Jalan-jalan ke Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah

Imelda Sutarno A working mom with two gorgeous krucils. Suddenly love the outdoor recreations as an impact of married with her scuba diver husband, Bambang. Take the kids from beach to the hill, from forest to the waterfall, will always give her (and her husband) joy and enthusiastic. Cooking isn’t her middle name but always trying to give her family the best food that she can. Now she lives in Jakarta.

Libur Lebaran bulan Juni 2019 lalu kami tidak mudik ke Yogya. Selama musim liburan, kami manfaatkan jalan-jalan dalam kota Jakarta saja. Salah satu tujuan wisata yang kami kunjungi adalah Museum Transportasi di Taman Mini Indonesia Indah.

Harga tiket masuk ke museum ini hanya Rp5.000,00 per orang. Dari luar, tampilan gedung museumnya bagus. Arsitektur bangunannya tidak biasa. Luasnya mencapai 6,25 hektar. Dalam area seluas ini, semua alat transportasi baik darat laut maupun udara ditampilkan baik dalam bentuk replika maupun ukuran sebenarnya.

Sebelum masuk ke pintu masuk gedung, kita akan melihat ada menara suar yang dibangun tahun 1879 dan dulunya dioperasikan di Kepulauan Natuna.



Di samping kiri dan kanan gedung adalah area untuk memajang aneka wujud asli berbagai alat transportasi, mulai dari helikopter milik BASARNAS, aneka lokomotif dan kereta api uap zaman kolonial, pesawat Garuda Douglas DC9-32 Series, aneka bis kota yang legendaris, taksi Bluebird keluaran pertama, sampai kapal dan lampu navigasi pun ada. Bahkan peti kemas dalam ukuran sebenarnya juga ada di sini.

Masuk ke dalam gedung, di ruang pamer lantai 1 pengunjung disuguhi dengan aneka replika alat transportasi yang disimpan dalam kotak-kotak kaca, dan juga aneka maket mulai dari maket pelabuhan, bandara, dan lain-lain.

Naik ke lantai 2, bangunan dibagi dalam 3 anjungan yaitu Anjungan Transportasi Darat, Laut dan Udara. Di anjungan udara sendiri, nyata disponsori oleh Garuda Indonesia sebagai salah satu maskapai penerbangan terbesar di Indonesia. Sebagian besar benda yang dipamerkan di bagian ini adalah produk Garuda, mulai dari perjalanan sejarahnya replika berbagai pesawatnya, kostum pramugari dari tahun ke tahun, dan masih banyak lagi.

Di anjungan laut, kita bisa melihat aneka perahu tradisional Indonesia dan replika kapal laut. Perahu karet dan sekoci pun turut dipamerkan. Di anjungan darat, mulai dari dokar, becak, sepeda onthel, bahkan gerobak pun dipamerkan di area ini.

Tersedia pula kereta kayu keliling yang bisa dinaiki pengunjung dengan membayar tiket tambahan. Kereta tersebut rutenya hanya berkeliling sepanjang rel di area halaman museum saja. Sebetulnya kereta ini sepintas adalah kereta uap karena klaksonnya khas sekali, namun ada info yang mengatakan bahwa penggerak utama kereta justru adalah aki.

Selain kereta keliling, pengunjung juga bisa masuk ke dalam pesawat Garuda Douglas DC9-32 Series. Dengan membayar tiket tambahan Rp5,000 kita bisa masuk ke kokpit dan kabin pesawat. Sayang arena ini dibuka hanya Sabtu dan Minggu sementara kami berkunjung ke sana hari Senin.

Bagi yang senang berselfie-ria, museum transportasi ini cocok karena menyajikan banyak spot menarik dan legendaris untuk berfoto. Tidak perlu takut juga jika tiba-tiba lapar atau haus. Di gerbang keluar museum yang letaknya sejajar dengan gerbang masuk, ada tukang mie ayam bakso dan es cincau yang mangkal. Tersedia kulkas yang dipenuhi minuman dingin juga. Tinggal siapkan uang yang banyak untuk jajan ya, Urban Mama.

Terbersit pertanyaan, mengapa harga tiket Museum Transportasi ini murah namun begitu well maintained? Benar-benar terawat, lho! Saat kami berkunjung ke sana, ruangan begitu bersih dan di sana-sini nampak banyak petugas yang tengah membersihkan aneka replika alat transportasi, membersihkan kaca bangunan, menyapu halaman luar, dan petugas keamanan yang sigap patroli. Toiletnya pun bersih. Saya pun mencoba mencari info. Rupanya, Kementerian Perhubungan memang benar-benar serius merawat museum ini. Menggandeng beberapa BUMN di bidang transportasi seperti Garuda Indonesia dan Kereta Api Indonesia, Kemenhub berkomitmen untuk terus melestarikan dan terus mengembangkan keberadaan Museum Transportasi. Karena tentunya butuh anggaran, Kemenhub tidak segan mengajak BUMN-BUMN tersebut untuk menggandeng pihak swasta. Kementerian juga tetap berkomitmen untuk terus menambah koleksi di museum, misalnya yang sebentar lagi akan menghiasi ruang pamer yaitu kendaraan umum MRT. Tekad Kemenhub adalah setiap alat transportasi baru wajib ada replika atau miniaturnya di museum ini.

Untuk Urban Mama yang masih bingung mau memanfaatkan waktu liburan, ayo ajak si kecil datang ke sini. Belajar sejarah alat transportasi sekaligus foto seru-seruan. Jangan lupa baterai dan memori ponsel harus penuh supaya puas berselfie-ria. Yang terakhir, ingatlah untuk selalu menjaga kebersihan selama berada di museum, ya!

0 Comments