Melahirkan di Omni Hospital Pulomas
Sepuluh tahun yang lalu saat mengandung anak pertama, saya dengan mudah menentukan pilihan untuk memeriksakan kandungan kepada dokter spesialis obstetri dan ginekolog di Omni Hospital-Pulomas.
Dulu, almarhum papa mertua pernah mendapatkan pertolongan pertama saat terkena stroke sehingga harus dilakukan bedah syaraf di kepala dan dokter di rumah sakit Omni Hospital ini sangat sigap dalam menolong beliau. Hal inilah yang memantapkan saya dan suami untuk memeriksa kandungan dan memilih Omni Hospital Pulomas sebagai rumah sakit saat persalinan pertama.
Saya kembali mengunjungi Omni Hospital Pulomas 2,5 tahun yang lalu untuk memeriksakan keluhan sakit di perut kiri bawah yang ternyata memang ada mioma. Namun yang tak disangka dan bikin kaget adalah saya juga ternyata hamil kembali setelah putra sulung saya berumur 7 tahun.
Sempat kami mencoba opsi rumah sakit lain untuk kontrol kehamilan kedua, namun lagi-lagi saya merasa lebih nyaman untuk kontrol kandungan dengan dr. Caroline Tirtajasa, SpOG. Dokternya ramah, pro partus normal, bersedia dihubungi lewat whatsapp untuk bertanya hal-hal yang darurat dan rumahnya dekat dengan Omni Hospital membuat saya memantapkan hati untuk melahirkan anak kedua di rumah sakit ini.
Kondisi ruang observasi dan tindakan partus normal Omni Hospital masih sama seperti pertama kali saya melahirkan di sini. Bedanya saat kelahiran Darren, saya tidak perlu bermalam di ruang observasi dan langsung pindah ke ruang rawat inap sehabis melahirkan. Sedangkan saat melahirkan Dre, saya terpaksa bermalam di ruangan ini karena harus menjalani transfusi darah akibat Hb yang tidak kunjung membaik kala hamil sampai melahirkan.
Bicara soal jarak yang dekat antara rumah dokter obgyn ke rumah sakit, lagi-lagi penting sekali karena saya dua kali pula mengalami pembukaan sempurna dengan jarak waktu yang sebentar. Saat melahirkan Darren, hanya butuh 9 jam saja dari keluar flek, pembukaan, sampai melahirkan. Untuk Dre, saya menghabiskan waktu 12 jam sejak flek, pembukaan, sampai melahirkan. Suster di rumah sakit ini pun sangat perhatian, bahkan suster jaga ruang observasi berkali-kali memastikan tidak ada penolakan dari tubuh saya terhadap transfusi darah tersebut. Dre juga menjalani IMD sesaat setelah lahir sebelum dibersihkan dan dilakukan tes APGAR serta pengukuran lainnya seperti berat badan, lingkar kepala, dan panjang badan.
Setelah saya sudah diperbolehkan untuk pindah ruangan dari ruang observasi ke ruang rawat inap, saya menginap di ruangan kelas II yang berisikan 3 tempat tidur selama dua hari dan satu malam. Karena OMC bukan merupakan rumah sakit khususu ibu dan anak, maka ruang rawat inap cenderung sepi. Tetapi itu justru menguntungkan karena saya merasa lebih nyaman kalau ada yang datang menjenguk, tidak perlu merasa sungkan kalau sampai menimbulkan kegaduhan di dalam ruang rawat inap.
Walau bukan rumah sakit khusus ibu dan anak, Omni Hospital menganjurkan rooming in sehingga ibu bisa sesering mungkin menyusui bayi. Omni Hospital juga pro ASI, terbukti Dre tidak diberi cairan apa pun selain ASI saat baru lahir sampai diperbolehkan pulang ke rumah.
Total biaya persalinan normal dengan perawatan kelas II yang saya jalani pada September 2015 lalu adalah kurang lebih sebesar Rp12.000.000,-. Bagi Urban mama yang masih menentukan pilihan dokter serta rumah sakit saat hamil sampai melahirkan nanti, bisa mencari informasi lebih lengkap mengenai rumah sakit ini.
Omni Hospital
Jalan Pulomas Barat VI No. 20, Jakarta Timur 13210
Telepon: (021) 2977 9999
www.omni-hospitals.com
Saya sedang rutin kontrol ke dr caroline, jadi tenang mengetahui dr caroline pro normal padahal beberapa bidang keahliannya berkaitan dengan surgery. Makasih mom
Kak mau nanya, kalo konsul awal di Omni kira kira berapa ya? Untuk obgyn
halo martina, konsul awal di Omni sekitar Rp350ribu untuk jasa dokter. Ditambah peralatan USG, biaya administrasi dan vitamin mungkin mencapai Rp500ribu. USG juga tidak harus dicetak apabila perkembangan janin sehat. Semoga menjawab dan sehat sehat terus selama kehamilan ya :)
Hai... saya skrg sudah 31wk dan kontrol dgn dr caroline tirta, beliau jadi pro normal ya?
saya pikir beliau pro cesar, karena kan dokter terkenal dan ramai.. Jadi tenang kalau ternyata dokter caroline pro normal :)
Halo Amanda, iya dr. Caroline sangat pro normal. Bahkan saat kehamilan anak pertama saya menderita plasenta previa, beliau masih menunggu sampai kemungkinan plasenta bergeser dan bersyukur pada usia kandungan 7 bulan, plasenta sudah bergeser sehingga saya dapat melahirkan normal.
Sedangkan anak kedua, karena saya pernah jatuh dan tulang vagina cedera saya sempat galau mau melahirkan normal atau caesar.
Namun beliau meyakinkan kalau bisa dicoba untuk normal kenapa harus caesar.
Semoga proses melahirkan lancar, cepat pulih dan bayi pintar menyusu ya :)
Hallo mbak. Boleh tau kemarin minta utk IMD dan rooming in apakah ke dokter kandungan atau ke dokter anak. Dan apakah kemarin udah nge-tag dokter anak atau dipilih oleh RS nya?
Saya juga mau jadikan omni (dan dr. Caroline) sbg referensi lahiran mbak.
Boleh infonya yaa.
Tks mbak Honey.
untuk permintaan IMD dan rooming in bisa langsung ke dokter kandungan.
Untuk dokter anak dipilihkan oleh RS.
Semoga proses melahirkannya lancar, segera pulih dan bayi pintar menyusu ya :)
terlihat nyaman tempatnya mba hon :)
Hai Sifa, iya nyaman dan sepi jadinya berasa kayak nginep di VIP padahal kelas 2 :)