Membantu Anak Mengembangkan Minat dan Bakat

Masih ingat dengan tulisan saya sebelumnya yang berjudul Menemukan dan Mengembangkan Bakat Anak? Ketika kita sudah menemukan bakat anak, ada pertanyaan lain yang menjadi PR lebih besar bagi kita sebagai orangtua:

Apakah orangtua berani mengembangkan bakat anak dengan segala konsekuensinya? Atau malah cuma mengarahkan anak ke profesi yang dianggap aman oleh orangtua?

Menohok sekali, memang.

Alhamdulillah, saya memiliki suami yang mempunyai visi dan misi yang sama dalam membesarkan anak-anak kami. Semampu kami, sekuat tenaga kami, maka kami akan mendukung 110% kegiatan anak yang positif dan sesuai dengan minat bakat mereka. Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk menelusui minat dan bakat anak:

  1. Observasi minat anak
  2. Gali informasi dengan bertanya pada anak
  3. Penuhi kebutuhan anak
  4. Cari mentor
  5. Ajak anak ke lingkungan yang sesuai dengan minat
  6. Cari role model
  7. Selalu SIAGA (siap-antar-jaga) dengan kegiatan yang mendukung bakatnya


Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, kami menemukan bahwa Fayra, anak kedua kami, memiliki minat di bidang fashion di usianya yang saat itu baru 7 tahun. Kami berhentikan Fayra dari kursus digital drawing, namun sebagai gantinya kami memasukan Fayra ke sekolah fashion design khusus anak. Selama 3 tahun terakhir ini kami fokus untuk mendampingi Fayra dalam mengasah dan mengembangkan minatnya di bidang Fashion. Bagaimana hasilnya?

  • Coretan Fayra meningkat tajam

Dalam berpakaian pun, Fayra sudah bisa padu padan sesuai dengan gaya yang ia suka. Kalau mulai kehabisan ide, Fayra akan membuka lemari saya. Tidak lama akan terdengar suara dari mulutnya, “Maaa... baju yang ini udah gak mama pake lagi kan?

Fayra juga percaya diri ketika diberi tugas sebagai fashion stylist. Fayra memilih Hana Tajima sebagai fashion icon-nya dan meminta tolong Farah, teman sekolahnya, untuk menjadi modelnya.

Fayra dengan tekun mengerjakan semua tugas dari sekolah fashion-nya, salah satunya membuat rok dengan pacthes dari kain belacu yang digambar sendiri olehnya. Kalau sudah asyik, Fayra suka lupa waktu. Rok ini dikerjakan Fayra sampai jam 11 malam saat libur sekolah.

Fayra juga pernah membuat kain sendiri dengan teknik design jumputan atau bahasa kerennya tie dye. Fayra melakukan sendiri dari mulai memilih warna, melakukan teknik pewarnaan dengan menggunakan kelereng dan stik es krim yang diikat, mencelupkan kain ke warna, mendesign kain jumputan tersebut sampai mewujudkan pakaian sesuai dengan ukuran badannya.

Beberapa coretan Fayra sudah diwujudkan dalam bentuk pakaian yang digunakannya sendiri, dengan membawa kain dan rancangan bajunya ke tukang jahit yang tidak jauh dari rumah kami.

Selain lembaran kain yang saya belikan ketika mengantar Fayra ke toko kain, ada beberapa pakaian yang Fayra buat dengan kain yang diberikan oleh tetangga atau saudara kami. Kebetulan saya suka mengunggah kegiatan Fayra di sosial media, membuat tetangga dan saudara kerap memberikan hadiah berupa lembaran kain untuk Fayra.

 

  • Fayra membuatkan design serupa untuk mama

Tidak hanya untuk dirinya, Fayra juga suka meminta saya menggunakan pakaian senada ketika berpergian. Ketika membeli kain, Fayra suka meminta lebih karena sengaja mau dibuat seragam dengan mama. Dia yang mengatur bentuk dan design-nya, saya tinggal pakai saja.

Tapi Fayra semangat sekali ketika teman dekatnya, Aifa, meminta design pakaian untuk digunakan saat konser piano di sebuah mall besar. Mungkin karena Fayra paham sekali karakter temannya, lebih mudah untuknya membayangkan design pakaian seperti apa yang cocok untuk Aifa. Bahkan mereka pergi ke toko kain dan ke tukang jahit bersama untuk mewujudkan design tersebut.

Tahun 2016 kemarin Fayra menerima Student Of The Year Awards di sekolahnya. Nilai rapor tahun itu diajukan ke kantor papanya. Alhamdulillah Fayra lolos seleksi dan berhak menerima beasiswa. Sesuai janji papanya, uang tersebut kami belikan mesin jahit untuk Fayra.

