Kado Spesial Kebanggaan Mama

Sekitar dua tahun yang lalu, sebelum saya hamil, hidup saya rasanya kurang fokus. Saya melakukan apa yang ingin saya lakukan tanpa berpikir panjang.  Tapi sejak hamil, semua berubah. Saya belajar lebih bertanggung jawab pada diri saya dan calon bayi yang ada di rahim saya.

Sembilan bulan berlalu baik-baik saja, sampai waktunya saya melahirkan. Alhamdulillah pada tanggal 17 Mei 2009 melalui persalinan normal, Tuhan memberikan anugerah terindah yang sangat amat sempurna. Bayi laki-laki sehat yang kemudian diberi nama Gilby Maleeq Jibrani.

Cara saya mengurus bayi sempat diragukan oleh banyak pihak, termasuk ibu mertua saya. Sehingga bertambahlah baby blues saya. Tetapi saya terus berdoa dan berpikir positif. Yang ada di benak saya saat itu, yang penting ASI keluar dulu deh, masalah bisa nggak bisanya ngurus anak belakangan. Karena nanti juga terbentuk sendirinya.

ASI pun lancar, dengan derasnya mengalir. Sehingga Gilby selalu mandapatkan ASI yang cukup banyak.

Pada bulan November 2009 lalu, saya berulang tahun ke 21. Memang tergolong masih sangat muda sebagai seorang ibu. Pada hari itu, Gilby (3 hari menjelang ulang bulan yang ke 6 dan masih ASI eksklusif), mengikuti lomba bayi sehat di bilangan Jakarta Selatan. Ada 67 bayi dan balita dari umur 0 – 3,5 tahun. Lomba itu sendiri melalui 3 tahapan, yaitu:

1. Timbang berat & ukur panjang bayi.


2. Tes motorik bayi oleh dokter.


3. Wawancara ibu oleh ahli tumbuh kembang anak.

Dan setelah melaui 3 tahapan tersebut, kini saatnya kami menunggu pengumuman pemenang. Sekitar 1 jam berlalu (nomor peserta Gilby 64, jadi tidak terlalu lama menunggunya). Tibalah pengumuman pemenang, MC naik ke atas panggung, menyebutkan pemenang harapan 3, 2, 1, dan juara 2, 1. Tidak  satupun saya dengar dia menyebutkan nomor 64. Saya dan suami sudah mengambil ancang-ancang untuk segera meninggalkan tempat itu dan pulang. Saatnya pengumuman pemenang juara 1 lomba bayi sehat.

"Daaaan pemenangnya adalah nomor...64! Gilby Maleeq Jibrani!".

Itu kan anak saya! ujar saya dalam hati. Saya dan suami hanya saling memandang dengan raut muka bingung, kaget, percaya tidak percaya, dan pastinya... bahagia! Kami pun bergegas naik ke atas panggung dengan wajah sumringah, saat piala dan hadiah lainnya say terima, saya merasa "wow! is this for real?" sambil seraya senyum ketika suami memotret kami.

Alhamdulillah, Terima Kasih ya Allah atas kado ulang tahun terbaik dan terindah yang telah Engkau berikan pada kami. Ucap saya dalam hati, terus bersyukur.

Hadiah uang tunai yang Gilby punya menjadi setoran awal asuransi dana pendidikan. Yang suatu hari nanti akan terpakai untuk biaya sekolahnya.

Dan saya akan bilang sama dia, "Gilby, ini kamu bayar sekolahnya pakai uang sendiri lho! Kamu memang hebat! Kebanggaan orang tua".