Berkreasi dengan Barang Bekas

Saya mulai tertarik memanfaatkan barang bekas sejak mama saya mulai mengolah sampah plastik menjadi tas cantik. Namun dengan alasan 'tidak ada waktu', saya tidak pernah benar-benar memulai. Sampai saat saya hamil dan memutuskan menikmati kehamilan tanpa bekerja. Akhirnya saya mulai ikut mengolah barang bekas dan menjadi ketagihan.

Awalnya saya minta diajari menganyam dan jadilah cover kardus bekas yang sudah saya lapisi kain.

Kemudian saya teringat koleksi free postcard yg telah lama tersimpan di gudang sejak saya menikah. Tinggal tempel-tempel ditambah lakban terciptalah boks baru (I do love boxes).

Saya juga memanfaatkan kardus bekas fan laptop untuk dijadikan alas laptop jika akan digunakan di tempat tidur.

Setelah Ayana lahir saya iseng membuat scrapbook dengan menggunakan paperbag lucu dari kado saat melahirkan.

Salah satu keranjang buatan mama juga bisa dimanfaatkan untuk tempat buku Ayana.

Bulan lalu untuk ulang tahun Ayana, Nde (ayahnya) membuat pinata sendiri dari kardus bekas dan potongan kayu disulap menjadi frame photobooth. Biayanya tak lebih dari 100 ribu.

Ide-ide mengolah barang bekas juga bisa banyak didapat dari internet. Artikel-artikel DIY di The Urban Mama merupakan favorit saya. Tidak hanya puas bisa berkreasi, tapi saya juga menikmati proses membuat barang bekas kembali menjadi barang berguna. Dan pastinya bisa ikut mengurangi sampah.

Ayana juga sekarang sering saya ajak berkreasi dengan menggunakan barang bekas, seperti untuk membuat puzzle dan kotak abc ini. Agar ia tumbuh menjadi anak kreatif.

Proyek saya selanjutnya adalah membuat keranjang dari kertas koran. Prosesnya sepertinya akan panjang mengingat Ayana sudah semakin rajin 'membantu' ibunya berkreasi.