Membangun Kemandirian Anak Dengan Berbelanja di IKEA
Salah satu alternatif tempat untuk mencari home furnishing favorit saya adalah IKEA, yang berasal dari Swedia. Sejak sebelum menikah, saya sudah menyukai IKEA sampai saya mengoleksi katalognya. Desain produk yang bagus, simple, fungsional, dan dengan harga serendah mungkin membuat saya jatuh cinta! Tahun 2007 suami ditempatkan di Singapura dan beberapa home furnishing kami dapatkan di IKEA. Mulai dari sofa, rak buku, hingga mainan anak.
Suami dan anak sulung saya yang saat itu berumur 10 bulan, sedang merakit mainan dari IKEA.
Maka ketika tahu IKEA hadir di Indonesia pada bulan Oktober 2014, saya sangat antusias! IKEA menjadi tujuan favorit keluarga saat akhir pekan. Biasanya saya pergi dari rumah pukul 9.00 sehingga saat tiba di IKEA, kami langsung sarapan di restoran IKEA yang buka pukul 09.30.
Satu hal yang paling saya suka dari IKEA adalah konsep "Do-It-Yourself" (DIY). Konsep berbelanja ini telah dikenal di 365 toko IKEA di 47 negara di dunia. Sebagai orangtua, saya melihat konsep ini sangat bagus bagi anak-anak karena menyenangkan sekaligus melatih kemandirian mereka.
Restoran IKEA juga menerapkan konsep DIY. Pelanggan dianjurkan untuk membersihkan meja. Anak-anak mengembalikan perangkat makan dan baki ke tempat yang telah disediakan sehingga pelanggan berikutnya dapat menggunakan meja tersebut. Menurut saya ini adalah latihan disiplin yang sangat baik untuk anak-anak agar mereka terbiasa membersihkan meja makan setelah makan di rumah dan di tempat makan lainnya.
Setelah makan, kami segera ke showroom untuk melihat-lihat produk. Konsep DIY sudah terasa ketika kami memasuki showroom IKEA, kami dapat menggunakan daftar belanja yang disediakan IKEA. Saya biasanya meminta anak bungsu saya (kelas 1 SD) untuk menulis daftar belanja, melatihnya untuk menulis.
Kebetulan saya membutuhkan rak buku dan meja makan. Berhubung tinggal di apartemen, saya memilih warna putih agar ruangan terlihat lebih luas karena pandangan tidak terblok. Jadi saya memutuskan untuk membelinya di IKEA. Di showroom saya mendapati rak buku seri BILLY cocok dengan luas apartemen. Di label harga, kita bisa mendapatkan informasi mengenai produk. Di mana kita bisa mengambil produk, di area layanan mandiri atau di Market hall. Kita juga bisa menghubungi staf untuk bertanya mengenai produk yang akan dibeli.
Di area layanan mandiri, kami mengambil produk berdasarkan daftar belanjaan yang telah ditulis sebelumnya. Setelah membayar belanjaan di kasir, biasanya kami memberikan reward bagi anak-anak yaitu membeli es krim. Ini adalah bagian favorit anak-anak karena lagi-lagi mereka bisa melakukannya sendiri. Memasukkan koin dan mengambil sendiri es krimnya. Kami lalu pulang membawa barang belanja ke rumah. Kemasan produk IKEA yang datar membantu muatan menjadi optimal di bagasi mobil. Sampai di rumah, kami merakitnya bersama-sama.
Merakit produk IKEA bersama suami dan anak-anak itu sangat menyenangkan. Salah satu aktivitas yang seru! Kami bekerjasama untuk merakit. Saya memberitahu urutan perakitan barang sesuai petunjuk produk. Anak-anak membantu suami mengencangkan mur. Terasa sekali kedekatan emosional di keluarga kami dan ini memperkuat rasa memiliki terhadap produk yang dirakit.
Inilah penampakan rak buku BILLY yang dirakit suami dan anak-anak.
Meja makan di rumah kami menjadi meja yang multifungsi. Selain untuk makan juga menjadi meja tempat kami beraktivitas bersama. Tempat saya menulis dan anak-anak mengerjakan PR.
Semua anggota keluarga, termasuk anak-anak, dapat berperan untuk membuat rumah menjadi lebih baik. Dengan produk IKEA yang DIY, anak-anak sangat menjaga kondisi produk yang dirakitnya. Anak-anak berkomitmen merapikan mainan dan buku-buku, membersihkan meja setelah makan dan beraktivitas. Memang benar ya, rumah menjadi lebih menyenangkan dengan produk-produk IKEA. Waktu kami pindah ke apartemen di tahun 2010, kami membeli barang-barang yang sesuai budget kami miliki saat itu. Setelah diganti dengan IKEA, sangat terasa kualitas hubungan keluarga di rumah semakin membaik. Suasana rumah jadi lebih hangat. Perubahan-perubahan ini, saya rasakan menjadi energi positif bagi anggota keluarga sehingga kebersamaan kami makin erat.
Rumah yang sehat dan nyaman merupakan resep penting dalam menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik dan menjadikan keluarga yang lebih bahagia. Anak-anak perlu diikutsertakan dalam kehidupan rumah tangga, termasuk dalam "belanja mandiri" untuk kebutuhan rumah tempat mereka tinggal sebagai bagian dari keluarga.
Setujuuu banget rumah jadi terasa menyenangkan dengan produk Ikea, bahkan merakitnya aja bikin seneeeng krn kualitasnya bagus banget (sampe kardus2nya haha).. skrg kalo mau beli apa2 lsg browsing katalog ikea dulu, kalo nggak nyampe budgetnya mending nabung dulu :D
Ya ampun,.. lama ga buka TUM, baru sadar ketua FBI (Fans Berat IKEA) bikin artikel tentang IKEA... :) :)
setujuuu... IKEA dari mulai huntingnya (di internet), belanjanya, makanny, ngerakitnya, sampai melihat barang belanjaannya setelah dirakit, semuanya serba menyenangkan...
bantu jawab mbak Ghaida Sukmasari : alat tulis disediakan kok mbak.. :) kertas dan pensil ada di sekitar tokonya :)
teh Ninit, saya belum pernah ke IKEA jadi belum terbayang sama sekali selama ini cuma melihat webnya saja. Jadi ketika datang sudah disiapkan ya alat tulisnya? karena kan harus mencatat produk sesuai dengan gambar di atas.
Teh Ninit's Nest selalu bikin adem yg lihat deh :)
Iya, aku juga sukakkk,,,walaupun lebih suka nitip lewat jasa titip, tp masih dapet proses belajar merakit sendiri. Dan itu menyenangkan, kemarin rakit rak buku berdua suami. Seru!
Seru yaa belanja mandiri di IKEA. Lebih enak karena nggak perlu diikutin sama mas/mbak yang jaga :D
Setuju sama yang lain,rumahnya Teh Ninit cakep banget,bersih dan simple.