Gowes Sambil Blusukan
Saya sudah pernah berbagi cerita di sini tentang aktivitas bersepeda yang sering kami lakukan sekeluarga. Dulu bersepedaanya hanya yang dekat rumah saja. Akhir-akhir ini seiring dengan bertambahnya usia Alun, bapaknya berusaha untuk meningkatkan jarak tempuh gowes sepeda. Kami pun diajak bersepeda ke Kawasan Lanud Halim Perdanakusumah. Jika dikalkulasi, jaraknya kurang lebih 6,5-7 kilometer dari rumah kami. Sudah dua kali kami bersepeda ke Halim.
Kawasan Halim sendiri memang sudah lama digunakan oleh masyarakat umum untuk berolahraga. Walau merupakan area milik TNI AU, namun masyarakat bebas menggunakannya untuk aneka aktivitas olahraga pada hari Sabtu dan Minggu. Tentunya tanpa mengurangi prosedur penjagaan oleh Polisi Militer TNI AU di pos-pos tertentu. Kami pun tak ketinggalan mencoba ke sana dengan bersepeda.
Untuk mengurangi akses yang terlalu banyak melewati jalan raya, kami mengambil rute blusukan. Mencari jalan lewat kampung-kampung agar dapat sampai ke pinggiran Kawasan Halim sampai akhirnya bisa masuk ke sana. Kami melewati jembatan, jalan tanah, serta terowongan di kolong Tol Jakarta-Cikampek. Jika menemui spot bagus, tak lupa kami berhenti sejenak untuk berfoto.
Begitu sampai di area Halim, jalannya sudah aspal semua namun konturnya beraneka ragam. Terkadang turunan, lalu tanjakan yang lumayan membuat kaki lelah mengayuh sepeda. Kalau sudah begini, biasanya kami berhenti sejenak untuk istirahat. Serunya di dalam area Halim, kita bersepeda mengelilingi landasan udara. Jadi pemandangannya adalah pesawat lepas landas dan mendarat dari kejauhan. Bahkan ada satu spot tikungan di mana kita bisa mendengar pesawat mengambil tenaga penuh untuk melesat terbang. Suaranya keras mengerikan dan memekakkan telinga padahal tikungan tersebut jauh dari area landasan. Selain itu, sudah tentu pemandangan berupa markas aneka kesatuan di TNI AU juga bisa kami lihat. Ada markas yang di depannya berdiri prototype pesawat tempur, markas yang di depannya mempunyai radar raksasa, ada pula markas tempat prajurit berlatih bermcam-macam halang rintang, dan lain-lain.
Selain ke Halim, Alun juga pernah diajak bapaknya bersepeda di pinggiran Kali Malang. Di situ banyak alat berat parkir sebab pembangunan jalan tol Becakayu memang belumlah rampung 100%. Alun senang dan tak lupa minta foto jika melewati area tersebut.
Walau blusukan, kami tidak bisa 100% terhindar dari jalan raya besar. Memang ada kalanya menuju ke satu tempat tidak ada pilihan jalan kecuali jalan raya. Mau tidak mau Alun pun ikut melintas di kawasan padat kendaraan bermotor tersebut. Formasi yang selalu kami lakukan adalah bapak di posisi terdepan -menjadi leader- yang sekaligus memberi aba-aba kapan akan belok ke kiri atau kanan, termasuk memberi tanda kepada kendaraan bermotor di belakang kami agar memberikan jalan. Alun di posisi tengah, lalu saya di posisi paling belakang. Dengan formasi ini, Alun tetap dalam pantauan. Sementara adiknya masih belum bisa naik sepeda roda dua, biasanya dibonceng oleh bapak.
Mengajak anak bersepeda baik -blusukan maupun di jalan raya- adalah untuk mengasah rasa percaya diri dan keberanian. Terutama sekali keberanian berada di jalan raya besar. Selain itu, memberi pengalaman dan latihan bagi panca indera anak kita. Sepanjang jalan, ia akan melihat aneka ragam keadaan dan suasana. Di sekolah pun, sudah tentu ia punya banyak cerita untuk dibagi dengan teman-temannya yang belum tentu punya pengalaman yang sama.
Di sisi lain, selain wajib menjaga keselamatan anak, sudah tentu kita juga harus menyesuaikan jarak tempuh bersepeda dengan usia anak. Jangan bersepeda ke lokasi yang terlalu jauh, karena fisik dan speed anak belum tentu bisa sekuat Mama dan Papa yang sudah dewasa.
Urban Mama dan Papa suka gowes bersepeda bersama si kecil juga? Yuk berbagi ceritanya!
Wii seru banget mba Imel.
Keren banget Alun berani lewat jembatan bambu gitu.
Iyaa...blusukan ternyata asik mbak. Hehe...Alhamdulilah anaknya pede nyebrang, gak takut.
Hai mas Udhien, iya seru gowes blusukan begini. Jembatan bambu ini memang mesti dilewati perlahan-lahan hehe.....Tapi setiap hari masyarakat sekitar jembatan ini lalu lalang pakai motor juga kok. Insya Allah kuat jembatannya :)
Kayaknya seru acara gowes barengnya! Yang nyebrang jembatan agak-agak ngeri ya, soalnya lewat jembatan bambu :)