Tahun 2009 merupakan masa yang cukup sulit bagi saya, suami, dan Enzo yang kehilangan Oma tersayang. Lima kali ganti pengasuh, kehadiran adik kecil, sempat mengalami perawatan di rumah sakit selama 3 hari, dan pisah kamar dengan kami orang tuanya. Rencana-rencana bagi Enzo sempat tertunda beberapa bulan karena hal-hal tersebut. Begitu pula dengan rencana menyapih Enzo dari botol.
Sama dengan orang tua lain, kami ingin Enzo tumbuh dan berkembang dengan ideal. Namun, kehidupan tidak selalu berjalan dengan lancar dan menyenangkan, sehingga ada beberapa point yang perlu kami benahi di tahun 2010 ini. Salah satunya adalah menyapih Enzo dari botol-botol susu kesayangannya.
Sampai saat ini, Enzo belum bisa berpisah 100% dengan botol susunya. Terutama saat tidur malam, dan tidur siang. Kadang kalau sedang rewel, Enzo benar-benar tidak mau minum susu pakai gelas. Namun, kami tetap berusaha menyapihnya dengan tetap memerhatikan hal-hal berikut:
1. Waktu yang Tepat
Idealnya, Enzo sudah full minum menggunakan gelas dari usia 12 bulan. Namun karena those stressful period, maka kami memutuskan untuk menunggu sampai things calm down. Saat ini Enzo sudah sangat cocok dengan pengasuhnya, sudah terbiasa menjalani hari-harinya tanpa kehadiran Oma, sudah terbiasa bermain dengan adiknya, dan sudah terbiasa tidur pisah kamar dengan kami. Selain itu, dua bulan lagi Enzo berusia 2 tahun, dan Dante adiknya akan memulai proses gradually weaning from breastfeeding dengan perkenalan MP-ASI, jadi kami rasa inilah waktu yang (mudah-mudahan) tepat untuk menyapihnya dari botol karena Enzo akan menjadi contoh bagi Dante.
2. Bertahap
Sejak usia 12 bulan, Enzo kami perkenalkan dengan susu UHT plain dalam kemasan kotak, sippy cup, training cup dan gelas-gelas plastik bergambar pilihannya. Secara bertahap Enzo sudah mulai terbiasa minum tanpa botol. Namun untuk the bedtime bottle, yang paling Enzo suka, is the last one to go.
3. Meminimasi Peperangan
Kondisi kesehatan dan mood Enzo memang berperan penting dalam hal penyapihan ini. Kadang, bila sedang rewel kami harus bisa untuk tidak ‘berperang’ dengannya. Kami harus bisa mencari padanan kata atau sikap yang menunjukkan bahwa we are on his side, bahwa kami menghargai botol-botol susu kesayangannya itu, dan menunjukkan bahwa kami mengerti perasaannya bahwa berpisah dengan botol susu itu tidak mudah tapi sesuatu yang harus kita lalui bersama-sama.
Kami memandang proses penyapihan ini adalah tahap perkembangan Enzo yang harus kami lalui bersama dengan perasaan senang dan nyaman, bukan sebagai suatu kehilangan. Hal ini kami tanamkan juga pada Enzo dengan bersemangat mengajaknya minum susu pakai gelas; "Eh K, kita minum susu pake gelas yuk.. seperti kemarin itu. Masih bisa gak malam ini? Coba lagi yukk.. Kk kan pinter yaa.."
Kadang kami menggunakan the art of war dengan mengisi botol dengan air minum, sedangkan gelas kami isi dengan susu. Bila benar-benar haus, Enzo akan memilih sendiri minuman yang diinginkannya, dan biasanya pilihannya adalah susu. Bila Enzo keukeuh, kami alihkan perhatiannya ke mainan, buku cerita, mendongeng, berdoa bersama, menyanyi, dan kadang bila memang sudah larut malam, Enzo bertambah rewel, kami letih dan kami harus segera tidur karena besok pagi harus bekerja, maka kami menyerah tidak keukeuh juga, yang merupakan jalan terakhir, dan bukan berarti kalah.
Lagi pula, kadang Enzo punya cara sendiri untuk menciptakan win-win solutionnya; botol susu diisi di dalam gelas kaca! Enzo senang, Mama-Papapun senang.
4. Berkata dan Bersikap Positif
Saat harus menyerah pada keinginannya untuk minum memakai botol, sebisa mungkin kami tidak memarahi atau mempermalukannya dengan mengatakan bahwa Enzo seperti bayi. Kami berusaha mengatakan hal-hal baik yang sudah Enzo lakukan seperti, "Wah Kk pinter ya kemarin minum susunya pake gelas, sini Mama sun 2 kali aja yaa.. Wah berarti besok minum susu pake gelasnya harus 4 kali ya.. buat nutupin ciuman mama yang hari ini."
Terakhir, selain mencari informasi yang benar dan tepat dan berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan para orang tua lain, tentunya kami juga harus memiliki rasa cinta dan kesabaran tiada batas.
Mudah-mudahan sebelum pertengahan tahun 2010 ini Enzo sudah mampu benar-benar lepas dari botol-botol susu kesayangannya itu dan menjadi proyek percontohan yang cool bagi adiknya, Dante.
Sampai sekarang, saya belum bisa 100% nyapih anak saya Alifa, umur 5 th, bulan mei ini, kadang berhasil kadang ga, dan yg seringnya sih dia kalau mau tdr malam, masih minta pakai botol.
Yang lucunya lagi, adiknya, Dammar usia 3 th, karena dia taunya masih kecil, jadi dia keukeuh ga mau minum pake gelas.. " aku kan masih kecil, Ma" kalau kakak udah besar, jadi ga boleh pake botol".. duuuh.. gemes.. saya yang musti disiplin dan tega kayaknya nih.. bakalan adu teriak ujung2nya
Thanks for tips ya
thanks bwt tipsny ya mama Eka. ni Faris jg kalo siang gpapa pake gelas ato UHT tp pas mau bobok hrs ada susu botol. padahal dl kakakny g doyan sama skali botol.
Langsung diterapin deh besok do'akan smoga sukses yaa...
@mama kinar:
benerr..gak pernah kepikiran sama sekali enzo bakal temenan sama botol susu (hmm.. my genes!)
btw, makasiih tante, enzo ngedot dibilang ganteng.. :)
iya ya ternyata ga gampang nyapih dari botol susu, kebayang juga siy.
mudah2an enzo bisa melalui ini dgn baik.
ps, duh! enzo kamu ganteng sekali siiiy! :)
@ken:
thank you ken..
ya itu karena aku gak suka dipaksa2, jadi kupikir enzo juga gak bakalan suka dipaksa2.. cuma kita yg tau karakter anak kita kaann.. :)))