Biz-Trip Bersama Si Kecil

Ketika harus menghadiri meeting dan training selama lima hari di Bali, saya pun mengalami dilema. Saya tidak tega kalau meninggalkan Dayana di rumah hanya bersama babysitter. Apalagi bapaknya Dayana juga masih tugas di luar kota. Sementara kalau membawanya ke Bali pasti perlu persiapan dan biaya yang tidak sedikit. Dengan beberapa pertimbangan, akhirnya saya memutuskan untuk membawa Dayana (7 bulan) ke Bali. Saya juga mengajak serta babysitter dan ibu saya untuk menemani Dayana sewaktu saya berkegiatan dengan teman-teman kantor.


Meskipun waktu itu saya pikir persiapan kami sudah cukup. Tetap saja masih ada hal-hal yang terjadi di luar perkiraan. Contohnya saja ternyata saya diberikan kamar yang tidak dilengkapi dengan kulkas. Saya sempat bingung waktu mau menyimpan ASIP. Beruntung ada teman-teman saya yang mendapatkan fasilitas kulkas di kamarnya dan bersedia dititipi ASIP. Mudah-mudahan urban mamas yang lain bisa punya persiapan lebih matang ketika harus bawa bayinya ikutan business trip.


Berikut ini beberapa catatan saya untuk persiapan bawa bayi ketika mengikuti meeting, training, atau workshop di luar kota (silakan ditambahkan kalau masih ada yang kurang ya, mamas).



  1. Pengasuh bayi. Menentukan siapa yang akan mengasuh si kecil menjadi hal yang paling penting mengingat kita sendiri akan sibuk dengan kegiatan meeting/training. Sebisa mungkin orang tersebut adalah mereka yang sehari-hari sudah terlibat dalam pengasuhannya.

  2. Fasilitas hotel. Minta nomor telepon hotel dari teman kantor yang melakukan reservasi hotel sehingga kita bisa cek sendiri via telepon tentang fasilitas hotel dan (kalau ada) biaya tambahan yang diperlukan, seperti: baby cot, extra bed, shower air panas/dingin, airport transfer, kulkas, child care/babysitting service, connecting door, 24hr-room service/restaurant, dan lain-lain. Ketersediaan fasilitas di hotel juga bisa jadi salah satu pertimbangan untuk tetap membawa bayi bersama kita atau lebih baik meninggalkannya di rumah saja.

  3. City check-in. Tidak ada salahnya untuk memanfaatkan fasilitas city check-in supaya kita sudah bisa booking seat lebih dulu sebelum berangkat ke airport, pilih tempat duduk di depan dan bersebelahan dengan pengasuh bayi. Ini jadi penting kalau tiket kita dibelikan oleh kantor, sementara tiket buat pengasuhnya kita beli sendiri lewat travel agent yang berbeda.

  4. Baggage check-in. Kalau ada teman kantor yang berangkat dengan flight yang sama dengan kita, usahakan untuk  check-in bersamaan ketika di aiport. Ini untuk mengantisipasi kalau bagasi kita melebihi kapasitas yang ditentukan (jadi kita bisa titip pada teman tersebut).

  5. Waktu memberikan ASI. Sebaiknya kita memang memberikan ASI setap bayi memerlukannya. Tapi kalau waktu istirahat hanya terbatas, pasti kita akan merasa  kurang tenang dan tidak nyaman ketika menyusui. Lagi pula kasihan si kecil kalau tiba-tiba harus berhenti selagi asik menyusui cuma gara-gara waktu istirahat kita sudah habis. Waktu yang cukup longgar untuk menyusui biasanya sebelum acara (pagi) dan setelah acara selesai (sore-malam).

  6. Waktu memompa ASI. Agak beda dengan waktu menyusui, waktu untuk memompa ASI bisa disesuaikan dengan waktu istirahat (rehat kopi dan istirahat makan siang).