Saat acara Culture Day di sekolahnya bulan April lalu, Fayra menjahit sendiri 12 lembar kain yang akan digunakan sebagai seragam untuk wali kelas dan 11 murid perempuan di kelas Fayra.

 

  • Fayra bisa menghadiri Fashion Show

Saya pernah menerima undangan fashion show di acara Jakarta Fashion Week dari seorang teman yang mengetahui kalau Fayra suka dengan fashion. Sayangnya di undangan tertulis bahwa yang hadir harus berusia di atas 12 tahun. Mungkin untuk acara pagelaran busana, panitia lumayan ketat membatasi usia pengunjung untuk menjaga ketertiban acara. Mungkin karena tempat dibuat gelap, sorot lampu fokus pada peragawati yang menampilkan karya perancang busana ternama, dan musik pengiring yang lumayan keras, khawatir anak-anak kecil belum terbiasa dan suara tangis anak kecil akan sangat menganggu jalannya acara. Dengan sangat kecewa Fayra tidak bisa hadir ke acara tersebut.

Ketika Fayra mendapat kesempatan menyaksikan pagelaran busana, dengan khusyuk Fayra memperhatikan setiap detil acara. Terlihat sangat menikmati dan beberapa kali melemparkan komentar tentang design dan aksesoris yang digunakan oleh para model mulai dari jilbab sampai sepatu mereka.

Berkat anak kecil ini, saya bisa merasakan duduk di barisan VIP di salah satu show Muslim Fashion Festival. Kalau tidak untuk mendampingi Fayra, mana mungkin saya kepikiran untuk datang ke acara fashion bergengsi seperti ini. Saya yakin Fayra belajar banyak hal dari acara ini. Sungguh merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk Fayra. Semoga suatu hari nanti saya bisa duduk dan nonton di barisan yang sama yang menampilkan hasil karya Fayra.

 

  • Fayra terpilih sebagai salah satu duta kampanye digital yang mengusung tema Kebangkitan Teknologi dalam rangka Hari Teknologi Nasional

Seorang teman saya yang bekerja di Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengikuti akun instagram Fayra. Beliau menghubungi saya melalui Whatsapp, meminta ijin saya untuk mencalonkan Fayra sebagai salah satu duta kampanye digital yang mengusung tema Kebangkitan Teknologi dalam rangka Hari Teknologi Nasional. Setelah mengirimkan CV yang berisi data diri dan daftar prestasi, Fayra juga melalui proses wawancara.

Alhamdulillah Fayra diberikan kepercayaan untuk menjadi salah satu duta kampanye digital Kemrisdikti di Hari Teknologi Nasional. Saya pun terpana melihat foto Fayra bersanding dengan sederet nama besar yang sangat terkenal di negeri ini.

 

Sekai lagi, saya dan suami tidak percaya produk instan, apalagi dalam membesarkan dan mendidik anak-anak. Menyediakan sarana bagi mereka dalam meraih cita-citanya adalah salah satu tugas besar sebagai orangtua. Saya berharap prestasi dan buah karya Fayra akan terus mengalir hingga membawanya menjadi seorang fashion designer sesuai dengan minat dan bakatnya.

6 Comments

  1. avatar
    Wardhanie Danie May 28, 2017 2:16 pm

    Wow.. Luar biasa..

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Cindy Vania May 25, 2017 1:36 pm

    Fayra keren bangeet! Mba De dan pak suami juga nggak kalah kerennya!
    Tulisannya sangat-sangat menginspirasi :)

    Sukses terus ya Fayraa..

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    dieta hadi May 25, 2017 1:06 pm

    Fayra kamu keren banget! setuju banget mbak de, kita memang harus melihat potensi anak, bukan hanya keinginan kita sebagai orangtua, ah senangnya pasti jadi Fayra yg orangtuanya keren banget ngedukung minatnya

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Gabriella F May 24, 2017 10:14 am

    Menginspirasi sekali ceritanya De... selalu suka mengikuti perkembangan Fayra. Memang di balik anak-anak yang berprestasi ada orangtua yang gak kalah sibuknya ya... harus siaga dan gak boleh mengeluh ya, kalau kitanya malas antar-antar bagaimana anaknya mau tahan banting ya...

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    ninit yunita May 24, 2017 9:47 am

    Duuuh seneng banget deh baca cerita ttg Fayra :)
    Luar biasa mbak De yang mendukung bakat anak 110\%... karena yakin banget di setiap anak-anak yang berprestasi, ada orangtua yang menjadi supporter utama yang luar biasa. Saluuut!

    Semoga Fayra makin sukses dan tercapai cita-citanya yaaa...

    1. avatar

      As .