Fakta dan Alasan Saya Memilih Kontrasepsi IUD

Setelah kelahiran putri kembar kami, saya langsung dihadapkan pada pilihan kontrasepsi yang akan saya gunakan. Mengingat tenaga saya bakal banyak tersita untuk merawat Kira dan Kara yang lahir prematur, dokter menyarankan agar saya langsung menggunakan kontrasepsi jangka panjang. Setelah selesai proses persalinan, saya sempat bingung. Saya harus banyak berkonsultasi, mengingat riwayat kesehatan yang saya miliki sebelum menikah sangat rentan terhadap perubahan hormon.

Setelah melalui banyak pertimbangan, akhirnya saya mantap memilih IUD atau IntraUterine Device untuk jangka waktu 10 tahun, walaupun ada yang 3 dan 5 tahun. Beberapa pertimbangan saya adalah sebagai berikut:

  1. IUD bukan termasuk kontrasepsi hormonal. Saya pernah mengidap FAM (Fibroadenoma Mammae) atau akrab dikenal tumor payudara jinak. Untuk orang yang memiliki riwayat tumor dan kanker, sangat disarankan untuk menggunakan kontrasepsi non-hormonal seperti IUD. Karena IUD bekerja tanpa hormon dan merupakan alat yang dipasang di dalam rahim sehingga relatif aman untuk orang yang pernah mengidap tumor seperti saya.
  2. IUD kontrasepsi yang bisa dipakai untuk jangka panjang. Kehadiran si kembar dengan segala riwayat kelahirannya membuat waktu saya cukup tersita dan belum terpikirkan untuk menambah momongan dalam waktu dekat. Karena saya dan suami harus fokus pada kesehatan Kira dan Kara serta mengejar tumbuh kembang mereka, maka IUD menjadi pilihan ideal buat saya.
  3. IUD adalah kontrasepsi yang praktis. Tak dapat dipungkiri kesibukan saya sebagai seorang ibu baru dari dua anak kembar lumayan membuat waktu saya berantakan pada awalnya. Tak jarang dalam sehari saya hanya sempat mandi sekali. Belum lagi urusan makan yang kalau tidak diingatkan suami, saya sering lupa. Karena itu ketika meminta pertimbangan suami mengenai alat kontrasepsi yang akan kami pilih, suami mengajukan syarat agar kontrasepsi tersebut haruslah yang praktis. Bagi saya IUD merupakan pilihan yang tepat, mengingat saya hanya perlu sekali memasang alatnya dan rutin setiap satu tahun sekali untuk kontrol.
  4. Efektifitas IUD tinggi. IUD adalah alat kontrasepsi yang berbentuk T dan dimasukkan ke dalam rahim. Kontrasepsi ini bekerja dengan cara menghindarkan sel telur agar tidak dibuahi oleh sperma. Efektifitasnya mencapai 99%.
  5. IUD tidak mengganggu kesuburan. Karena cara kerja kontrasepsi ini tidak berpengaruh terhadap hormon, maka tidak akan mengganggu tingkat kesuburan dan siklus menstruasi. Jika saya berubah pikiran untuk menambah momongan, maka setelah lepas IUD maka saya bisa langsung melakukan program kehamilan.

Seperti kebanyakan perempuan lain, awalnya saya pun ragu dan takut. Ternyata setelah berkonsultasi dan mendapat banyak penjelasan, akhirnya saya mantap memilih IUD. Berikut beberapa fakta yang tidak diketahui banyak perempuan tentang kontrasepsi IUD:

  1. Memakai kontrasepsi IUD tidak mengganggu dan berpengaruh terhadap hubungan intim suami-istri. Sebelumnya saya mendengar bahwa kontrasepsi tersebut bisa menimbulkan rasa sakit saat berhubungan intim, tetapi ternyata itu tidak terjadi. Saat ini sudah hampir 7 tahun saya memakai IUD, dan selama ini kami tidak pernah mengalami masalah dalam aktivitas suami-istri tersebut.
  2. Pemasangan IUD itu tidak sakit. Pemasangan kontrasepsi tersebut saya lakukan menjelang menstruasi berakhir. Menurut bidan yang memasang IUD, pada saat itu kondisi mulut rahim dalam keadaan terbuka sehingga memudahkan pemasangan. Namun jika dipasang tidak dalam keadaan menstruasi pun tidak apa-apa karena IUD dapat dipasang kapan saja, selama tidak dalam kondisi hamil. Prosesnya pun cepat. Tidak lebih dari 5 menit semua proses sudah selesai.
  3. Menggunakan IUD tidak mengganggu aktivitas. Banyak perempuan yang menganggap bahwa setelah menggunakan IUD tidak boleh melakukan pekerjaan yang berat, seperti mengangkat beban berat. Dari hasil konsultasi dengan dokter dan pengalaman hampir 7 tahun memakai IUD, aktivitas saya normal, tidak berubah. Saya masih melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa, termasuk menggendong dua putri kembar saya sekaligus. Dan ternyata dari hasil kontrol rutin setiap tahun, IUD saya masih aman berada di tempatnya.
  4. IUD tidak mengganggu siklus menstruasi. Beberapa perempuan takut menggunakan kontrasepsi IUD karena mendengar mitos bahwa alat tersebut dapat membuat rahim kering dan menstruasi tak berhenti. Mitos tersebut tidak benar. Faktanya selama hampir 7 tahun menggunakan IUD jadwal menstruasi saya masih rutin seperti biasa. Periode menstruasi memang jadi sedikit lebih panjang. Namun hal tersebut wajar disebabkan reaksi tubuh beradaptasi dengan adanya benda asing yang masuk. Dan sejauh ini hal tersebut tidak menganggu aktivitas saya.

