Mampir Sejenak di Pantai Menganti

Imelda Sutarno A working mom with two gorgeous krucils. Suddenly love the outdoor recreations as an impact of married with her scuba diver husband, Bambang. Take the kids from beach to the hill, from forest to the waterfall, will always give her (and her husband) joy and enthusiastic. Cooking isn’t her middle name but always trying to give her family the best food that she can. Now she lives in Jakarta.

Setiap kali pulang mudik ke Kulonprogo, Yogyakarta, kami sekeluarga selalu memilih lewat jalur pantai selatan (pansela) dibanding pantai utara (pantura). Hal ini dikarenakan jalur pansela lebih menjanjikan aneka pemandangan yang menyegarkan mata. Mulai dari sawah ladang, perbukitan, sungai, sampai laut/pantai. Jika menyusuri pansela, kami selalu melewati daerah Kebumen yang memang terkenal dengan wisata aneka pantainya. Begitu banyak kawasan pantai yang setiap tahun dibuka oleh Pemda setempat, dan membuat wisatawan memiliki banyak alternatif pilihan untuk berlibur.

Salah satu yang kemarin kami kunjungi adalah Pantai Menganti. Lokasi tepatnya berada di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kebumen-Jawa Tengah. Sembari lewat untuk pulang ke arah Jakarta, kami sempatkan mampir sejenak di pantai ini.



Mengapa penasaran ingin ke sini? Sebab pantai ini terletak nun jauh di bawah tebing karst yang berdiri begitu tinggi dan gagah dengan sudut 90 derajat (tegak lurus). Sampai di bibir pantai, kita merasa sangat kecil. Untuk perbandingan, saya mencoba memotret dengan menggunakan mobil sebagai objek perbandingan dengan tebing seperti ini.



Untuk menuju pantai Menganti sendiri, kita harus melewati jalan berkelok-kelok, dari atas bukit. Kondisi jalan untuk kendaraan bermotor sudah beraspal bagus. Petugas pun disiagakan di banyak titik untuk membantu pengendara mengarah ke bibir pantai yang kelokannya lumayan ekstrim. Harga tiket masuk per orang (dewasa) hanya Rp12.500,00 dan itu sudah termasuk biaya parkir gratis di dalam kawasan pantai plus asuransi Jasaraharja. Saat kami ke sana petugas tidak mengenakan biaya untuk Alun dan Lintang, hanya saya dan suami saja.

Pantai ini awalnya adalah tempat pelelangan ikan. Tidak heran di salah satu spot pantai, terdapat begitu banyak perahu nelayan berjejer. Tahun 2011, Pemda Kebumen akhirnya meresmikannya menjadi salah satu tempat wisata umum yang dilengkapi dengan banyak fasilitas mulai dari aneka kedai penjual makanan minuman, toilet, musholla, dan spot untuk selfie.



Banyak tempat lain yang berada dalam kawasan ini seperti Tanjung Karangbata yang memiliki mercusuar dan Tebing Bidadari. Namun karena keterbatasan waktu, kami hanya bermain di bibir pantai, tidak berkunjung ke mana-mana.
Ombak di Pantai Menganti juga baik digunakan untuk olahraga surfing. Saya menemukan salah satu papan petunjuk yang berisikan informasi kelas surfing. Sayang saya lupa memotretnya.  



Mendampingi anak bermain air laut di pantai ini tentu harus mengutamakan kewaspadaan. Terutama karena pantainya adalah pantai karang. Jadi wajib hati-hati jangan sampai kaki anak tertusuk karang atau benda laut tajam lainnya. Selain itu tetap harus mewaspadai aktivitas ombak laut Selatan yang terkenal besar karena berhubungan langsung dengan Samudera Hindia. Patuhi rambu dan petunjuk yang telah disediakan petugas agar tetap selamat.



Jika tahun depan mudik lagi, ingin juga mencoba masuk ke kawasan wisata pantai lain di sepanjang Kebumen. Yuk main ke pantai, Urban Mama! 

2 Comments

  1. avatar
    Cindy Vania June 29, 2018 11:07 am

    Pantai Menganti cakep, karangnya banyak banget :))
    Kayaknya butuh effort ya mbak buat ke pantai inim

    1. avatar
      Imelda Sutarno June 29, 2018 11:11 am

      iya berkarang begitu mbak Cindy. Effortnya lumayan karena belok2 nurunin bukit. Mirip kayak mau ke Klayar-Pacitan gitu hehe. Yuk ke sana mbak :)

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .