DIY Play Store

Sejak kecil, saya suka sekali DIY. Tangan saya rasanya gatal, kalau sehari saja tidak membuat sesuatu. Rupanya hal ini juga menurun ke anak saya, Naya. Setiap hari, Naya selalu membuat hasil karya. Meski terkadang hasilnya ajaib dan merepotkan saya, tetapi saya selalu berusaha mengapresiasi segala bentuk kreativitasnya. Akhir minggu ini kami tidak berencana kemana-mana. Tiba-tiba Naya nyeletuk, "Ma, main jual-jualan yuk." Sekian detik kemudian, saya langsung menjawab, "Yuk!"

Tak sekadar bermain, saya teringat memiliki sebuah bangku piano yang sudah tidak jelas lagi fungsinya. Akhirnya saya menawarkan sebuah proyek kepada Naya, untuk membuat sebuah toko mini, guna menunjang permainan kami. Naya menyambut gembira. Tak perlu usaha ekstra, sebab kami memanfaatkan apa yang kami miliki di rumah. Berbekal sebuah bangku tua, 1 m kayu profil, 1 lembar karton bekas, ditambah dengan beberapa alat penunjang seperti gunting, cutter, double tape, dan penggaris,  jadilah sebuah play store sederhana dalam waktu kurang dari satu jam.

Naya sangat senang dengan hasilnya. Apalagi ia juga terlibat dalam kehebohan pembuatannya. Tak berselang lama, Naya sudah duduk di balik tokonya, menunggu calon pembeli. Siapa lagi kalau bukan mamah dan ayahnya. Jadi, siapa bilang menghabiskan waktu di rumah itu membosankan?