Demikian pengalaman saya menggunakan kontrasepsi IUD selama hampir 7 tahun. Dan mungkin akan saya perbaharui kembali untuk 10 tahun mendatang. Karena bagi saya IUD menjadi pilihan kontrasepsi yang aman dan ideal. Selama kita rutin kontrol sesuai jadwal dan melakukan semua prosedur sesuai anjuran dokter, maka IUD menjadi pilihan yang ideal.

Bagi wanita memilih kontrasepsi bukanlah hal yang mudah. Jika pilihan Urban Mama dalah kontrasepsi jangka panjang yang aman dan efektif maka bisa dipastikan IUD-lah pilihan yang tepat. Namun apa pun pilihan Urban Mama, selain berkonsultasi dengan dokter, jangan lupa untuk meminta pertimbangan suami. Karena bagaimanapun juga memilih kontrasepsi adalah untuk kenyaman kedua belah pihak, suami dan istri.

15 Comments

  1. avatar
    nadjela amaly April 26, 2017 8:19 pm

    Sukaaak sama postingannya. Soalnya saya sendiri lagi bingung mau kb apa? anak udah 2 dengan jarak cuma 2tahun. Lumayan kapok punya anak dengan jarak dekat satu sama lain. Tapi mom teman saya yang pasang IUD kok bilangnya berasa ada yang ganjel n kurang nyaman ya? Sedangkan yang saya baca di atas kayaknya asik banget pasang IUD. duh galau.

    1. avatar
      WiwiT April 27, 2017 8:35 pm

      Hai Mama Nadjela, dari penjelasan yang saya terima dulu, kalau ada yang ganjel atau gak nyaman, baik yang dirasakan oleh istri maupun suami, balik ke dokter/bidan lagi. Karena mungkin hal itu berkaitan dengan posisi, panjang benang, atau model IUD yang harus disesuaikan. Ayuuuk dicoba! Kalau gak dicoba sendiri, gak tahu rasa nyamannya.. :)

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .



  2. avatar
    Eka Gobel April 17, 2017 2:12 pm

    Toss wiwid! Lebih cocok pake iud. Infonya berguna banget deh!

    1. avatar
      WiwiT April 27, 2017 8:33 pm

      yeeaay... Toss!

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .



  3. avatar
    Woro Indriyani April 13, 2017 1:26 pm

    TFS mba Wiwit, saya pun masih maju mundur memilih mau KB apa secara semuanya punya nilai plus minus nya. Dan hasil nanya ke temen-temen memang sebagian besar memilih pasang IUD ketimbang menggunakan pil atau suntik :)

    1. avatar
      WiwiT April 27, 2017 8:32 pm

      Aku pilih IUD karena praktis juga mbak.. Yuk dicoba!

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .



  4. avatar
    musdalifa anas April 13, 2017 7:36 am

    wiwit, kalau IUD 10tahun ini kontrolnya tetap setahun sekali ya? jadi pengen coba yang IUD 10 tahun ini. Tfs ya mama wiwiT.

    1. avatar
      WiwiT April 27, 2017 8:31 pm

      Iya, tetep Kak Ipeh, 1 tahun sekali.. cuma enaknya kalau yg 10 tahun ini, dari pengalamanku siklus menstruasi masuk tahun ke-6 dan selanjutnya jumlah harinya mulai normal 7-9 hari.

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .



  5. avatar
    ninit yunita April 12, 2017 5:46 pm

    nah kan... kebanyakan yang mau pake IUD tadinya ragu-ragu dan takut... tapi justru setelah pake, malah jadi tenang :) aku juga pake IUD sama kayak wiwit. nyaman dan ideal... dan yang penting, suami juga nyaman.

    1. avatar
      WiwiT April 12, 2017 6:58 pm

      Toss, teh. Betul yang gak kalah penting suami juga harus nyaman.

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .