Membuat Kesepakatan Bersama Anak Mengenai Screen Time
Di era serba digital seperti saaat ini, tentunya sulit memisahkan diri dari gadget dan alat komunikasi lainnya. Bukan hanya kita sebagai orangtua, tetapi juga bagi anak-anak kita. Karena dunia digital itu bisa dibilang dunia anak-anak kita. Di dunia yang semuanya serba dikontrol teknologi inilah nantinya mereka akan berkarya, berinovasi, bersaing dan lain sebagainya.
Lantas bagaimana jika kita membiarkan anak mengakses gadget sehingga menjadi ‘kecanduan’ ? Tentunya ini bukan seperti yang kita harapkan ya Mama. Saya sendiri lebih memilih untuk membuat kesepakatan dengan Rey mengenai waktu penggunaan gadget dan TV di rumah, dibanding melarangnya untuk mengakses gadget. Karena bagi saya, menjelaskan tujuan kesepakatan kepada anak ini lebih efektif dari pada menghindarkan anak dari paparan gadget tanpa anak tahu penyebabnya sama sekali. Ke depannya dikhawatirkan mereka akan diam-diam mengakses konten-konten yang bukan sesuai usianya.
Hari apa saja anak boleh mengakses gadget atau TV
Saya dan Rey sepakat, dari Senin sampai Jumat tidak boleh menggunakan gadget (biasanya digunakan Rey untuk nonton Youtube) sama sekali. Tapi di hari Senin sampai Jumat, Rey boleh menonon TV dari jam 6 sore sampai jam 9 malam. Salah satu hal yang saya syukuri sudah menitipkan Rey di daycare semenjak bayi adalah, Rey bisa melakukan kegiatan lain dari pagi hingga sore tanpa harus bergantung dengan TV dan gadget. Karena biasanya problem menemani anak bermain di pagi dan siang hari adalah kita kehabisan ide kreatif permainan, hingga akhirnya mengalihkan kegiatan anak ke TV atau gadget. Dan untuk hari Sabtu Minggu atau jika di tengah minggu ada libur nasional, Rey boleh menggunakan gadget untuk mengakses youtube.
Konten apa saja yang boleh ditonton
Sebelum menerapkan aturan, biasanya saya jelaskan dulu ke Rey mengenai apa yang boleh dan tidak boleh lengkap dengan alasannya. Channel di TV yang boleh diakses hanya channel anak-anak, seperti Baby TV, Disney Junior dan Nick Junior. Walaupun ada channel anak selain itu, tapi saya belum memberikan lampu hijau pada Rey. Karena saya sendiri belum ‘screening’ apakah channel lainnya ini aman ditonton atau usia Rey atau tidak. Sedangkan untuk konten Youtube, selain mengaktifkan mode Parental Control dan sebisa mungkin saya atau suami tidak meninggalkan Rey mengakses Youtube sendirian. Biasanya saya dan suami gantian duduk di sebelah Rey untuk melihat apa yang dia akses. Karena walaupun sama-sama kartun, ternyata saya pernah beberapa kali menemukan tontonan yang mengandung kekerasan dan hal-hal yang kurang pantas ditonton anak. Biasanya jika kebetulan Rey mengakses konten tsb, sebelum saya close biasanya saya jelaskan ke Rey kenapa dia tidak boleh menonton itu. Harapannya agar anak paham dan bukan diam-diam mencari tahu sendiri karena penasaran.
Batasi waktu mengakses gadget dan TV
Selain menerapkan aturan hari, saya juga menerapkan berapa lama durasi menonton. Hal ini saya lakukan agar mata Rey tidak terlalu lelah menatap layar dan kurang aktivitas fisik lainnya. Menerapkan aturan berapa lama durasi menonton ini saya lakukan di awal, sebelum saya menyalakan TV atau memberinya gadget. Karena jika kita mematikan TV atau mengambil gadget ketika anak sedang asik menonton, anak bisa marah, menangis dan kecewa dengan kita. Karena itu tidak fair. Saya biasanya memberi aturan ‘Rey boleh nonton 15 menit ya, ibu set alarm 15 menit. Nanti kalo alarm hp ibu bunyi Rey kasih tab nya ke Ibu ya’ . Dengan menerapkan aturan seperti itu anak merasa lebih fair, dan benar saja ketika alarm berbunyi Rey biasanya dengan suka rela mengembalikan gadget-nya ke saya.
Saya pernah membaca salah satu artikel yang isinya kurang lebih, bahwa ada peran kita sebagai orang tua untuk mengontrol ketergantungan anak terhadap gadget. Secara fitrahnya anak lebih suka bermain sepeda, bermain bola, robot, membangun lego dll. Terbukti ketika beberapa kali Rey cemberut mengembalikan gadget-nya, lalu saya tawari untuk main sepeda seketika wajahnya menjadi cerah dan dengan semangat berlari ke luar mengambil sepeda. Kadang ada beberapa kondisi dimana orang tua memberikan anaknya gadget agar anak duduk manis, dan kita bebas beraktivas lainnya. Padahal pengaruh buruk dari penggunaan gadget yang berlebih ini bukan hanya bisa merusak otak anak, tetapi juga fisik anak. Seperti mata yang mudah lelah dan fisik yang kurang fit karena hanya duduk atau rebahan.
Menjauhkan anak dari gadget agar tidak kecanduan bukan hal yang tepat juga, karena anak butuh tau dan juga banyak manfaat yang bisa anak ambil ketika mengakses dunia digital. Seperti untuk usia Rey, dia bisa belajar bahasa Inggris, belajar angka huruf dll. Cara yang bisa kita lakukan sebagai orang tua adalah menerapkan kontrol. Kontrol apa yang baik dan efektif untuk anak? Semua orang tua saya rasa punya tips and trick-nya sendiri. Semoga tips saya menerapkan screen time ini bisa bermanfaat untuk Urban Mama lainnya. Selamat mencoba ya Mama.
Penting banget untuk kesepakatan screen time ini, artinya mamanya juga enggak boleh pegang gadget kalau anak-anak belum bobo :)
setuju banget dengan woro kalau akan lebih baik bila kita sebagai orangtua membuat kesepakatan dengan anak dalam penggunaan gadget karena segi positifnya juga banyak. selain itu anak-anak pun akan terpapar dengan gadget jadi yang baik adalah kita dan anak-anak bisa mengatur waktu dalam menggunakannya.
thanks for sharing yaaah woro.
Betul Teh, dari gadget dan dunia gidital sebenernya banyak banget hal positif yang bisa digali. Misal anaknya suka coding, tertarik jadi content creator atau bahkan belajar editing video. Hal yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana kita mulai mengenal kan ke mereka, dan bagaimana kontrol kita sebagai orang tua agar anak tetep di track yang benar dan banyak mengambil manfaat dari dunid digital :).