak gini juga di pertengahan tahun 2012. Beli nya juga di travel fair. Murah dan memuaskan :)

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    vita amanina January 23, 2014 10:05 pm

    Asik bangeeeeeet!! Kalau Yama dan adiknya sudah besar pengen ah ikutin jejak mas Rafa dan mbak Fayra hehe

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    De January 23, 2014 6:04 pm

    makasih semuanya ... iya alhamdulillah anak-anak berani nyemplung.

    1. avatar

      As .