  7. Tempat menyimpan ASIP. Paling ideal adalah menyimpan di dalam kamar sendiri, tapi kalau tidak ada kulkas di kamar, bisa juga menitipkan ASIP di kulkas hotel atau di kamar teman kita yang ada kulkasnya. Biasanya yang menjadi kendala kalau kita menitipkan ASIP adalah si pengasuh merasa sungkan untuk mengambil ASIP dari kulkas hotel/kamar lain, sementara kita sendiri masih sibuk dengan acara kantor.  Sebagai alternatifnya, cooler bag dan ice gel juga bisa dimanfaatkan buat menyimpan ASIP selama beberapa jam.

  8. Perlengkapan makan dan minum susu. Perlengkapan yang harus dibawa selain botol susu adalah pompa susu, kantong plastik bening untuk menyimpan botol ASIP di kulkas, cooler bag dan ice gel , serta sterilizer atau electric pot untuk memasak air. Lebih baik bawa electric pot sendiri karena yang disediakan hotel seringkali kurang bersih. Sedangkan mengenai perlu-tidaknya bawa sufor, tergantung ‘kepercayaan’ masing-masing terhadap sufor itu sendiri. Karena Dayana sudah waktunya MPASI, saya juga membawakan bubur instant, biskuit dan sufor supaya praktis.

  9. Kegiatan si bayi.  Karena bayi perlu waktu istirahat yang cukup, maka sebagian besar waktunya akan dihabiskan di hotel, tapi bukan berarti si kecil harus 24 jam berada di dalam kamar. Pengasuh bisa membawanya jalan-jalan keluar kamar atau keluar hotel. Setalah selesai acara, barulah kita bisa jalan-jalan bareng si kecil. Kadang kita juga bisa membawa anak untuk ikut kegiatan non formal yang diadakan oleh panitia. Sewaktu ada acara farewell dinner, saya meninggalkan si kecil di hotel , sementara ada teman saya yang membawa bayi dan pengasuhnya ke acara dinner tersebut.


Alhamdulillah, Dayana bisa dibilang happy selama berada di Bali. Mungkin dia senang karena akhirnya bisa juga melihat dunia luar selain kampungnya di Lombok :D.


 

Related Tags :

19 Comments

  1. avatar
    ade y August 19, 2010 7:34 am

    Monalita - waktu ke Bali kemaren, Dayana bawa bbrp perlengkapan, a.l:6 botol susu beserta tempatnya, training cup, mangkok kecil/tempat makan dan sendoknya, bib dari plastik, electric pot, termos kecil untuk air panas, botol air minum untuk tempat air putih biasa.
    Selama di sana, dia lebih sering makan bubur instant, biskuit, roti dan buah-buahan.

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Monalita August 18, 2010 3:30 pm

    Hi Mom,
    TFS.

    Mohon pencerahannya.
    Bagaimana dg peralatan MPASI selama biz trip atau travelling.

    Axel, 9 mos skr.

    Thanks.
    Monalita

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    ade y August 18, 2010 11:50 am

    @liz: yup, memang menyenangkan kalo bisa biztrip ngajak keluarga
    @mama raihan: wah raihan dah biasa ke daerah terpencil, ya ... ayo sharing cerita & foto2nya di TUM

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    amnah atisah August 16, 2010 10:17 pm

    hmm gw banget nih..pengalaman bawa raihan (plus mbaknya) kemana2..workshop di luar kota iya, pelatihan di hotel udah.ampe survey ke daerah terpencil yang perjalananya mesti pake kapal fiber,raihan juga ikut hehhee

    tfs mom..:)

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    amnah atisah August 16, 2010 10:12 pm

    hmm gw banget nih..pengalaman bawa raihan (plus mbaknya) kemana2..workshop di luar kota iya, pelatihan di hotel udah.ampe survey ke daerah terpencil yang perjalananya mesti pake kapal fiber,raihan juga ikut hehhee

    tfs mom..:)

    1. avatar

      As .