Memberi Pujian pada Anak

Selama bekerja di dunia pendidikan, saya mengamati kalau ternyata pujian dan memberi pujian merupakan strategi yang sangat efektif dalam classroom management saya. Dua manfaat luar biasa dari memuji perilaku positif anak yang saya perhatikan adalah berkurangnya perilaku seperti mengobrol dengan teman semeja atau melamun yang mengganggu ketenteraman proses belajar-mengajar di kelas. Manfaat lainnya adalah meningkatnya keterlibatan siswa/anak selama proses belajar-mengajar. Siswa menjadi lebih fokus mendengarkan penjelasan guru serta aktif dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan. Meningkatnya perilaku positif siswa tentunya menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan proses belajar anak di kelas.

Selain dampak di atas, pujian ternyata juga dapat memengaruhi motivasi diri, kepercayaan diri, serta rasa hormat (respect) anak. Pujian dari guru tentu saja tidak melulu berhubungan dengan keberhasilan anak di bidang akademik, tetapi juga dapat berhubungan dengan keahlian sosial anak dalam bergaul dengan teman sebaya dan guru, serta bidang-bidang lain, misalnya kerapian dan kebersihan anak, tutur kata yang sopan, serta sifat mau menolong orang lain.

Namun pujian seperti apakah yang bisa diberikan? Setelah mencoba beberapa cara, saya mendapati bahwa pujian yang mendapat respons positif dari anak didik saya adalah pujian yang efektif. Pujian yang efektif meliputi:

    • Waktu yang tepat (timing): pujian diberikan tepat setelah perilaku berlangsung. Misalnya, ketika pelajaran akan dimulai, anak sudah siap dengan buku dan alat tulis di meja, pujian yang diberikan dapat berupa “Ibu senang sekali melihat kamu sudah siap dengan pelajaran kita pagi ini. Nice, _____.”
    • Kualitas. Pujian sebaiknya diberikan dengan intonasi yang ceria atau tulus. Berilah tekanan pada perilaku positif yang baru saja dilakukan oleh anak. Pujilah usaha (effort) si anak.
    • Bervariasi. Berikan pujian yang bervariasi atau dengan kata lain tidak monoton.
    • Frekuensi. Tentukan jeda ketika memuji anak. Untuk tahap awal, pujian bisa diberikan setiap 10 menit.

Metode ini tentu dapat diterapkan di mana saja, termasuk di rumah, tempat anak berinteraksi dengan anggota keluarga. Urban mama-papa bisa mencoba memberikan pujian ketika anak berusaha bermain dengan rukun bersama kakak atau adiknya, “Mama senang melihat Kakak mau meminjamkan bonekanya pada Adik. Terima kasih ya, Kak.” Situasi lain mungkin ketika anak, baik dengan inisiatifnya sendiri maupun dengan ajakan, mau menggosok gigi sebelum tidur, meletakkan tas di tempat yang sudah ditetapkan sepulang sekolah, membuang sampah di tong sampah, menghabiskan makanan di piring, mengerjakan PR, atau mendapat nilai memuaskan di sekolah. Sekali lagi, pujilah usaha keras dan perilaku positif si anak, bukan kepintarannya. Semoga perilaku anak di rumah dan di tempat umum semakin positif karena anak merasa lebih diperhatikan dan dihargai usahanya. Silakan mencoba Urban Mama-Papa!

image credit: freedigitalphotos.net

18 Comments

  1. avatar
    fifisuri September 28, 2015 8:47 pm

    Hai, Mbak Ivana. Setuju dengan konsep reward-punishment... Mungkin bisa dijadikan topik diskusi kita selanjutnya. :) Thank you, Mbak for sharing.

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Iva Nia September 26, 2015 9:44 am

    Tfs mom fifi, selain pujian, reward-punishment juga sama pentingnya lho, tentunya disesuaikan dengan usia anak. Punishment dpt diambil dari hal hal yg sangat disukai anak, misal tidak diberi uang saku selama 3 hari, saat anak boros memperlakukan uang, dan lupa menabung. Semoga bermanfaat :-)

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Qisthi Adila September 18, 2015 9:40 am

    Oh pantas yah Mbak, rasanya jadi mood booster kalau dipuji, berasa yang dikerjakan jadi nggak sia-sia gitu :D

    Kami biasanya bilang "Waaaah Habibi pinter deh, mainannya dikembalikan ke box. Makasih ya, nak.." semacam itu Mbak, dan anaknya angkat tangan ke atas terus bilang "Ayeeeee.." hihihihihihi

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    fifisuri September 17, 2015 10:02 pm

    Hai, Mbak Qisthi. Senang sekali membaca pengalaman Mbak. Betul, mbak. Habibi bisa merasakan intonasi suara yang tulus ketika mbak memberikan pujian atas usaha yang baru saja dilakukan oleh Habibi.

    Karena salah satu "nature" manusia adalah ingin diapresiasi, cara ini juga berlaku untuk semua usia, termasuk pasangan :)

    Pengaruhnya ke kepribadian anak ke depannya adalah anak akan memiliki social skills yang baik karena mampu menghargai orang lain dan diri sendiri serta memiliki rasa percaya diri yang positif.

    Kalimat pujian yang diberikan biasanya spt apa, mbak? Thanks, ya Mbak Qisthi atas sharingnya. Seru bgt... Salam buat Habibi. :)

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    fifisuri September 17, 2015 8:40 pm

    @Eva... Thank you, Va. Wah ketemu di sini ya kita. Salam bwt keluarga yaa... :)

    1. avatar

      As .