Belajar Geometri Untuk Balita
Anak saya, Aksa, sedang suka menggambar. Karena usianya baru 22 bulan, gambarnya masih berupa coretan acak. Pada awalnya saya memperkenalkan aktivitas menggambar dengan cara sambil bernyanyi. Apa yang saya gambar tidak lepas dari balon (dari lagu Balonku Ada Lima), bunga (sambil bernyanyi Lihat Kebunku) serta bintang.
Setiap kali mulai menyiapkan kertas gambar, Aksa langsung bertepuk tangan dan berkata “Bubupaa..!” yang artinya minta dinyanyikan dan digambarkan balon. Setelah sebulan lebih, saya bosan sendiri, kok gambarnya balon terus? Namun jika diganti gambar hewan atau yang lain, ia kembali bernyanyi bubupa. Akhirnya dalam kebingungan saya iseng menggambar bola karena ia suka sekali bentuk bulat-bulat. Mengingat tidak ada lagu anak dengan kata “bulat”, saya tambahkan bentuk kotak dan segitiga sambil menyanyikannya Old McDonald Had a Farm. Lumayan, Aksa tidak menolak.
Beberapa hari kemudian, saya heran ketika Aksa berulang mengucapkan “Jigigak!” sambil menggoreskan tangannya ke atas kertas. Ooh, ternyata minta digambarkan segitiga. Setelah saya gambar bentuk segitiga, ia kembali menggerakkan tangan di kertas dan meminta “kukak” yang artinya kotak. Bentuk selanjutnya? Bisa ditebak, Aksa meminta gambar bulat.
Saya senang sekali Aksa bisa mengucap tiga jenis bentuk geometri pertamanya karena kosakatanya tergolong terbatas dibandingkan dengan anak seusianya. Lanjutnya, ternyata Aksa juga sudah mampu mengenali bentuk tersebut dalam buku cerita, bentuk eternit, maupun pada pola teralis. Akhirnya, saya pun berinisiatif menambah pengenalan bentuk geometri tersebut melalui beberapa cara berikut:
- Bermain rubber square. Aksa sudah lama memiliki rubber square, tetapi jarang dimainkan karena ia belum bisa merangkainya. Paling-paling Aksa hanya melepas huruf yang ada di rubber square. Sekarang Aksa sudah fasih minta dibuatkan kotak dan segitiga dengan rubber square.
[caption id="attachment_106888" align="aligncenter" width="620" caption="Rubber square"][/caption]
- Berkreasi dengan kardus bekas. Saat merapikan gudang, saya lihat ada banyak kardus dan brosur warna-warni yang bisa dimanfaatkan. Akhirnya kardus tersebut digunting membentuk bulat, kotak, segitiga dan dilapisi dengan brosur atau buklet sisa pameran yang berwarna-warni. Di sisi sebaliknya saya tuliskan angka karena Aksa juga sudah mulai suka menyebut angka.
- Pancake! Aksa termasuk picky eater (atau moody eater, tepatnya). Ketika saya membuat pancake, saya cetak atau gunting mengikuti bentuk geometri sederhana. Ternyata Aksa jadi lebih tertarik melahap pancakenya, dari yang biasanya tidak mau.
Hingga saat ini, Aksa masih suka mengucap kukak-huwak-jigigak. Terbukti lho, hal yang Aksa sukai bisa memancing Aksa untuk lebih banyak berbicara! Mungkin juga gambar dan lagu mempermudah Aksa untuk mengingat kata-kata. Tampaknya saya harus mulai mengenalkan bentuk dan benda baru kepada Aksa agar perbendaharaan katanya bertambah, selain saya dan Aksa pun tidak bosan belajar lagi.
@tetehasti: makasi teh, hehe..
@mbak aini: makasi mbak, sama-sama :)
Aksa pintar ya :D bener banget ni, sama kayak anakku, dia baru lebih nangkep belajar mengenal bentuk ruang setelah sambil nyanyi & megang langsung benda ruangnya. Thanks idenya yaa mama Dhisti
aksa pinterr yaa.. dan mamahnya kreatif sekali :)
Sama sama semuanyaa.. :)
Banyak ide sederhana yang bisa dieksplor sebenarnya dengan benda-benda yang sudah ada di rumah. Semoga bermanfaat yaa ^^
TFS mama Dhisti :))
Aksa pinter yaaa ^^